Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 24 Mei 2022, dipuncaki artikel tentang Rezza Octavia, Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang meraih dua medali emas di SEA Games 2021 di Vietnam yang baru lalu. Rezza adalah mahasiswi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang terjun di cabang olahraga panahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita terpopuler adalah informasi yang dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada yang menyebutkan kalau Bahasa Indonesia dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang di dunia. Jumlah itu melampaui total populasi penduduk Indonesia yang sebanyak 272 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, berita banjir rob Semarang terpopuler ketiga. Pakar lingkungan dan tata kota dari Universitas Islam Sultan Agung Kota Semarang, Mila Karmila, menyebut sejumlah faktor telah berkontribusi untuk akumulasi permasalahan di pesisir utara Jawa Tengah saat ini.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 24 Mei 2022, selengkapnya,
1. Rezza, Mahasiswa UNDIP yang Raih Dua Medali Emas di SEA Games: Push Your Limit
Mahasiswi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP) Rezza Octavia berhasil meraih dua medali emas sekaligus pada SEA Games 2021 di Hanoi National Sport Training Center, Hanoi, Vietnam. Kemenangannya itu mengharumkan nama Indonesia pada cabang olahraga panahan nomor recurve beregu campuran (Mixed Team Recurve) dan nomor recurve perseorangan (Final Women’s Individual Recurve).
Medali emas kali pertamanya diperoleh saat perebutan pertandingan nomor recurve beregu campuran (Mixed Team Recurve) Rezza berpasangan dengan atlet senior Indonesia bernama Riau Ega Agata Salsabilla dan berhasil mengalahkan wakil dari Malaysia dengan skor 6-2.
Rezza Octavia, mahasiswi UNDIP peraih dua medali emas di SEA Games 2021. Undip.ac.id
Setelah menyelesaikan pertandingan beregu campuran, Rezza Octavia kembali melanjutkan perjuangannya pada ajang final Women’s Individual Recurve melawan atlet pewakilan Thailand, Narisara Khunhiranchaiyo. Penampilan memukaunya menghasilkan kemenangan telak dengan meraih skor sempurna 6-0.
2. Penutur Bahasa Indonesia Capai 300 Juta Jiwa di Dunia
Pengguna bahasa Indonesia diketahui telah dipakai oleh lebih dari 300 juta penutur di dunia. Jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia saja telah melebihi 250 juta jiwa dari penduduk Indonesia yang lebih dari 272 juta.
Dilansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, Bahasa Indonesia juga menjadi variasi dialektal di kawasan serantau seperti di Malaysia yang berpenduduk 33 juta, Thailand Selatan, Brunei, Singapura, Filipina Selatan, Suriname, dan berbagai diaspora Indonesia di dunia seperti di Amerika, Kanada, Jepang, Korea, Timur Tengah, dan sebagainya.
Ilustrasi pelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing atau BIPA. Foto: Situs UKBI
Oleh karena itu, sudah selayaknya bahasa Indonesia terus digaungkan dan dikembangkan fungsi dan perannya sebagai bahasa nasional di Indonesia dan bahasa Internasional di kawasan ASEAN. Seiring dengan meluasnya pemakaian bahasa Indonesia ini dan menguatnya peran ekonomi, politik, diplomasi kebudayaan Indonesia.
3. Banjir Rob Parah Terjang Semarang, Pakar Lingkungan: Banyak Problem di Pesisir
Banjir rob Semarang dan dan sejumlah wilayah di pantai utara Jawa Tengah merupakan akumulasi permasalahan di pesisir. Banjir rob merendam sejumlah titik dan terparah terjadi di Kota Semarang sejak Senin, 23 Mei 2022.
Pakar lingkungan dan tata kota dari Universitas Islam Sultan Agung Kota Semarang, Mila Karmila, menyebut sejumlah faktor yang berkontribusi untuk akumulasi itu. Diawali dari eksploitasi air tanah. Spesifik di wilayah pesisir Semarang dan Demak, Mila mengatakan pengambilan air tanah cukup masif oleh industri.
Polisi menyebutkan setidaknya ada delapan ribu kepala keluarga terdampak banjir rob di Semarang.
Pada gilirannya, praktik pengambilan air tanah secara berlebihan itu turut membantu penurunan muka tanah. "Posisi Kota Semarang sudah di bawah muka laut, sehingga peningkatan air laut akan berdampak pada kawasan pesisir di kota ini," tuturnya, Selasa 24 Mei 2022.