Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ario Bayu, aktor sekaligus Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) 2024-2026 menyatakan keinginannya agar penyelenggaraan FFI tahun ini lebih objektif dan netral dalam proses penjurian. Ia menekankan pentingnya menghindari konflik kepentingan pribadi dalam proses seleksi film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemeran film Soekarno itu menjelaskan bahwa FFI menerapkan mekanisme baru. "Kami ada tim kuratorial awal, jadi bukan dari komite," ujar Ario saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 26 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim kuratorial awal tersebut melibatkan pihak eksternal yang dianggap berkompeten di bidangnya, untuk memisahkan proses penilaian dari pengaruh internal komite FFI. “Jadi kami masih dalam proses untuk memilih dewan juri bersama ketua-ketua komite," tuturnya.
Ario Bayu Paparkan Seleksi Ketat dengan Sistem Meritokrasi
Proses seleksi film dalam FFI 2024 diharapkan lebih ketat dengan mengadopsi sistem meritokrasi. Dari 105 film panjang yang mendaftar, saat ini sudah terpilih sekitar 30 film melalui tahap kurasi awal. Seleksi tersebut melibatkan para kurator independen yang kompeten di bidang perfilman. “Itu langkah awal sebelum masuk ke tahap penjurian berikutnya oleh stakeholder dan asosiasi," kata Ario.
Setelah tahap kurasi awal, film-film yang terpilih akan diseleksi lebih lanjut oleh tim akademi citra, yang beranggotakan sineas-sineas pemenang penghargaan FFI. Ario juga mengungkapkan bahwa jumlah film yang mendaftar meningkat dari tahun sebelumnya, menunjukkan tren positif bagi perkembangan industri perfilman dalam negeri.
Tantangan FFI Menjaga Objektivitas
Menjaga objektivitas dan netralitas merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Ario Bayu sebagai Ketua Komite FFI. Ia ingin memastikan bahwa setiap keputusan penjurian berdasarkan kualitas, bukan kepentingan pribadi atau popularitas. "Tantangannya adalah bagaimana FFI ini bisa senetral mungkin dan terus mengedepankan film-film berbasis meritokrasi," ungkapnya.
Aktor berdarah Jawa itu juga menyebut bahwa komite sedang mempertimbangkan adanya kategori Film Terbaik yang dinilai oleh dewan juri, serta kategori Film Terpopuler yang dipilih melalui voting publik. “Secara penilaian berbeda, yang terbaik oleh juri, dan populer bisa jadi oleh voting. Tapi kami masih mendiskusikan ini," ujar Ario.
Piala Citra di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2024 akan menjadi penghargaan bergengsi bagi sineas Tanah Air. Mengusung tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia, Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 akan dilaksanakan pada 20 November 2024 mendatang.