Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Buku

Berita Tempo Plus

Melihat Goenawan dari Aneka Kacamata

Komunitas Utan Kayu meluncurkan buku berjudul Membaca Goenawan Mohamad pada Kamis lalu. Buku setebal 453 halaman itu memuat 16 pandangan tokoh tentang pemikiran dan karya Goenawan Mohamad.

1 Januari 2023 | 00.00 WIB

Sastrawan Goenawan Mohamad dalam peluncuran buku “Membaca Goenawan Mohamad” di Komunitas Utan Kayu, Jakarta, 29 Desember 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Sastrawan Goenawan Mohamad dalam peluncuran buku “Membaca Goenawan Mohamad” di Komunitas Utan Kayu, Jakarta, 29 Desember 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sembari memetik gitar akustik, Ayu Utami menyanyikan sejumlah lagu di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis lalu. Lagu-lagu itu merupakan musikalisasi dari kumpulan puisi dan sajak ciptaan Goenawan Mohamad, sastrawan sekaligus pendiri majalah Tempo. 

Penampilan perempuan berusia 54 tahun itu merupakan bagian dari acara peluncuran buku Membaca Goenawan Mohamad. Ayu Utami adalah salah satu penulis sekaligus penyunting buku itu. 

Menurut Ayu Utami, lantunan lagu bisa menjadi salah satu cara untuk menikmati dan menyelami puisi-puisi karya Goenawan Mohamad. Bahkan ia mengaku sedang menyiapkan beberapa lagu berbekal sejumlah puisi bikinan Mas Goen, begitu ia menyapa Goenawan Mohamad. 

Deretan puisi tersebut, antara lain, Sajak Anak-anak Mati (1973), Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi (1966), Dingin Tak Tercatat pada Termometer (1971), dan Lagu Pekerja Malam (1962). Menurut Ayu Utami, puisi Goenawan Mohamad selama ini sekadar dikagumi. "Tidak banyak yang sampai menggalinya secara dalam," katanya. 

Lewat lagu pula, ia berharap puisi-puisi Goenawan Mohamad bisa masuk ke telinga anak muda. Secara garis besar, buku Membaca Goenawan Mohamad punya misi yang sama, yakni menggaungkan pemikiran pria yang kini berusia 81 tahun itu. 

Bedanya, Ayu Utami dan para penulis lainnya menyajikan respons mereka atas karya dan pemikiran Goenawan Mohamad yang tertuang dalam berbagai media, seperti puisi, novel, karya seni rupa, tulisan Catatan Pinggir di majalah Tempo, hingga ke ranah gerakan sosial. "Kami ingin melakukan pembacaan yang serius dan kritis terhadap pemikiran Mas Goen," tutur Ayu Utami.

Ayu mencontohkan, novel Goenawan Mohamad sudah diakui kualitasnya oleh pembaca. Namun itu semua sebatas pengakuan kehebatan. Amat sedikit pembaca yang mengkaji dan menyelami makna dari novel tersebut. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus