Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 6 September 1998 menjadi saat yang menyedihkan bagi dunia perfilman Jepang, bahkan internasional. Sutradara kebanggaan negeri sakura, Akira Kurosawa meninggal. Director film The Seven Samuraisa ini berpulang karena penyakit stroke yang ia derita akibat kecelakaan tiga tahun sebelumnya.
Akira Kurosawa kelahiran Tokyo, 23 Maret 1910. Ia lahir dari keluarga yang kaya, bahkan kekayaan keluarganya sudah diwariskan sejak abad ke-11. Kurosawa merupakan keturunan samurai. Namun, terlepas dari latar belakang Jepang yang terhormat dan khas ini, ayah Kurosawa percaya bahwa dia dan saudara-saudaranya juga harus terpapar budaya Barat, jadi dia sering mengajak mereka menonton film.
Berdasarkan biography.com, Kurosawa mulai tertarik terhadap seni setelah ia menamatkan pendidikan di bangku sekolah menengah. Ketika itu ia belajar di Sekolah Lukisan Barat Doshisha. Pada tahun 1936, lamaran esainya untuk bekerja di studio film Photo Chemical Laboratories menarik perhatian KajirÅ Yamamoto, salah satu sutradara terbesar Jepang saat itu, yang bersikeras untuk mempekerjakan Kurosawa.
Ketika itu Kurosawa menjadi asisten sutradara selama tujuh tahun dan ia juga membuat sekitar 24 film dengan Yamamoto dan sutradara lainnya. Dengan pengalamannya bersama Yamamoto, Kurosawa belajar berbagai macam pengetahuan tentang film, salahsatunya kemampuan menulis naskah.
Film awalnya diproduksi selama Perang Dunia Kedua, dalam membuat film tersebut Kurosawa harus mematuhi tema yang telah ditentukan oleh kebijakan propaganda resmi negara. Ketika itu ia membuat film berjudul Drunken Angel yang merupakan karya ekspresif pribadi pertama Kurosawa, dibuat pada tahun 1948 dan menampilkan Toshiro Mifune yang menjadi tokoh utama favorit Kurosawa.
Menukil kanal anaheim.edu, karya-karya Kurosawa sangat stylist dengan pesan humanisme yang mendalam dan kasih sayang untuk karakternya dan kekaguman akan kedahsyatan alam.
Kurosawa mengikuti kesuksesan domestik pertamanya dengan film yang kelak menjadi hits internasional pertamanya, Rashomon (1950), sebuah kisah pembunuhan samurai yang diceritakan dari perspektif empat karakter yang berbeda. Film tersebut mendapatkan penghargaan di Festival Film Venesia tahun 1951, dan juga Oscar khusus untuk film asing terbaik.
Selain itu, Kurosawa juga banyak memenangkan penghargaan untuk filmnya, terutama Kagemusha (1980), sebuah epik sejarah yang sangat humanistik, dan untuk film laris Ran (1985). Pada tahun 1989 ia kembali memenangkan Oscar untuk Prestasi Seumur Hidup.
Kecintaannya terhadap film sudah tidak bisa dipungkiri lagi, bahkan banyak sutradara film di Barat yang mengadopsi filmnya, The Seven Samurai menjadi the Seven Magnificent. “Bagi saya, pembuatan film menggabungkan segalanya. Itulah alasan saya menjadikan bioskop sebagai pekerjaan hidup saya. Dalam film, lukisan dan sastra, teater dan musik bersatu. Tapi sebuah film tetaplah sebuah film,” kata Akira Kurosawa.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Menyusuri Jejak Sinema Kurosawa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini