Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Gunungkidul - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan kejadian tanah ambles di Gunungkidul telah menyebar ke 11 titik di enam kecamatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun kecamatan-kecamatan yang terdampak tanah ambles meliputi Saptosari, Purwosari, Rongkop, Tepus, Ponjong, dan Semanu.
Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Gunungkidul Handoko mengatakan fenomena tanah ambles di pegunungan karst merupakan fenomena biasa karena di dalam tanah di beberapa lokasi ada rongga yang dilalui sungai bawah tanah.
Kemungkinan karena tidak kuat menahan air di atas tanah, kata dia, maka tanah ambles. "Fenomena biasa di tanah karst," katanya, Kamis, 8 Februari 2018.
Handoko menuturkan pihaknya telah memberikan arahan kepada para pemilik lahan yang terdampak tanah ambles agar membuat saluran air di sekitar lokasi. "Pembuatan drainase supaya air tidak mengalir di area yang ambles sehingga nantinya longsoran tanah terus ada dan lubang semakin melebar," ujarnya.
BPBD berencana menggandeng akademisi untuk melakukan kajian terhadap munculnya tanah ambles di tengah persawahan di wilayah Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, itu. "Rencananya, kami melakukan penelitian bekerja sama dengan UGM (Universitas Gadjah Mada atau UPN (Universitas Pembangunan Nasional) Veteran Yogyakarta. Kemudian kami juga mengharapkan, ketika ada KKN (kuliah kerja nyata) tematik di sini, juga dilakukan penelitian," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki.