Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Korban Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia, 5 Pelatih Mundur atau Dipecat

sedikitnya sudah 5 pelatih berbagai negara yang menjadi korban Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong sepanjang 2020-2024. Termasuk Graham Arnold.

23 September 2024 | 16.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jumpa pers peresmian kerja sama PSSI dengan Bank Mandiri yang dihadiri Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Wakil Ketua Umum Zainudin Amali, dan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong di Plaza Mandiri, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Agustus 2024. TEMPO/Randy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir performa Timnas Indonesia kian gemilang di bawah racikan sosok pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Di sisi lain, kepiawaian STY, demikian Shin Tae-yong karib disebut, justru menjadi momok bagi juru taktik timnas negara-negara lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak hanya satu atau dua, sedikitnya sudah ada lima pelatih Timnas berbagai negara yang menjadi “korban” Shin Tae-yong sepanjang 2020-2024. Mereka terpaksa mengundurkan diri atau bahkan dipecat gara-gara timnya ditumbangkan Timnas Indonesia, anak-anak asuhan STY.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Antara, korban STY teranyar adalah pelatih Timnas Australia Graham Arnold. Arnold mundur dari posisinya sebagai juru taktik usai ditahan imbang 0-0 oleh Indonesia pada putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

“Sekarang kami fokus menemukan kandidat yang tepat untuk membangun skuad berdasarkan fondasi tim yang sudah dibangun Graham dan memimpin tim dengan percaya diri,” ujar CEO Federasi Sepak Bola Australia James Johnson, pada Jumat, 20 September 2024.

Berikut sederet “korban” Shin Tae-yong alias STY:

1. Pelatih Timnas Singapura Tatsuma Yoshida

Tatsuma Yoshida mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Pelatih Timnas Singapura pada akhir Desember 2021 setelah tim asuhannya gagal melaju ke final Piala AFF 2020. Pengunduran diri itu diumumkan Federasi Sepak Bola Singapura, FAS.

Tatsuma disebut mundur lantaran kembali ke Jepang untuk berkumpul bersama keluarga selama pandemi Covid-19.

Dalam pengumuman itu, FAS tak menyinggung soal hasil di Piala AFF 2020. Presiden FAS, Lim Kia Tong, bahkan menyayangkan keputusan Tatsuma tersebut. Dia menilai pelatih asal Jepang itu telah berhasil mengangkat performa skuad Singa.

Adapun Timnas Singapura berhenti di semifinal Piala AFF 2020 setelah kalah 4-2 atas Indonesia di leg kedua, menyusul hasil imbang 1-1 di laga pertama. Dalam pertandingan itu, tim tuan rumah bekerja keras menghadapi skuad Garuda meski kehilangan tiga pemain karena mendapatkan kartu merah.

2. Pelatih Timnas Malaysia, Tan Cheng Hoe

Pelatih Timnas Malaysia Tan Cheng Hoe juga harus purnatugas lebih cepat setelah anak-anak asuhannya kalah telak melawan Indonesia di Piala AFF 2020. Tan Cheng Hoe juga mundur pada akhir 2021.

Langkah Malaysia di Piala AFF 2020 kandas pada fase grup. Harimau Malaya terbantai dengan skor 1-4 dari Indonesia pada laga terakhir fase grup dan gagal lolos ke babak semifinal.

Kekalahan 1-4 dari Indonesia sekaligus jadi laga terakhir Tan Cheng Hoe sebagai pelatih Malaysia. Setelah itu, dia sempat melatih Selangor FC dan Police Tero FC.

3. Pelatih Kuwait, Vitezslav Lavicka

Pelatih Kuwait, Vitezslav Lavicka juga mengundurkan diri pasca gagal lolos ke Piala Asia 2023 pada Juni 2022. Pengunduran diri ini disebabkan lantaran dalam Kualifikasi Piala Asia 2023 tersebut, Kuwait berperan sebagai tuan rumah.

Penyebab lainnya yakni karena merasa telah dipermalukan oleh anak-anak asuhan STY, termasuk kalah 2-1 dalam pertemuan dalam satu grup tersebut.

Kabar mundurnya Vitezslav Lavicka dari jabatan pelatih Kuwait diumumkan tak lama setelah kegagalan lolos ke putaran final Piala Asia 2023. Padahal Vitezslav Lavicka baru ditunjuk sebagai pelatih Kuwait pada Maret 2022. Dia memang ditugaskan untuk meloloskan tim ke Piala Asia 2023.

Kuwait sebenarnya punya kans besar lolos ke putaran final ajang tersebut, ditambah lagi status mereka sebagai tuan rumah di babak kualifikasi. Tergabung di Grup A Kualifikasi Piala Asia 2023 bersama Yordania, Indonesia dan Nepal, namun hal itu tak mampu dimaksimalkan secara baik.

Bermodal tiga hasil uji coba yang cukup memuaskan, menahan imbang Latvia dengan skor 1-1, kalah dari Malta 0-2, dan menang atas Singapura dengan 2-0. Meski begitu, tren positif Kuwait tak berlaku di babak kualifikasi Piala Asia 2023. Secara mengejutkan kalah dari Indonesia.

4. Pelatih Timnas Vietnam Philippe Troussier

Philippe Troussier didepak Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) sesaat setelah The Golden Star Warriors dibuat bertekuk lutut di hadapan pendukungnya sendiri oleh Skuad Garuda asuhan Shin Tae-yong dengan skor 3-0 pada Selasa, 26 Maret lalu.

Di bawah asuhan Troussier, timnas Vietnam menderita sederet hasil buruk. Mereka untuk pertama kalinya mengalami tiga kekalahan beruntun dari Timnas Indonesia dalam ajang kompetitif. Nguyen Quang Hai dan kawan-kawan juga tak mampu berbicara banyak pada gelaran Piala Asia 2023 setelah menjadi juru kunci grup D tanpa meraih poin.

Ini kali kedua Philippe Troussier kehilangan pekerjaannya setelah berhadapan dengan Timnas Indonesia. Mimpi buruk pelatih berusia 69 tahun itu ketika menghadapi Garuda sudah dimulai 20 tahun lalu, ketika masih menukangi Timnas Qatar.

Datang dengan reputasi mentereng usai membawa Timnas Jepang juara Piala Asia 2000 dan lolos babak 16 besar Piala Dunia 2002, Troussier diharapkan mampu memberikan prestasi serupa buat Qatar. Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya. Pada Piala Asia 2004, dia langsung dipecat setelah hanya melakoni satu laga fase grup.

Laga tersebut adalah melawan Timnas Indonesia, di mana Qatar secara mengejutkan takluk 1-2. Gol-gol Garuda kala itu disumbang Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman. Dirasa sangat mengecewakan, federasi sepak bola Qatar pun memutus kerja sama dengan Philippe Troussier, dua hari berselang.

5. Pelatih Timnas Australia, Graham Arnold

Pelatih Timnas Australia Graham Arnold mengundurkan diri baru-baru ini. Keputusan tersebut menurutnya adalah yang “terbaik untuk negara”. Keputusan ini diambil Arnold menyusul awal yang buruk pada fase ketiga kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026.

Pengunduran diri Arnold mengakhiri masa jabatan keduanya selama enam tahun, menyusul kritik keras setelah kekalahan 1-0 dari Bahrain di kandang sendiri dan hasil imbang 0-0 saat bertanding melawan tim Indonesia.

“Saya telah membuat keputusan untuk mengundurkan diri berdasarkan apa yang terbaik bagi negara, para pemain, dan Football Australia. Saya telah memberikan segalanya yang saya bisa untuk peran ini, dan saya sangat bangga dengan apa yang telah dicapai selama masa jabatan saya,” katanya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  I  ARKHELAUS WISNU TRIYOGO | RINA WIDIASTUTI | BONGDA24H.VN | SKOR.ID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus