KALAU diingat bahwa dari 60.000 kasus piring terbang, 500 di
antaranya adalah kasus pendaratan, maka jelas mahluk angkasa
luar itu pernah menjejakkan kaki di bumi. Sepasang suami-isteri
AS, suatu hari mengendarai mobil. Perasaan dan fikiran mereka
'dikomando' menuju arah lain. Tiba di suatu tempat, sudah
menunggu sebuah piring terbang. Mereka diperiksa sebentar,
lantas diperintahkan pergi.
Dua pekerja dok di muara sungai Mississippi pernah pula
didatangi mahluk aneh. Keduanya dibawa masuk ke dalam piring
terbang, melewati ruangn berbentuk silinder. Mahluk-mahluk asing
itu tingginya seperti manusia bissa, tubuh tertutup pakaian
abu-abu mengkilap seperti aluminium. Ada benda seperti kerucut
di kupingnya. Setelah diperiksa (dalam keadaan terhipnotis),
kedua pekerja itu disuruh pergi.
Tapi sebagian besar dad mahluk piring terbang yang pernah
mendarat di bumi, dan sempat disaksikan orang, ukuran tubuh
mereka kecil-kecil. Gambaran mereka umumnya begini: tinggi tak
lebih dari 1,20 meter, berwajah jelek, kepalanya besar, mata
melotot, kuping seperti keledai, tubuhnya diliputi cahaya hijau.
Di AS pernah ada usaha menembak mereka, tapi mahluk seperti itu
hanya terjatuh sebentar (dengan bunyi bhuk') lalu menghilang
entah ke mana. Ada seorang petani (juga di AS) menyuruh anggota
keluarganya menggambar mahluk aneh yang dijumpainya. Hasilnya
serupa.
Petani Itu Terpental
Mengapa disebut 'piring terbang'? Tahun 1947 seorang penerbang
AS melihat benda pipih seperti kuali penggoreng di langit. Lalu
para wartawanpun mempopulerkannya sebagai piring terbang.
Sebenarnya ada pula yang berujud segitiga. Tahun 1896 di AS ada
yang melihatnya berbentuk cerutu. Bahkan ada pula yang bentuknya
bulat seperti bola. Tapi yang paling sering berbentuk cakram.
Tahun 1905 ada sebuah benda jatuh di Tumuska (Siberia, Rusia)
dan dikira meteor. Seorang petani yang berusaha mendekat pada
jarak 500 meter, terpental. Dan kerusakan alam yang terjadi di
sekitarnya - luar biasa. Ada yang khawatir jangan-jangan bukan
meteor, karena tak ada sisa-sisa batunya. Yang ada cuma polusi
nuklir.
Sikap mahluk-mahluk asing yang tampaknya tak mau kenal manusia
itu telah menimbulkan banyak tafsiran. Seandainya mereka mau
mengenal kita lalu sudi 'menurunkan' teknologi mereka yang luar
biasa tinggi, menurut Salatun, ada kemungkinan peradaban manusia
akan musnah. "Sebab, dengan teknologi yang sekarang saja - yang
menurut Prof Hynek masib rendah sudah ada keinginan manusia
untuk saling membunuh", kata Salatun.
Untunglah, sampai sekarang belum ada kasus gangguan dari mereka.
"Kalaupun kita diganggu, terang kita tak mampu melawan", Salatun
yakin. Sebab, sebagaimana dituturkan oleh ketua WAN itu, di AS
pernah terjadi begini. Ada 2 mahluk. Yang satu sedang
mengumpulkan batu-batuan bumi. Yang lain berjaga-jaga, sambil
memegang sebuah benda seperti pipa. Ketika itu ada seorang
petani bersama anjingnya yang memergoki mereka. Tapi petani dan
anjing itu mendadak terdiam kaku, ketika yang berjaga-jaga tadi
mengarahkan pipanya kepada mereka ....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini