Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Seniman Sumastania Widyandari alias Dea, menggelar pameran lukisan berjudul Geometria Horizontis di Galeri Ruang Dini, Bandung, sejak 4 Agustus – 1 September 2024. Selain mengolah warna, pelukis lulusan S1 dan S2 dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga membentuk kanvasnya dengan pola trapesium.
Pameran Sumastania Widyandari Berfokus pada Kontras Warna
Pada pameran tunggal ini, Dea memajang tiga seri karya lukisannya. Judul seri 'The Study' yang terdiri dari tujuh lukisan pada masing-masing kanvas berukuran 40 x 40 sentimeter. Setiap kanvasnya disapu kuas secara penuh dengan warna dasar yaitu merah, kuning, biru, serta ungu dan hijau. Lewat akun Instagram miliknya, Dea menjelaskan soal warna itu pada lukisannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jingga mengingatkannya pada topi yang selalu dipakai kakeknya ke kantor pos. Merah berlatar warna lipstik yang dipakai neneknya. Adapun biru seperti warna baju renang masa kecil pemberian ibu, juga warna mobil ayahnya yang dipakai pulang-pergi Bandung-Jakarta. Sementara hijau mewakili tutup tetes mata yang dijadikan pamannya sebagai dot untuk bayi kucing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warna kuning terinspirasi dari cemilan berhadiah penggaris yang isinya dimakan sebungkus berdua bersama kakak. Sebagai tema karya lukisnya, Dea tertarik dengan hal keseharian sambil terus mengeksplorasi bentuk dan warna. “Kembali kepada warna dan bidang, lukisan saya menghadirkan ruang imajinasi melalui warna solid yang mengingatkan kita semua nirwarna tanpa cahaya,” katanya lewat keterangan tertulis, Selasa, 6 Agustus 2024.
Pameran tunggal lukisan karya
Seri judul lukisan lainnya 'The Unspoken', menyandingkan dua kelir yang kontras seperti warna muda dan tua. Tarikan garis pembatasnya ada yang lurus hingga membentuk bidang persegi, melengkung, atau segitiga. Sedangkan pada seri judul ketiga yaitu T'he Incision', Dea memisahkan warna dan bidang pada kanvasnya lewat celah sempit.
Jejak Pameran Sumastania Widyandari
Setidaknya selama lima tahun terakhir, Dea rutin menggelar pameran tunggal karyanya setiap tahun. Pada 2023 misalnya bertajuk 'Katempuhan Buntut Ucing' di Kunasi Indonesia, Bandung. Kemudian pada 2022 berjudul 'Filter' di 2Madison Artspace Kemang Jakarta. Sebelumnya pada 2022 berjudul 'Suaka Warna' di Jab Art Space Teras Indonesia IKEA Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat. Sementara pada 2019, Dea menggelar pameran berjudul 'Besar = Kecil' di Semata Gallery Bandung.
Selain itu dia juga kerap ikut pameran bersama hingga delapan kali selama 2023 seperti di Bandung, Bali, dan Tangerang Selatan. Di luar aktivitasnya sebagai seniman, Dea sejak 2007 sampai sekarang mengajar di Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Arsitektur dan Desain, Institut Teknologi Nasional, Bandung.