Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Aray Daulay dan Jejak Karyanya yang Mewarnai Musik Indonesia

Sepanjang kariernya bermusik, Aray Daulay pernah bergabung dengan beberapa grup musik. Era 90-an, Aray merupakan gitaris grup musik Plastik

28 September 2018 | 09.12 WIB

Aray Daulay di peluncuran album di Taman Kemang, 10 November 2014. Foto: Dudut Suhendra
Perbesar
Aray Daulay di peluncuran album di Taman Kemang, 10 November 2014. Foto: Dudut Suhendra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Musikus Aray Daulay dikabarkan meninggal. Beberapa musikus tanah air mengungkapkan ucapan belasungkawa melalui akun media sosial mereka. Di antaranya penyanyi Endah Widiastuti sempat menuliskan pesan duka di Instastory Instagramnya. "Berduka sedalam-dalamnya atas berpulangnya Aray," tulis Endah, Jumat 28 September 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Lewat akun Instagramnya, kelompok musik Dialog Dini Hari juga mengunggah beberapa potret bersama Aray yang diambil tahun lalu. "Bagi kami, sosok Aray selalu membawa aura positif di tiap kehadirannya, sosoknya sangat menyenangkan. Kami akan sangat merindukan tawa mu @araydaulay selamat jalan, Salam Beribu Cinta!"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepanjang kariernya bermusik, Aray pernah bergabung dengan beberapa grup musik. Era 90-an, Aray merupakan gitaris grup musik Plastik. Para penggemar musik 90-an mafhum Plastik identik dikenal mengusung aliran psychedelic rock. Plastik dihuni oleh Ipang, Aray Daulay, Iman, Didit Saad, dan Alex.

Setelah Plastik bubar, nama Aray Daulay semakin dekat dengan musik reggae. Aray bergabung sebagai gitaris Steven & Coconut Treez. Setelah grup musik reggae itu tidak berlanjut, Aray kemudian membentuk Ray D'Sky, grup musik yang mengkombinasikan beberapa aliran musik reggae, folk, dan blues. Aray mengisi vokal dan sebagai gitaris di Ray D'Sky.

Musikus Aray Daulay saat sesi foto untuk Tempo di Rumah Sanur - Creative Hub, Denpasar, Kamis, 28 Juni 2018. Tempo/BRAM SETIAWAN

Selanjutnya, ia melanjutkan karir bermusiknya sebagai solo, Aray Daulay yang sudah melahirkan dua album, On The Move (2014) dan Lagu Perjalanan (2018). Album baru Aray Daulay, Lagu Perjalanan, mengemas tujuh lagu. "Album ini (Lagu Perjalanan) refleksi perjalanan bermusik gue dari 90-an sampai sekarang," kata Aray kepada Tempo di Denpasar, Kamis, 28 Juni 2018.

Adapun tujuh lagu itu berjudul Aku Dengar, Rahasia, Alive, Tak Perlu Sempurna, Sunset, Remind, Very Nice. Khusus untuk lagu Sunset, merupakan karya Imanez yang kembali ia bawakan. "Imanez, influence dan sahabat gue," tuturnya. Imanez adalah alumnus Gang Potlot. Imanez dikenal sebagai salah satu musikus yang mempopulerkan reggae di Indonesia.

 

Menurut dia, saat ini dirinya nyaman solo, karena ingin mengekspresikan karyanya lebih bebas. "Dasarnya musik yang bisa gue mainin itu, rock, blues, reggae, folk. Ya, sebisa yang gue punya," tuturnya. "Energi yang ada begini, gue suka sesuatu yang baru."

Aray Daulay mengakui rasa berbeda berkarya dalam grup musik (band) dan solo. "Rasanya (solo) dikerjain sendiri lebih bebas, terserah gue warnanya (musik) mau dibawa ke mana," ujar musikus tersebut.

AISHA | BRAM SETIAWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus