Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini terdiri dari topik bakteri yang bisa bikin ubi cilembu jadi manis, isu potensi gempa di Surabaya dan riset penggunaan smartphone di Indonesia. Misteri kenapa ubi cilembu manis akhirnya terungkap. Ubi jalar ini konon hanya tumbuh dengan baik jika ditanam di perkebunan Desa Cilembu, Sumedang, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merespon maraknya kabar yang beredar tentang potensi gempa Surabaya - Madura. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa potensi gempa bukan hanya ada di wilayah Surabaya dan Madura Jawa Timur, namun juga di sebagian besar wilayah Indonesia.
Juga riset terbaru mengungkap bahwa warga Indonesia paling banyak mengonsumsi konten hiburan melalui smartphone. Riset yang dilakukan UC News Lab bersama Cheetab Global Lab sepanjang 10-16 September 2018 itu melaporkan kebiasaan pengguna smartphone di Indonesia dalam mengakses konten digital.
Ketiga topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Tekno. Berikut selengkapnya tiga berita hari ini yang terpopuler di kanal Tekno:
1. Bakteri Inilah yang Bikin Rasa Ubi Cilembu Manis
Ubi cilembu. (makananriangan.blogspot.com)
Mahasiswa doktoral Institut Teknologi Bandung (ITB) Agustina Monalisa Tangapo berhasil mengungkap misteri rasa manis ubi cilembu. Melalui riset itu Agustina juga berhasil meraih gelar doktor di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.
Risetnya tentang mikroba yang membuat ubi cilembu punya kekhasan rasa manis. "Berdasarkan observasi dan fenomena yang ada, ubi Cilembu jika ditanam di tempat yang berbeda di luar Desa Cilembu, hasil kualitasnya berbeda khususnya dalam kualitas rasa manis," katanya.
Baca selengkapnya: Bakteri Inilah yang Bikin Rasa Ubi Cilembu Manis
2. Isu Potensi Gempa Surabaya, BMKG: Memang Ada Sesar Aktif, tapi...
Ilustrasi gempa. abcnews.com
Menurut Kepala BMKG Dwikorita, bukan tanpa alasan munculnya isu potensi gempa di Surabaya, mengingat Indonesia berada dalam lingkaran Cincin Api Pasifik yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif. "Cincin Api Pasifik adalah zona berbentuk tapal kuda dan menjadi zona sabuk gempa paling aktif di dunia. Bukan hanya Indonesia, negara lain seperti Jepang, Taiwan, dan Selandia Baru juga masuk dalam cincin api pasifik tersebut," ujar Dwikorita melalui siaran pers, Ahad, 21 Oktober 2018.
Dwikorita menjelaskan, dari pada meributkan ramalan dan prediksi gempa, lebih baik masyarakat bersama pemerintah dan stakeholder lainnya pro aktif mempersiapkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. "Lakukan aktivitas seperti biasa, jangan terpengaruh oleh isu-isu yang dihembuskan oleh pihak yang ingin membuat kegaduhan dan kecemasan," ujarnya.
Baca selengkapnya: Isu Potensi Gempa Surabaya, BMKG: Memang Ada Sesar Aktif, tapi...
3. Riset: Pengguna Smartphone Indonesia Senang Buka Konten Hiburan
Akses Video Internet Didominasi Konten Hiburan
Riset yang dilakukan UC News Lab bersama Cheetab Global Lab sepanjang 10-16 September 2018 itu menjelaskan, pengguna ponsel pintar di Indonesia menghabiskan rata-rata 1,2 jam setiap harinya untuk mengonsumsi konten hiburan. Laporan itu juga menunjukkan, rata-rata penetrasi aplikasi hiburan di Indonesia (termasuk olahraga) mencapai 81,45 persen. Sementara, konsumsi konten hiburan di Indonesia sebesar 23,07 persen.
UC News Lab melaporkan, mayoritas pengguna smartphone di Indonesia lebih sering mengakses artikel yang memuat gambar dibandingkan video. Sebab, kecepatan akses internet di Indonesia masih terbilang rendah, yakni ranking tiga terakhir dari 88 negara. Konsumsi konten berbentuk artikel teks dan gambar sebesar 84 persen, sedangkan video hanya 15 persen.
Baca selengkapnya: Riset: Pengguna Smartphone Indonesia Senang Buka Konten Hiburan
Selain kabar tentang bakteri yang bisa bikin ubi Cilembu jadi manis, isu potensi gempa di Surabaya dan riset penggunaan smartphone di Indonesia, Anda bisa membaca berita hari ini lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.