Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Arsitektur dalam Pandangan Aga Khan

Wawancara Direktur Aga Khan Award Farrokh Derakhshani. Bangunan tak hanya megah, juga sederhana.

25 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Penghargaan untuk arsitektur.

  • Arsitektur harus meningkatkan kualitas hidup orang banyak.

  • Tak hanya menampilkan bangunan mewah, tapi juga yang sederhana.

AGA Khan Award for Architecture adalah salah satu penghargaan paling prestisius di bidang arsitektur. Penghargaan ini melebarkan makna arsitektur dengan tidak hanya memberi apresiasi kepada gedung-gedung mewah, juga bangunan-bangunan sederhana, seperti masjid dari batu bata atau pesantren dari gedek bambu.

Bahkan, bagi para jurinya, arsitektur bukan hanya bangunan, tapi hal-hal lain di luar bangunan, termasuk penghutanan kembali sebuah kampus. “Kami ingin melebarkan pengertian arsitektur yang selama ini dipahami secara sempit oleh masyarakat,” kata Farrokh Derakhshani, Direktur Aga Khan Award for Architecture.

Pria asal Iran ini telah 41 tahun bekerja di lembaga itu dan 16 tahun menjadi direktur. Pekan lalu, dia datang ke Indonesia untuk secara langsung memberikan penghargaan kepada Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur. Proyek yang didesain oleh arsitek Andra Matin itu memenangi Aga Khan Award ke-15. Sejak putaran pertama pada 1978-1980, sudah ada enam proyek di Indonesia yang mendapat penghargaan ini.

Beberapa jam setelah mendarat di Jakarta, wartawan Tempo, Qaris Tajudin, dan fotografer Subekti menemuinya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Ditemani Danny Wicaksono, arsitek Indonesia yang dua kali menjadi technical reviewer Aga Khan Award, Derakhshani berbagi banyak hal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aga Khan Award unik karena digagas oleh institusi keagamaan—sebuah keimaman Syiah Ismailiyah. Kenapa arsitektur dianggap penting oleh organisasi keagamaan?
Sebagai seorang imam, ia (Aga Khan IV) yakin bahwa salah satu hal terpenting adalah kualitas hidup orang banyak atau bagaimana sesuatu bisa membantu memperbaiki kualitas hidup. Dia juga yakin bahwa arsitektur memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup manusia. Sekolah yang dibuat dengan arsitektur yang baik akan membantu muridnya berkembang. Demikian juga rumah sakit dengan desain yang baik akan membantu kesembuhan pasien. Yang saya maksud arsitektur yang baik tidak berarti bangunan yang mewah. Itulah kenapa Aga Khan memberi penghargaan kepada penataan kampung kumuh di Jakarta dan Yogyakarta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ya, tapi kenapa harus lewat penghargaan?
Kami juga membangun banyak sekolah dan rumah sakit, tentu. Tapi sebuah penghargaan bisa menyampaikan pesan lain. Dengan penghargaan ini ia ingin banyak orang bisa belajar bagaimana sesuatu bisa dibuat lebih baik. Apalagi penghargaan ini dimulai pada 1980, ketika pertukaran informasi tidak seperti sekarang. Pemberian penghargaan membantu orang lain melihat praktik baik yang mungkin tak terlihat.

Menurut Anda hal itu berhasil?
Saya bisa dengan bangga dan yakin mengatakan Aga Khan Award telah berhasil membantu memperluas gagasan tentang arsitektur. Pada 1980, ketika Aga Khan Award pertama kali diluncurkan, kebanyakan orang menganggap arsitektur adalah tentang bangunan. Mereka tidak membicarakan bentuk lain arsitektur.

Di tahun itu kami memberikan penghargaan kepada perbaikan kampung di Jakarta (proyek MH Thamrin). Banyak orang yang heran bagaimana perbaikan kampung kumuh dianggap sebagai proyek arsitektur. Bagi mereka, itu adalah proyek sosial-ekonomi, bukan arsitektur. Tapi, bagi kami, itulah arsitektur yang sesungguhnya.

Contoh lain adalah saat ada yang menominasikan proyek penghutanan kembali (reforestation) kampus Middle East Technical University di Ankara, Turki. Banyak yang menganggap ini bukan proyek arsitektur. Tapi juri kami pada saat itu, Charles Jencks, meyakinkan bahwa ini adalah proyek arsitektur, meski ini bukan soal bangunan. 

Setelah 15 kali Aga Khan Award digelar, apa manfaat terbesar yang Anda rasakan?
Manfaat terbesar yang terasa adalah munculnya kesadaran akan kualitas hidup melalui arsitektur. Saat melihat ada proyek bagus yang berhasil dikerjakan, orang-orang berusaha membuat yang lebih baik. Mereka akan berkata, "Eh, buktinya di sana bisa, jadi kita juga pasti bisa membuatnya." 

Itulah kenapa Aga Khan Award hanya diberikan kepada proyek yang sudah rampung dan dipakai selama setidaknya setahun. Bukan proyek yang masih dalam desain dan akan dibangun. Bukan konsepnya saja. Kenapa? Karena banyak banget ide menarik yang sewaktu dikerjakan ternyata tidak berhasil. Kami harus memastikan bahwa ide itu memang berhasil mempermudah hidup orang banyak.

Kedua, ada sebuah ide yang diniatkan A, tapi saat jadi para pemakainya memanfaatkan untuk B. Fleksibilitas ini menurut kami juga menarik. Proyek arsitektur itu tidak mati, tapi hidup bersama para penggunanya.

Salah satu keunikan Aga Khan Award, penghargaan ini tidak diberikan kepada arsiteknya, tapi kepada proyeknya. Kenapa? Bukankah arsitek adalah aktor utamanya?
Tidak selalu begitu. Peran yang lain juga besar. Klien, misalnya. Arsitek tidak bisa membuat karya yang baik tanpa klien yang baik. Pada kesempatan lain, yang memegang peran penting adalah kontraktornya. Dalam proyek berbeda, bisa jadi pemegang peran utama adalah pengguna berikutnya yang bisa menemukan fungsi lain karya arsitektur itu. Ada beberapa karya yang berubah fungsi menjadi lebih baik. Arsitektur adalah kolaborasi, karenanya tidak bisa ditentukan siapa pemeran utamanya. 

Apa tantangan terbesar yang harus dijawab oleh arsitektur di masa kini?
Tantangan terbesar arsitektur kapan pun itu, menurut saya, adalah arsitek harus memahami konteks. Tanpa konteks yang benar, sebuah proyek akan gagal. Yang saya maksud konteks di sini bukan sekadar memahami fungsi. Arsitek juga harus memahami kebutuhan masyarakat, memahami teknologi, cuaca, perubahan iklim, ekonomi, sosial, dan sebagainya.

Mereka juga harus memahami dan mampu meyakinkan klien. Sebab, klien kerap melihat apa yang diinginkan saat ini. Arsitek harus bisa mengubah pandangan sempit itu menjadi lebih panjang. Apa yang saat ini bagus belum tentu lestari hingga beberapa tahun ke depan. Di sini, dialog menjadi penting. 

Arsitek juga ditantang untuk menggunakan seluruh sumber daya dengan cara terbaik. Memilih sumber daya manusia atau talent dengan baik, memilih sumber ekonomi yang baik (Aga Khan mengurangi nilai Bandara Soekarno-Hatta karena diduga dibangun dengan menyerobot tanah rakyat-Red), dan menggunakan sumber alami dengan baik. 

Banyak negara yang sampai saat ini masih berjuang dalam pencarian identitas selepas mereka lepas dari kolonialisme. Kerap kali, identitas diwujudkan dalam bangunan yang meniru bangunan tradisional. Bagaimana menurut Anda?
Identitas adalah sesuatu yang selalu berubah bersama waktu. Identitas Indonesia, misalnya, bukanlah identitas yang datang 500 tahun yang lalu, dari masa kolonialisme, atau dari masa ketika negeri ini lahir setelah kemerdekaan. 

Identitas itu dibangun setiap hari melalui aspirasi baru, tuntutan baru, cara berpikir baru. 

Identitas tidak bisa dimunculkan dengan menaruh sejumlah dekorasi, sejumlah elemen dari masa lalu, lalu kita bilang, inilah identitas kita. Sebuah bangunan bisa dianggap memiliki identitas jika orang-orang terwakili dan merasa memiliki bangunan itu. Sebaliknya, bangunan itu juga merepresentasikan bangsa itu. Rasa saling memiliki itulah yang menentukan identitas.

Dengan kemampuan yang makin canggih, di masa depan, apakah artificial intelligence (AI) akan menggantikan arsitek?
AI sudah lama ada. Saat Frank Gehry (arsitek Kanada yang terkenal dengan bangunan berbentuk tak beraturan) hendak membangun Museum Guggenheim, dia tidak mungkin melakukannya kalau tidak dibantu oleh komputer. Tidak ada kontraktor yang bisa membangunnya tanpa bantuan komputer.

AI tidak akan mengancam, karena keputusan akan tetap ada di tangan manusia. AI akan tetap menjadi alat dan tidak membuat keputusan dalam mendesain bangunan. Sebab, AI tidak memiliki pengalaman ber-ruang. Hanya manusia yang memiliki pengalaman itu. 

Belakangan, kalian menambahkan musik dalam penghargaan Aga Khan Award. Kenapa?
Sebenarnya keduanya adalah penghargaan yang berbeda. Kenapa musik? Aga Khan sangat tertarik pada musik, karena musik adalah warisan kebudayaan yang tak mengenal batas. Dengan musik, manusia bisa berkomunikasi secara lintas agama, budaya, dan bahasa. 

Awalnya Imam khawatir akan ada kehilangan besar pada budaya dan musik di Asia Tengah setelah runtuhnya Uni Soviet. Di era Uni Soviet, musikus tradisional digaji oleh negara. Selepas runtuhnya negara adidaya itu, para musikus tidak punya penghasilan. Mereka bukanlah musikus pop yang bisa mencari uang dengan bermain musik. Ada ancaman akan hilangnya musik lokal di Asia Tengah pada saat itu. Kini penghargaan itu juga diberikan untuk musikus di belahan dunia lain. Penghargaan ini adalah upaya untuk mencegah hilangnya musik tradisional, karena musik yang sudah hilang tak mungkin kembali.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Arsitektur Harus Meningkatkan Kualitas Hidup Orang Banyak"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus