SEBUAH malam dengan warna Melayu Senin pekan lalu, di Balai
Sidang Senayan Jakarta, pada pergelaran gabungan Orkestra Radio
Televishen Malaysia (ORTM) dengan Orkes Radio Televisi
Indonesia.
"Karena ini didengar di Malaysia dan Indonesia, sebisa mungkin
lagu-lagunya bisa dinikmati kedua belah pihak," kata Johari
Salleh, 40 tahun, pimpinan ORTM.
Itulah acara puncak dan terakhir perlawatan ORTM selama dua
minggu di Indonesia. Sebelumnya ORTM mengadakan pergelaran di
Medan, Bandung dan di Studio V RRI Jakarta -- sendiri, bukan
gabungan.
Tapi menurut Encik Jo, orkesnya sendiri pun sebenarnya jarang
memainkan lagu joget Melayu. Kecuali, tentu, kalau yang tampil
menyanyi Seh Mohammad Salim. Biduan satu ini memang khusus
penyanyi lagu "tradisional Melayu". Dan memang terkenal -- bukan
semata karena Melayunya, tapi karena dia pun penyiar Radio
Malaysia, juga pelawak.
Milik Kerajaan
"Kehidupan musik pop lebih mendapat pasaran. Dan seperti di
Indonesia saya duga," tutur Encik Johari, "pop di Malaysia
sangat terpengaruh Barat. Kalau syairnya diganti bahasa Inggris,
saya tak tahu lagi apakah lagu Malaysia atau Barat. "
Dia yang kini hidup membujang, menilai penyanyi-penyanyi pop
kita yang memelayukan diri malam itu -- antara lain Marini, Bob
Tutupoly, lletty Koes Endang, Rafika Duri -- "cukup boleh."
Encik Jo agaknya sedikit diplomatis. Isbandi, pimpinan Orkes
Telerama, kepada TEMPO mengatakan: "Cengkok Melayu penyanyi kita
malam itu kurang sekali."
Apa boleh buat. Selera zaman agaknya menentukan. Lagu Melayu
telah tersisih -- oleh pop dan dang-dut. Juga faktor penyanyi.
"Kalau penyanyinya dari Jawa atau Sunda, ya . . . kata Isbandi
yang pernah juga mencipta lagu Melayu, dulu, sehabis mengunjungi
Malaysia. "Tahun 60-an saya cipta Kenangan Indah. Tapi tak dapat
sambutan, ya lantas lenyap."
Tak berarti 'Malam Melayu' pergelaran gabungan itu sepenuhnya
sumbang. Masih ada S.M. Salim yang telah disebutkan. Dan menurut
Tri Sutji Djuliati Kamal, Ketua Himpunan Komponis Indonesia,
Encik Salim memang boleh." Tapi dia 'kan memang orang Malaysia,
asal lagu Melayu itu," katanya. Persis cik dan encik Malaysia
itu berbicara saja 'kan sudah Melayu Meski Encik Salim yang
lahir di Kualalumpur 50 tahun lalu itu beribu Aceh dan berbapak
dari Timur Tengah.
"Salim memang terbaik. Tapi juga tak sepopuler penyanyi pop.
Pasarannya juga sepi. Dan di Malaysia pun lagu joget yang baru
juga tak ada," cerita Johari. "Jadi seperti juga lagu seriosa.
Tetap ada, tapi tiada berkembang."
Itulah mengapa ORTM, yang "milik Kerajaan" itu, mengambil jalan
tengah. "Kami tak membiarkan ORTM memainkan lagu-lagu disko.
Tapi juga jarang membawakan lagu joget Melayu yang sudah tak
begitu digemari. Jadi kebanyakan lagu hiburan saja yang kami
mainkan."
Bagaimana sambutan khalayak Malaysia melihat pergelaran gabungan
ini tak langsung bisa diketahui. Acara malam itu, ternyata tak
bisa langsung disiarkan di Malaysia, karena "sedang ada acara
penting di sana," kata Isbandi.
Yang langsung disiarkan ke Malaysia, justru acara Jumat malam
dua pekan lalu di Studio V RRI Jakarta yang lebih menampilkan
penyanyi pop Cik Rosemaria Abdul Hamid, 4 tahun -- Juara
Bintang Radio Televishen Malaysia 1977. Untunglah, Johari Salleh
sebagai konduktor ternyata lebih puas dengan pergelaran Jumat
malam itu. Bukan soal lagunya tapi soal akustik. "Di RRI suara
bisa terkumpul. Saya menangkap semuanya. Di Balai Sidang suara
tersebar."
ORTM didirikan tahun 1961. Semula hanya dengan anggota 9 musisi.
Kini punya anggota 50 orang. Yang ke Indonesia 31 orang saja.
Johari Salleh merupakan pimpinan masa kedua. Pimpinan pertamanya
Alfonso Soliano. Perlawatannya pertama kali ke Indonesia ini
separuh dibiayai pemerintah Malaysia, separuh dari Indonesia.
Dan ini merupakan kelanjutan program bersama antara RTM dan RRI,
yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini, dalam acara yang
disebut 'Salam Muhibah.
Adapun Orkes Radio Televisi Indonesia adalah nama mendadak
--merupakan gabungan anggota TVRI Stasiun Medan dan anggota
Orkes Telerama. Agak sulit membandingkan permainan kedua orkes
ini, karena mereka bergabung. Toh, Isbandi ternyata cukup jeli
"Secara keseluruhan bagus. Permainan alat tiup ORTM menonjol."
Ada suasana nostalgia, memang, malam itu. Tak Seindah Wajah,
Serunai Malam, Bunga Hati, Fatwa Pujangga dan Cinta Hampa
adalah lagu joget yang populer di tahun 50-an. Masih satu lagi,
karya Syaiful Bahri di tahun 1960, Semalam di Malaysia. Dan
tentu saja kumandang jogetnya Encik Salim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini