Derby Romero Sebut Sosok Danan di Home Sweet Loan Dibutuhkan Banyak Orang

TEMPO.CO, Jakarta - Derby Romero mengatakan, perannya sebagai Danan dalam film Home Sweet Loan merupakan salah satu karakter yang paling mempengaruhi dirinya. Dalam konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 18 September 2024, Derby mengungkapkan rasa terhubungnya dengan sosok Danan.

“Gue ngerasa ini sebenernya karakter paling berbeda, tapi gue banyak traits (sifat) yang sama sama Danan,” ujarnya. Menurutnya, karakter Danan memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari banyak orang.

Danan di Home Sweet Loan, Sahabat Setia yang Dibutuhkan Banyak Orang

Aktor kelahiran 1990 itu mengaku senang dengan perannya sebagai Danan karena menurutnya, semua orang di dunia ini membutuhkan sahabat seperti Danan. “Kita butuh tempat untuk bersandar,” tuturnya. Derby juga menjelaskan bahwa karakter Danan bisa menjadi contoh bagi banyak orang. 

Dalam film ini, Danan digambarkan sebagai sosok yang selalu siap mendengarkan dan memberikan ruang kepada Kaluna, karakter utama yang diperankan oleh Yunita Siregar. “Danan kan siap mendengarkan, selalu ada. Tapi dia juga ngasih space ke Kaluna untuk dia menyelesaikan masalahnya,” ujar pemeran Sadam dalam film Petualangan Sherina itu. 

Bagi Derby, peran ini tidak hanya memberikan tantangan akting tetapi juga refleksi atas nilai-nilai persahabatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sosok Danan menunjukkan pentingnya kehadiran dan dukungan tanpa memaksakan solusi.

Adegan Emosional yang Getir

Salah satu adegan yang sangat emosional bagi Derby adalah ketika dia menyaksikan adegan antara Yunita Siregar dan aktor senior Budi Ross yang memerankan ayah Kaluna. Derby mengakui bahwa adegan tersebut membuatnya tersentuh secara mendalam. “Adegan Yunita sama bapak. Itu juga aku hampir pecah sampai akhirnya aku keluar dari set, karena nggak bisa (menahan),” ucap Derby mengenang pengalaman tersebut.

Ia menilai, adegan-adegan dalam Home Sweet Loan sangat menguras emosi, dan mencerminkan realitas getir yang dialami banyak orang, terutama mereka yang berada di posisi Kaluna sebagai seorang generasi sandwich.