Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Arsenal Mikel Arteta mengaku tidak peduli dengan hasil pertandingan antara Liverpool dan Manchester City pada pekan ke-28 Liga Inggris di Anfield Stadium pada Minggu, 10 Maret 2024. Meski begitu, ia sadar bahwa Arsenal berpeluang naik posisi jika kedua tim itu memperoleh hasil imbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arsenal, saat ini, menduduki peringkat tiga klasemen Liga Inggris dengan 61 poin dari 27 pertandingan. The Gunners terpaut dua poin dari pemimpin klasemen, Liverpool, dan satu poin di belakang tim peringkat kedua Manchester City.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Gunners bisa merebut posisi puncak untuk sementara apabila menang melawan Brentford di Emirates Stadium pada Sabtu, 9 Maret 2024. Arsenal akan mendapatkan keuntungan apabila laga Liverpool vs Manchester City berakhir imbang. "Saya akan duduk di sana bersama anak-anak dan menikmati duel dua tim terbaik di Eropa," kata Arteta.
"Kami tidak bisa mengendalikannya. Kami hanya harus fokus pada pertandingan kami, mencoba untuk menang dan kemudian pada Minggu itu adalah pertandingan yang seharusnya bagus untuk disaksikan oleh suporter mana pun," kata Arteta dikutip dari AFP pada Kamis, 7 Maret 2024.
Arteta juga tidak mau memprediksi siapa pemenang laga antara Liverpool vs Man City. Pelatih asal Spanyol itu menyatakan bahwa timnya fokus mengalahkan Brentford untuk ketiga kalinya musim ini setelah kemenangan di Liga Inggris dan Piala Liga.
"Secara pribadi dan untuk publik, saya tidak punya preferensi (soal hasil) karena itu tidak ada hubungannya dengan saya,” ujar Arteta. "Kami hanya ingin menjadi lebih baik dari posisi saat ini. Kami harus terus menjadi lebih baik," kata mantan asisten pelatih Pep Guardiola di Manchester City itu.
Arsenal terakhir kali menjadi juara Liga Inggris pada 20 tahun lalu. Kesempatan terbaik tim meriam London untuk merebut juara terjadi pada tahun lalu saat mendapatkan keunggulan delapan poin. Namun, Arsenal gagal karena masalah konsistensi dan gelar itu akhirnya direbut oleh Manchester City.