Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.

25 Februari 2024 | 21.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Belasan karya lukisan Barli Sasmitawinata ikut dipajang untuk memeriahkan pembukaan sebuah restoran baru di Bandung. Pameran lukisan berjudul Menjaga Rasa yang berlangsung pada 15-29 Februari 2024 itu menampilkan 16 lukisan cat minyak, charcoal, dan cat air dengan berbagai gaya lukisan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebagian lukisan milik Museum Barli dan beberapa punya kolektor yang dijual,” kata Rizky Oktoviandy kurator pameran itu di SuJiVa Resto & Art Space, Sabtu 24 Feb 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilihan karya lukisan Barli yang dipajang menurutnya dikaitkan dengan masalah sosial terkait kepedulian pada sesama, alam dan lingkungan, serta budaya. Tampilan gambarnya pun menyesuaikan kondisi tempat yang berupa bangunan kolonial dari sisi interior juga eksterior.

Pameran Lukisan Barli agar Tahu Karya Aslinya

Selain itu menurut Rizky, pameran karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya. “Sebab lukisan Pak Barli belakangan ini jadi sasaran forgery,” ujarnya.

Pemalsuan karya lukisan itu menurut Rizky dimulai sejak 2015 setelah Barli wafat pada 2007. Lukisan palsu itu sekilas mirip dengan yang asli. “Memang tidak sama persis tapi ada improvisasi,” kata dia. Harga lukisan palsunya di bawah harga lukisan aslinya yang di tempat lelang berkisar Rp 100-200 juta.

Pada beberapa lukisan Barli milik kolektor yang dipajang bersama di acara pameran, harganya dibanderol Rp 150 juta. Misalnya lukisan cat minyak berjudul 'Pasola/Pria Berkuda' buatan 2006, juga 'Pragawati' yang kanvasnya berukuran 110 x 80 sentimeter buatan 1998.

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Kolektpr Seni Dapat Periksa Keaslian Karya Lukisan Barli

Pembeli atau kolektor seni menurut Rizky, bisa memeriksakan keaslian atau tidaknya lukisan Barli yang dimiliki ke Museum Barli di Bandung. “Kalau mau tanya ada biaya dulu untuk donasi Rp 2 juta, kalau palsu kita kembalikan Rp 1 juta,” ujarnya. Adapun jika karya lukisannya asli dan ingin dibuatkan sertifikat, total biayanya sebesar Rp 10 juta.

Cara membedakan karya Barli yang asli dan palsu itu tidak berpatokan pada harga lukisan yang diperiksa. “Terutama secara visual dari garis, goresan Pak Barli punya ciri khas walaupun berbeda gaya seperti ada kubisme dan ekspresionis,” ujar Rizky. Selain itu bisa ditilik dari cat yang dipakai dan kualitasnya. “Banyaknya dari pengalaman kita dari sepuluh lukisan hanya dua yang asli.”

Barli Sasmitawinata merupakan pelukis kelahiran Bandung pada 18 Maret 1921. Kiprah Barli dalam dunia seni rupa menurut Rizky, sudah dimulai sejak masa kolonial yaitu pada 1935 dengan menjadi pelukis potret kaum bangsawan. Barli kemudian memilih menjadi pelukis rakyat dan bergabung bersama pelukis Affandi, Hendra Gunawan, Wahdi, dan Sudarso dengan membentuk Kelompok Lima Bandung.

Selain sebagai pelukis, kata Rizky, Barli mengagas pembentukan jurusan Seni Rupa di kampus yang sekarang dinamakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Dia pun mendirikan Sanggar Rangga Gempol sekaligus mengajar beberapa seniman seperti Anton Huang, Chusin Setiadikara, Roedyat, Rudi Pranajaya, dan Sam Bimbo. Sanggar itu kini masih bertahan diteruskan oleh keturunannya di Museum Barli.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus