Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA seorang karyawan Pertamina di Sorong, Irian Jaya, punya ide.
M. Siregar, putera Tapanuli, yang punya nostalgia terhadap
kampung halamannya itu, inin menghidupkan kembali kincir air di
pedesaan. Bukan cuma untuk menumbuk padi, tapi juga buat
mengangkat air dengan menggunakan tenaga air itu sendiri. Maka
dirancanglah pompa pengangkat yang digerakkan oleh kincir air
(TEMPO, 26 Nopember).
Ide Siregar ini cukup mendapat tanggapan para peminat teknologi
madya ~teknologi desa?) lainnya. Melihat bagan pompa air gagasan
Siregar, Yanis B (seorang anggota keluarga TEMPO yang tak
ketahuan alamatnya) kasih komentar: "Yang akan naik ke atas
bukanlah air seperti yang dimaksud, melainkan udara." Dia
ragu apakah tekanan udara cukup kuat untuk mendorong air ke
atas. Apalagi kalau penampang pipanya sampai 1 dmÿFD.
Maka Yanis mengusulkan perubahan terhadap ide Siregar, yakni
dengan mengambil contoh pompa angin para pandai besi tradisionil.
Atau mencontoh prinsip pompa air Dragon. Berdasar kedua alternatif
itu, seberapa tinggi air dapat didongkrak tergantung pada berat
torak yang digunakan, sesuai dengan sifat bejana berhubungan
-- serta Hukum Archimedes. Ingat, bukan? Volume air yang
dipindahkan = berat benda yang dicemplungkan. Berarti: torak
seberat 100 Kg akan mengangkat air dengan seberat 100 Kg
pula. Nah, kalau penampang pipa = 1 dmÿFD, maka air dapat dipompa
setinggi 10 meter (berat jenis air = 1).
Lebih drastis lagi perubahan yang diusulkan A. Rusli dari
Departemen Fisika ITB. Perubahan itu diusulkan uniuk menghindari
ketergantungan pada berat torak -- dengan memanfaatkan tenaga
jatuh air terjun secara langsung. Sama seperti Yanis, Rusli juga
ingin menghindarkan penggunaan udara, dengan sekaligus
menggunakan air itu sebagai medium pemompa. Rusli ada memberikan
beberapa catatan bagi pompa air yang diharapkan lebih efisien
dari ide Siregar semula. Yakni:
* sebaiknya torak dibuat seringan mungkin, misalnya dari bambu.
* lengan pengungkit harus lebih pendek daripada jarijari roda
kincir air. Berdasar prinsip momen-gaya, makin panjang jari-jari
roda air makin tinggi air dapat dipompa. Karena gaya tekan air
ke atas oleh torak sebanding dengan nisbah antara panjang
jari-jari roda air: panjang lengan pengungkit.
Prinsip kerja pompa air ini "sama dengan prinsip kerja pompa
besi mekanikotomatik yang sudah ada di pasaran Indonesia sejak
tahun 1950-an."
Kalau sudah begitu banyak ide yang bermunculan, mengapa tak ada
yang mencoba mewujudkannya secara nyata, agar dapat ditiru oleh
saudara-saudara kita di desa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo