Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sukabumi Terus Berharap Dibangun Kincir Angin PLTB Seperti di Belanda

Indonesia berencana menambah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), kata Jokowi seperti kincir angin di Belanda.

1 Agustus 2024 | 15.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Jokowi memperhatikan turbin kincir angin saat meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin, 2 Juli. Kekuatan PLTB ini berasal dari 30 turbin kincir angin. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia berusaha memanfaatkan potensi angin menjadi sumber listrik. Sejumlah kincir angin dan perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) telah dibangun pemerintah. Sejumlah daerah juga berharap dibangun fasilitas serupa di wilayahnya.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi misalnya, pemerintah Kabupaten Sukabumi mendukung penuh rencana penambahan kuota kapasitas PLTB.  Awalnya, kapasitas PLTB ini hanya sebesar 60 megawatt (MW), namun dengan penambahan ini, kapasitasnya akan meningkat menjadi 150 MW. 

sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. 

Dukungan ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, setelah rapat koordinasi yang dilaksanakan di Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat di Bandung pada Selasa, 6 Juni 2023. "Dengan adanya penambahan kuota ini tentunya untuk mewujudkan sumber energi terbarukan dan memenuhi kebutuhan listrik khususnya di Kabupaten Sukabumi," ujar Ade yang dikutip dari Antara

Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah mendukung rencana pembangunan PLTB ini sejak awal, terutama di wilayah Kecamatan Ciemas. Penambahan kuota kapasitas ini juga diajukan oleh pihak kontraktor, PT UPC Renewables Indonesia, yang menunjukkan komitmen terhadap pengembangan energi terbarukan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu atau PLTB di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Provinsi Sulawesi Selatan, pada Senin 2 Juli 2018. Pembangkit ini merupakan PLTB terbesar di Indonesia.

PLTB Sidrap memiliki 30 kincir angin dengan tinggi tower 80 meter. Panjang baling-balingnya 57 meter dan masing-masing menggerakkan turbin berkapasitas 2,5 MW. Total kapasitas yang dihasilkan oleh 30 turbin mencapai 75 MW.

Banyaknya kincir angin ini sempat membuat Jokowi berseloroh bahwa dirinya merasa sedang berada di Negeri Kincir Angin, Belanda. "Tadi saya merasa ini kayak yang banyak seperti ini di mana? Kok serasa di Belanda gitu. Kayak di Eropa, tapi kita di Sidrap," ujar Presiden yang sontak membuat semua yang hadir tertawa, seperti dilansir keterangan tertulis dari Biro Sekretariat Presiden, Senin, 2 Juli 2018.

Melihat baling-baling di PLTB Sidrap yang berputar semua, Jokowi merasa pembangunan ini sesuai dengan sumber daya yang tersedia. "Saya lihat baling-balingnya muter semuanya, artinya angin di sini lebih dari cukup," katanya.

Selain memiliki kekayaan alam yang melimpah, Indonesia pun mempunyai potensi yang besar untuk energi baru terbarukan (EBT). Energi terbarukan ini juga merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan. Salah satu energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia ialah angin.

Angin ini didefinisikan sebagai udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara rendah ke suhu udara tinggi, yang terjadi akibat pemanasan matahari terhadap atmosfer dan permukaan bumi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, salah satu potensi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berada di daerah bagian timur Indonesia, yakni Sulawesi. Tepatnya di Sulawesi Selatan, di sana terdapat dua PLTB yaitu (PLTB) Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto.

Selain itu, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah ketidakmampuannya untuk menyediakan energi listrik secara terus-menerus. Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara, Arcandra Tahar, menyampaikan kekurangan ini dalam unggahannya di Instagram. 

Sejumlah solusi diberikan Arcandra untuk mengatasi kekurangan ini. Pertama dengan menyediakan baterai penampung daya atau energy storage. Saat PLTS dan PLTB bekerja, energi yang dihasilkan dapat disimpan ke dalam baterai. Sewaktu PLTS atau PLTB mati maka baterai dapat digunakan untuk memenuhi energi listrik yang dibutuhkan.

MYESHA FATINA RACHMAN I TEGUH ARIF ROMADHON I DELFI ANA HARAHAP I VINDRY FLORENTIN

Pilihan Editor: Transisi Semu Energi Bersih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus