Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga satelit kecil milik Program Antariksa Binar Curtin University, Australia, dilaporkan jatuh dari orbit dan terbakar di atmosfer Bumi akibat peningkatan aktivitas matahari. Ketiga satelit jenis CubeSat, yaitu Binar-2, Binar-3, dan Binar-4, akhirnya hanya bertahan selama dua bulan di orbit rendah Bumi. Padahal, ketiganya dijadwalkan mengorbit selama enam bulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laporan Live Science, Jumat, 29 November 2024, peningkatan aktivitas matahari menyebabkan atmosfer luar Bumi mengembang. Kondisi ini meningkatkan hambatan atmosfer pada satelit yang berada di ketinggian kurang dari 1.000 kilometer, mempercepat peluruhan orbit mereka. Akibatnya, satelit-satelit tersebut jatuh ke atmosfer lebih dini dari yang direncanakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena ini berhubungan dengan siklus matahari ke-25, ketika semburan dan angin yang ditimbulkan aktivitas surya mencapai intensitas tertinggi. Para ahli memperkirakan bahwa aktivitas matahari akan mulai menurun pada 2026 dan mencapai fase minimum pada 2030. Meski demikian, dampaknya signifikan bagi satelit yang beroperasi di orbit rendah Bumi.
Satelit Binar merupakan bagian dari misi penelitian untuk mendalami eksplorasi tata surya, serta untuk mengurangi hambatan bagi negara yang ingin mengoperasikan satelit di ruang angkasa. Meskipun misi ini relatif murah, kegagalan operasi satelit yang lebih dini tetap menimbulkan kerugian besar, terutama bagi satelit komersial. Situasi ini mengingatkan soal pentingnya pengembangan prediksi cuaca antariksa yang lebih akurat dan dapat diandalkan.
Meski misi Binar berakhir lebih cepat dari seharusnya, riset dan pengembangan program antariksa itu tetap dilanjutkan. Tim peneliti dari Curtin University tengah menyiapkan satelit baru yang akan diluncurkan ketika kondisi cuaca antariksa sudah lebih stabil.
Pilihan Editor: Masyarakat Sipil Beri Catatan Kritis Posisi Indonesia dalam Negosiasi Kelima Perjanjian Plastik Global