Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim dokter di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Delhi, India, berhasil melakukan operasi pengangkatan kembar parasit dari seorang remaja berusia 17 tahun. Dikutip dari laporan Live Science, operasi ini dilakukan pada 8 Februari 2025 dan berlangsung selama dua jam. Keberhasilan operasi ini menjadi sorotan karena kasus kembar parasit sangat jarang terjadi, terutama pada pasien yang sudah berusia remaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kembar parasit merupakan kondisi ketika salah satu kembar siam berhenti berkembang tapi tetap melekat pada kembar yang bertahan hidup. Dalam kasus ini di AIIMS, kembar parasit menempel di bagian dada remaja tersebut dan memiliki berat hampir 15 kilogram. Selain memiliki kaki tambahan, bagian tubuh kembar parasit tersebut juga terdiri dari bokong dan alat kelamin yang tidak berkembang sempurna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter yang menangani kasus ini menyatakan bahwa prosedur operasi berjalan dengan lancar, meskipun menghadapi tantangan besar. “Hanya ada 40 hingga 50 kasus kembar parasit yang terdokumentasi dalam literatur medis dunia, dan dalam kasus-kasus tersebut, operasi biasanya dilakukan pada anak-anak,” ujar Asuri Krishna, dokter yang memimpin operasi tersebut, dikutip Selasa, 4 Maret 2025.
Menurut laporan The Indian Express, sebelum operasi dilakukan, dokter melakukan serangkaian pemeriksaan. Hasil pemindaian menunjukkan bahwa kembar parasit menempel pada tulang dada pasien dengan suplai darah berasal dari pembuluh di dadanya.
Saat operasi berlangsung, tekanan darah remaja itu sempat turun drastis karena hingga 40 persen darahnya mengalir ke kembar parasit. Namun, dokter berhasil menstabilkan kondisinya. Pasien kemudian diperbolehkan pulang empat hari setelah operasi.
Sebelumnya, kondisi kembar parasit ini telah mempengaruhi kehidupan remaja tersebut secara signifikan. Sebelum operasi, ia mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk tidak bisa bepergian dan harus putus sekolah. Kini, setelah operasi berhasil dilakukan, ia memiliki harapan baru untuk menjalani hidup normal.
“Sekarang, dunia baru telah terbuka di depan saya. Saya berharap bisa belajar dan mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Para dokter berharap bahwa operasi ini dapat memberikan kualitas hidup yang jauh lebih baik bagi pasien serta menjadi referensi bagi penanganan kasus serupa di masa depan.