Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

4 suling dari arcadie

4 pemain suling dari prancis yang tergabung dalam kwartet suling arcadie mengadakan pertunjukkan di studio v rri. (ms)

1 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SENIN malam 21 Oktober Studio V RRI terasa dingin. Di luar, sepanjang sore, hujan lebat. Tapi, kemudian, hawa dingin terkalahkan suasana hangat dan intim, yang datang dari alunan bunyi khas dan memikat Empat musisi Prancis, semuanya pemain suling (di antaranya seorang wanita) menyuguhkan karya komponis Claude Gervaise (abad 16), G. Ph. Telemann (1681-1767), Anton Reicha (1770-1836), Jacques Casterede (1930) dan Marc Berthomieu. Semuanya karya orisinal, bukan gubahan atau aransemen. Kwartet Suling Arcadie ini memang boleh. Permainan yang sangat cermat dan sikap profesional yang melekat pada kelompok ini tidak sempat pudar sepanjang acara, yang hampir dua jam itu. Keempatnya, Pierre Alain Biget, Pierre Yves Artaud, Nicolas Brochot dan Nyonya Arlette Leroy-B1get, masing-masing pemegang Premier Prix dari Conservatoire National Superieure de Musique di Paris. Dan kecuali Nicolas (yang baru bergabumg tiga tahun yang lalu) mereka telah bersatu sejak 1965 . di samping, mengadakan konser keliling pada musim tertentu, mereka juga pengajar utama pada berbagai akademi musik di Prancis. Teknik permainan yansg halus dan jernih, sempat membuat kita termenung sejenak. Permainan mereka mengingatkan pada suling-suling tradisi kita--untuk menyebut beberapa saja--dari minanng, Sunda, Jawa, Bali. Menyelinap pertanyaan mengapa tidak ada komponis kita yang mendalami kemungkinan perkembangan suling kita? Suling kontrabas yang digunakan dalam menyajikan karya Casterede, 6 Bagatelles, itu misalnya, menurut Pierre Artaud baru beredar 7 tahun belakangan ini, dan di seluruh dunia baru terdapat lima buah alat seperti itu. Grup ini memang terasa mempunyai ciri khas. Terutama ketika menyajikan 6 Bagatelles dengan menggunakan macam-macam ukuran flut, kwartet Arcadie menunjukkan satu gelombang arus warna, Irama napas, dan anyaman suara yang berpegang pada konsep yang jelas dan kuat Dari suling yang paling kecil (niccolo) , suling sopran, alto, sampai pada suling bas dan kontrabas, semuanya berfungsi dengan pas. Satu keunggulan lagi yang menarik: gaya yang mewakili tiap abad mereka sajikan dengan penyelesaian yang utuh, tanpa menggunakan cara-cara murahan untuk memproyeksikan diri. Dan rupanya mereka tak pilih-pilih gaya tertentu. Mereka hanya suka pada musik yang baik. Bila ada karya baru, dan (dalam latihan) ternyata, menurut mereka, musiknya miskin, langsung mereka tinggalkan. Spontanitas ini rupanya menjadi dasar. Hasilnya setiap anggota menuntut dirinya sendiri satu pengucapan kreatif yang tidak mengenal pasang surut Yang menarik, bagaimana grup ini menghadapi perkembangan musik di negaranya. Prancis terkenal subur dengan perkembangan musik avant-garde. Sambil ketawa mereka terangkan, bahwa di negerinya kedua aliran ini hidup dalam ko-eksistensi, bersama-sama dan saling menghormati. Sayang, pertunjukan Kwartet Suling Arcadie ini tak begitu mendapat sambutan. Studio V RRI hanya dipenuhi setengahnya saja. Dan sedikit sekali terlihat anak muda. Padahal sekolah dan kursus musik kini berlimpah pengikutnya. Agaknya mereka lebih suka mendengarkan petikan gitar daripada alunan suling. Mengapa? Irayati Sudiarso.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus