JIKA ada satu perang besar yang nyaris abadi, tak lain adalah perang manusia melawan nyamuk. Lebih dari bom atau granat, hewan kecil itu menjadi salah satu pembunuh paling maut. Mereka menyebarkan demam berdarah dan malaria yang keganasannya hanya bisa ditandingi oleh AIDS dan tuberkulosis.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 juta hingga 2,7 juta orang tewas setiap tahun akibat malaria. Nyawa anak-anak melayang setiap 30 detik di seluruh penjuru dunia akibat penyakit ini, yang terutama menjangkiti kawasan miskin di Afrika, Amerika Selatan, dan beberapa negara Asia.
Indonesia juga tak luput dari serangan wabah malaria. Jenis parasit malaria yang paling banyak berjangkit di Indonesia adalah Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum. Jenis yang terakhir ini tergolong sangat berbahaya karena bisa menyerang otak dan menyebabkan kematian. Terakhir, awal Oktober ini, malaria menjangkiti 897 warga Kecamatan Panyabungan Timur, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Lima orang di antaranya tewas.
Mengapa setelah dikenal lebih dari satu abad malaria masih sulit ditangkal? Ada beberapa sebab. Parasit penyebab malaria, Plasmodium falciparum, telah mengalami mutasi genetis sehingga mulai kebal terhadap obat. Kina, misalnya, yang mulai digunakan secara luas pada 1632, sudah lama tak mempan. Laporan pertama tentang resistansi malaria terhadap kina muncul pada 1910. Parasit malaria bahkan tak takut lagi pada beberapa jenis obat seperti chloroquine dan sulfadoxine pyremethamine, yang banyak dipakai di Indonesia.
Beberapa ahli memang pernah mencoba kombinasi beberapa obat sekaligus untuk mengantisipasi munculnya resistansi, tapi ongkosnya jadi mahal dan tak terjangkau para penderita, yang umumnya datang dari kelas ekonomi bawah.
Namun, sesungguhnya sebab utama kegagalan mengusir malaria adalah minimnya pengetahuan tentang "profil" biologi parasit dan nyamuk pembawanya—sampai dua pekan lalu. Dua tim ilmuwan dari sembilan negara yang tergabung dalam konsorsium Malaria Genome Project berhasil memetakan gen parasit penyebab malaria, Plasmodium falciparum, dan salah satu spesies nyamuk pembawanya, Anopheles gambiae.
Pemetaan itu membuka babak baru dalam perang melawan malaria. "Peta gen membuat kita tahu jalur metabolisme parasit," kata Dyann Wirth, pakar biologi dari Universitas Harvard. Berkat peta gen, apalagi yang sudah diketahui sifat dan fungsinya, ilmuwan akan mengetahui bagaimana parasit bisa kebal terhadap obat-obatan. Selain itu, peta ini bisa menuntun ke pencarian obat-obat baru, vaksin malaria dan demam berdarah, yang tidak menimbulkan kekebalan lagi.
Falciparum dan gambiae memang merupakan mata rantai terpenting penyebaran malaria. Nyamuk Anopheles betina secara alamiah selalu mencari darah sebagai tempat pertumbuhan sel telur. Begitu menggigit manusia, mereka menyebarkan parasit yang memang indekos di tubuhnya.
Parasit telah berkembang di tubuh nyamuk sejak beberapa minggu sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Nyamuk pula yang kelak akan menularkan malaria dari satu manusia ke manusia lain.
Begitu masuk tubuh, parasit langsung menyebar ke pembuluh darah dan menuju hati. Di dalam hati, parasit bersembunyi menghindari operasi yang dilancarkan oleh sistem kekebalan tubuh. Lalu, dengan kecepatan luar biasa, kuman-kuman nakal ini berkembang biak. Satu sel parasit bisa memecah diri menjadi 40 ribu sel. Padahal, dalam sekali gigitan, nyamuk bisa menularkan sampai 10 ribu sel.
Selama parasit berada di dalam hati, mereka menyebabkan pembengkakan liver, tapi orang yang terinfeksi ini belum merasakan sakit. Hanya, setelah setiap dua hari parasit memecah diri, penderita mengalami demam yang tinggi. Karena pertumbuhan yang luar biasa, dan organ hati akhirnya tidak bisa memuatnya, parasit pun kembali berenang ke pembuluh darah.
Selama berada di sel darah merah, parasit akan tumbuh dan berkembang biak sekali lagi. Sel darah merah yang terinfeksi akan meledak dan membebaskan parasit ini untuk menyerang sel darah merah lainnya. Racun parasit ini juga akan dilepaskan ke dalam darah. Inilah yang membuat orang menderita demam hebat disertai keluarnya keringat besar-besar dan menggigil yang amat sangat.
Di dalam pembuluh darah, parasit juga memangsa sekitar 80 persen haemoglobin dalam sel darah merah. Padahal haemoglobin adalah pembawa molekul oksigen. Pasokan oksigen ke semua bagian tubuh, terutama otak, bakal tersendat. Bila kondisi ini dibiarkan, hanya malaikat maut yang siap menunggu.
Mengungkap rahasia parasit malaria memang penting. Tapi sayang, studi itu tampaknya belum akan bisa bermanfaat untuk negeri seperti Indonesia. Sebab, Anopheles gambiae, yang telah dapat dibedah, hanyalah satu dari banyak spesies. "Di Indonesia ada ratusan spesies lain dan 20 di antaranya bisa membawa parasit," kata Syafruddin, peneliti senior bidang malaria di Lembaga Eijkman, Jakarta. "Yang menyebar di Jawa, misalnya, dikenal sebagai Anopheles sundaicus."
Pemetaan gen nyamuk, menurut Tri Yuni Miko Wahyono, pakar epidemiologi Universitas Indonesia, juga sebenarnya tidak terlalu terkait dengan pembuatan vaksin. "Untuk membuat vaksin yang cocok, dibutuhkan lebih banyak penelitian tentang gen manusia," ia menjelaskan.
Dyann Wirth pun mengaku masih sulit meramalkan kapan ilmuwan bisa menemukan vaksin penangkal malaria dan demam berdarah yang benar-benar ampuh.
Lebih dari segalanya, ada soal biaya. Menurut Jeffrey Sachs, ekonom dari Universitas Columbia, anggaran dunia yang tersedia untuk memerangi malaria sangat terbatas. Ia memperkirakan jumlah yang dibelanjakan untuk riset penyakit ini hanya US$ 100 juta per tahun, atau hanya 0,14 persen dari seluruh dana penelitian farmasi di dunia, yang mencapai US$ 70 miliar.
Fakta itu membuat kesenjangan dunia kian tajam. Makin banyak anggaran dunia dipakai untuk mengobati penyakit "bergengsi" seperti jantung dan kanker di negeri kaya, sementara lebih banyak orang sebenarnya mati di negeri miskin akibat malaria.
Wicaksono, Nurkhoiri
--------------------------------------------------------------------------------
Daur Hidup Parasit
Tahap 1
Nyamuk betina mencari darah, terutama manusia, sebagai tempat menyimpan telur. Ketika mengisap darah itulah nyamuk yang sudah terinfeksi menyebarkan parasit malaria melalui air liurnya ke tubuh manusia.
Tahap 2
Begitu masuk pembuluh darah, parasit mengalir ke hati dan berkembang biak.
Tahap 3
Parasit memecah diri, membanjiri aliran darah, dan memangsa sel darah merah. Begitu sel darah merah diserbu dan hancur, pembuluh darah membeku dan pemilik tubuh makin lemah dan sakit. Ketika seekor nyamuk yang masih sehat menggigit pengidap malaria, sebagian parasit ikut berpindah ke tubuh nyamuk tersebut, dan dimulailah daur yang baru.
Fakta Malaria
Malaria ditandai oleh munculnya demam, rasa menggigil, pening, nyeri otot, lelah, mual, dan diare.
Gejala dimulai 10 hari hingga 4 minggu, meski si penderita mungkin mulai merasa sakit pada hari ke-8 hingga satu tahun kemudian.
Kehadiran parasit malaria bisa dideteksi lewat tes darah. Parasit terlihat jelas di bawah mikroskop.
Malaria sangat mungkin mengakibatkan anemia dan warna kuning pada mata dan kulit karena jumlah sel darah merah berkurang.
Parasit malaria, Plasmodium falciparum, jika tidak ditangani dengan segera sangat mungkin mengakibatkan gagal ginjal, kebingungan mental, koma, hingga kematian.
Dua jenis parasit malaria, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, bisa aktif menyerang lagi setelah tampak melemah.
Beberapa jenis parasit malaria sanggup diam di liver selama beberapa bulan dan bahkan bisa mencapai empat tahun setelah si penderita mulai terinfeksi. Ketika parasit bangun dari "masa tidurnya" di liver dan mulai menyerang sel darah merah, barulah si penderita mulai merasakan sakit.
Malaria bisa disembuhkan dengan obat resep. Keber-hasilan pengobatan ini sangat bergantung pada seberapa parah malaria yang diderita, lokasi si penderita, usia si penderita, dan seberapa jauh si penderita pernah mendapat pengobatan untuk keluhan yang sama.
Di Sini, `Chloroquine' Tak Mempan Lagi
Daerah
Kokap, Jawa Tengah
Purworejo, Jawa Tengah
Haruna, Lampung
Nias, Sumatera Utara
Mamuju, Sulawesi Selatan
Flores, Nusa Tenggara Timur
Sumber: Syafruddin, Lembaga Eijkman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini