Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Lainnya

Ini Plus Minus Aturan Gol Tandang Sebelum Dihapus UEFA

Peraturan gol tandang sering dianggap berat sebelah karena lebih menguntungkan tim tamu ketimbang tuan rumah,

25 Juni 2021 | 16.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. REUTERS/Yves Herman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah diterapkan sejak setengah abad lebih, akhirnya regulasi gol tandang yang dinilai tidak adil, secara resmi dihapus oleh UEFA. Penghapusan tersebut berlaku sejak diumumkannya pada Kamis, 24 Juni 2021, dan berlaku pada seluruh pertandingan sepak bola di bawah naungan UEFA. Lalu apa plus minus aturan gol tandang yang telah dipakai sejak 1965 ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peraturan gol tandang sering dianggap berat sebelah karena lebih menguntungkan tim tamu ketimbang tuan rumah, sebab gol tandang diberi bobot dua kali lipat dibandingkan dengan gol kandang. Artinya, tim tamu yang berhasil menyarangkan gol ke gawang tim tuan rumah, jika jumlah gol selama babak penuh adalah sama, maka tim tandang dinyatakan menang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aturan ini telah menyebabkan banyak tim tuan rumah lebih banyak menerapkan strategi bertahan ketimbang menyerang saat bertanding di kandang. Saat tim tuan rumah kebobolan satu gol, maka tim tersebut harus menyarangkan dua gol balasan untuk menyamakan kedudukan sebab gol tandang lebih berbobot dibandingkan dengan gol kandang.

Aturan bobot gol inilah yang jadi plus minus dalam regulasi gol tandang ini. Nilai plusnya, bagi tim tamu aturan ini jelas menguntungkan mereka, sebab mereka hanya perlu menyerang dan mengupayakan skor tetap sama. Sedangkan minusnya, aturan ini bagi tim kandang adalah buah simalakama, di satu sisi mereka harus menciptakan gol namun di sisi lain mereka juga harus bertahan.

Peraturan gol tandang pertama kali diterapkan dalam kompetisi sepak bola Eropa Piala Winners musim 1965/1966 dan baru diterapkan pada European Cup baru diterapkan pada musim 1970/1971. Tujuan awal dicetuskannya aturan ini adalah untuk menyingkirkan playoff atau tie break dengan alasan netral untuk menyelesaikan masalah logistik, fisik, dan kalender saat dua tim yang memiliki skor akhir sama pada kedua leg. Di banyak kompetisi, aturan gol tandang adalah penentu pertama dalam kasus seperti itu, dengan adu penalti sebagai pemutus kedua jika masing-masing tim telah mencetak jumlah gol tandang yang sama.

Aturan gol tandang ini juga dimaksudkan untuk mendorong tim tandang lebih agresif. Akibatnya tim tuan rumah tidak mau mengerahkan banyak pemain untuk menyerang lebih sedikit untuk menghindari kebobolan gol tandang, sementara tim tamu berusaha merebut gol tandang untuk membantu mereka masuk. Dari musim ke musim, aturan tersebut banyak mendapat protes karena dinilai tidak adil.

Bahkan berdasarkan analisis statistik yang dilakukan UEFA dari pertandingan pertengahan 1970-an hingga saat ini, menunjukkan adanya pengurangan terus menerus yang menyebabkan kesenjangan antara jumlah kemenangan kandang 61 persen menjadi 47 persen dan tandang 19 persen menjadi 30 persen. Sementara jumlah rata-rata gol setiap pertandingan yang dicetak di kandang dari 2.02 menjadi 1.58, dan gol yang dicetak di tandang naik dari 0.95 menjadi 1.15.

Setelah dipertimbangkan sejak lama dan banyaknya pihak yang melayang protes terhadap aturan gol tandang, akhirnya pada 24 Juni 2021, UEFA menyetujui proposal untuk menghapus aturan gol tandang di semua kompetisi klub UEFA dari musim 2021/2022.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus