Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Pegiat seni yang tergabung dalam Bandung Connex menghelat Bandung Art Month 2019. Acara yang mulai dibuka 15 Agustus itu akan berlangsung hingga 15 September. Puluhan acara seni yang menyebar di penjuru kota itu bertema teknologi komunikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Anggota Direktur Bandung Art Month Rifky Effendy mengatakan tema itu menanggapi perkembangan mutakhir teknologi komunikasi terutama sosial media. “Dan perilaku
Masyarakat sekarang dalam berkomunikasi,” ujarnya, Kamis, 15 Agustus 2019. Di sisi lain, jejaring komunikasi dalam dunia maya berpotensi meluaskan jaringan kerja antar para
pelaku seni dan masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perhelatan tahun kedua ini sedikitnya telah merangkai 50-an acara seni yang masih terbuka untuk bertambah. Sebelumnya pada 2018, acara perdana itu melibatkan 88 acara dari
53 pegiat seni dengan tajuk Balik Bandung. Pesertanya dari kalangan galeri, seniman,
komunitas, museum, dan lembaga pendidikan di Bandung.
Selain pameran dan pertunjunkan seni, ada lokakarya seni virtual di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Tujuannya untuk menggali bentuk-bentuk seni yang berbasis kepada ruang-ruang maya.
Penjelajahan seni berbasis teknologi mutakhir seperti augmented reality juga digunakan
pada perayaan 50 tahun Goethe Institut Bandung yang sedang berlangsung sejak Maret hingga Desember 2019.
Peserta Bandung Art Month lain diantaranya Ardiyanto (Anto) Studio, Ruang Segi Empat
(Artes Indonesia), Bale Seni Barli, Dalemwangi Art Space (Jendela Ide), Galeri Seni Abun, Galeri Yuliansyah Akbar (Urbane), Galeri Soemardja ITB, dan Griya Seni Popo Iskandar.
Selain itu ada Institut Francais Bandung, Komunitas 22 Ibu, Komunitas Gurat Jelekong,
Komunitas Hegarmanah, Lawangwangi Creative Space, NuArt Sculpture Park, Orbital
Dago, Rumah Proses, dan Sanggar Olah Seni.
ANWAR SISWADI