Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Mundur dari Payung Teduh, Is Tak Akan Berhenti Bernyanyi

Is, vokalis Band Payung Teduh, sudah menyatakan mundur sejak Juli 2017.

15 November 2017 | 14.03 WIB

Band Payung Teduh berfoto bersama sebelum syuting di studio Net TV, Pancoran, Jakarta (31/1). Band ini pernah dinobatkan sebagai Album Terbaik 2012 versi majalah Tempo pada album Dunia Batas. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Perbesar
Band Payung Teduh berfoto bersama sebelum syuting di studio Net TV, Pancoran, Jakarta (31/1). Band ini pernah dinobatkan sebagai Album Terbaik 2012 versi majalah Tempo pada album Dunia Batas. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar mundurnya vokalis Payung Teduh, Mohammad Istiqamah Djamad, dibenarkan istrinya, Agnes Purwanti. Menurut Agnes, kabar tersebut benar dan bukan lagi sebuah rencana. Malah, menurut dia, Is sudah menyatakan mundur sejak Juli 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelumnya, saat ditemui di tempat berbeda oleh beberapa media, Is pun membenarkan hal tersebut. Meski mundur, menurut Agnes, Is masih akan terus bermusik. “Entah apa menyebutnya, karena bisa solo atau bisa berkolaborasi dengan musikus atau seniman lain, yang jelas masih terus berkarya,” kata Agnes kepada Tempo melalui pesan pribadi, Rabu, 15 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhammad Istiqomah Djamad, atau akrab disapa Is, vokalis Payung Teduh berjalan kaki di Kampus UI saat menuju stasiun UI, Depok, Jawa Barat (31/1). TEMPO berkesempatan mengikuti aktivitas Is selama seharian. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Keputusan itu tentu mengagetkan para penggemar Payung Teduh, yang terbentuk utuh sejak 2010. Belakangan, jadwal manggung Payung Teduh begitu padat. Hampir setiap hari kuartet ini mengisi satu acara ke acara lain dari satu kota ke kota berikutnya. Belum lagi, Is kini berdomisili di Kendari.

Kuartet Payung Teduh terdiri atas Is (vokal/gitar/guitalele/drum), Ivan (gitar/guitalele/vokal latar), Cito (drum/cajon), dan Comi (contrabass). Band ini berawal dari Is dan Comi, mahasiswa Universitas Indonesia yang kerap menyambangi sudut kampus untuk bermain musik.

Keduanya menjadi musikus di Teater Pagupon, Fakultas Ilmu Budaya UI. Kantin Fakultas Ilmu Budaya, tempat anak UI nongkrong di kampus, dan tepian danau kompleks kampus di Depok menjadi saksi bisu perjalanan musik mereka. Pada 2010, dua personel baru, Cito (cajon/drum) dan Ivan (guitalele/backing vocal) bergabung.

AISHA | EVIETA FAJAR

 

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus