Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

75 Tahun Rhoma Irama: Jejak Panjang Musik Dangdut dan Soneta

Raden Haji Oma Irama atau beken Rhoma Irama adalah penyanyi dan musisi dangdut legendaris sekaligus aktor. Tercatat Rhoma Irama menelurkan 1.000 lagu.

11 Desember 2021 | 17.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Raden Haji Oma Irama atau beken dikenal Rhoma Irama adalah penyanyi dangdut dan aktor asal Indonesia. Rhoma lahir tepat tanggal hari ini 11 Desember pada tahun 1946.

Dalam dunia hiburan di tanah air, ia masyhur dengan sebutan Raja Dangdut.

Rhoma mengawali kariernya dalam dunia hiburan sebagai bintang film dalam film anak-anak berjudul Djendral Kantjil. Karier Rhoma dalam dunia musik sudah ia rintis sejak usia 11 tahun.

Sepanjang kariernya dalam dunia musik, Rhoma sudah menjadi penyanyi, gitaris, dan juga musisi sekaligus. Selain itu, ia juga mulai mendirikan band.

Band pertama yang ia dirikan adalah band Tornadi yang didirikan bersama Benny Muharam dan tiga orang lainnya pada 1959.

Kemudian, pada ulang tahunnya ke 24,  11 Desember 1970 Rhoma mendirikan Soneta Group, sebuah grup musik genre dangdut.

Soneta Group menjadi salah satu pijakan besar Rhoma meraih banyak kesuksesan dalam dunia musik.

Dalam catatan sejarah dunia musik tanah air, Rhoma pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Selanjutnya: Menilik dari sata penjualan kaset rekaman...

Menilik dari data penjualan kaset dan jumlah penonton pada film yang dibintangi oleh Rhoma tercatat ada sekitar 15 juta atau hampir 10% penduduk Indonesia saat itu.

Pada awalnya, Rhoma tidak ingin karyanya banyak terpublikasi, tetapi justru ia sudah terseret sangat jauh dalam dunia hiburan.

“Saya takut publikasi, tetapi saya sudah terseret jauh,” kata Rhoma dalam wawancara bersama Majalah Tempo, 30 Juni 1984 silam.

Karier Rhoma tidak hanya harum di tanah air, tetapi di negeri jiran ia pun memiliki banyak penggemarnya.

Banyak orang menyebut musik yang dibawa oleh Rhoma adalah musik dangdut, tetapi Rhoma lebih senang menyebut musik yang dibawanya adalah irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan sebuah semboyan, yaitu Voice of Moslem.

Madani FIlm Festival 2020 menghadirkan film-film Rhoma Irama sebagai medium kritik politik yang ampuh pada masa orde baru.

Semboyan ini bertujuan untuk menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, hingga penampilan di atas panggung. Bahkan, Rhoma disebut-sebut sebagai pionir yang mengabungkan musik rock dengan genre musik lain, termasuk dangdut.

Selain aktif dalam dunia hiburan, Rhoma juga terjun ke dalam dunia politik.

Semasa era Orde Baru, Rhoma bergabung bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan menjadi tokoh penting bagi PPP.

Rhoma sempat dimusuhi oleh Pemerintah Orde Baru karena menolak bergabung dengan Golongan Karya (golkar) dan ia memutuskan untuk vakum berpolitik akibat hal tersebut. Akhirnya, Rhoma terpilih menjadi anggota DPR mewakili utusan Golongan, yaitu seniman dan artis pada 1993.

Sepanjang kariernya dalam dunia hiburan, Rhoma Irama berhasil menelurkan kurang lebih 1.000 lagu dan beradu akting dalam lebih dari 20 film.

Baca juga: Ceramah di Masjid Balai Kota DKI, Rhoma Irama Bicara Ketakwaan hingga Palestina 

EIBEN HEIZIER

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus