Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Review Home Sweet Loan: Potret Generasi Sandwich di Tengah Impian yang Terhimpit

Home Sweet Loan bercerita tentang perjuangan generasi sandwich di tengah tantangan ekonomi dan tanggung jawab keluarga besar.

21 September 2024 | 16.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film Home Sweet Loan garapan sutradara Sabrina Rochelle sukses mengangkat realitas pahit yang dihadapi generasi sandwich di Indonesia. Diadaptasi dari novel karya Almira Bastari, film ini berkisah tentang Kaluna (diperankan Yunita Siregar)—seorang pekerja keras yang tinggal bersama keluarga besarnya di rumah yang sempit dan penuh sesak. Kaluna bermimpi untuk memiliki rumah sendiri, namun impian itu terjepit di antara beban finansial dan tanggung jawab keluarga.

Sinopsis Home Sweet Loan

Home Sweet Loan menggambarkan kondisi rumah Kaluna yang penuh sesak dengan keluarga besar yaitu ayah, ibu, serta kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga. Rumah itu digambarkan sebagai tempat yang tidak pernah tenang. Setiap sudutnya terasa sempit, selalu berantakan, dengan perabot berserakan. Kaluna bahkan menjadi tulang punggung, ia sering harus mengisi token listrik dan mengurus pekerjaan rumah tangga, meskipun lelah sepulang kerja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di tengah kerumitan itu, muncul adegan yang menyentuh saat Kaluna pulang kerja dengan angkutan umum. Lagu ‘Kembali Pulang’ milik Suara Kayu dan Feby Putri mengalun dalam latar suara menggambarkan rasa lelah para pekerja yang berjuang setiap hari untuk bertahan. Namun, begitu tiba, rumah yang kotor dan sumpek membuat Kaluna semakin tertekan, seolah-olah ia tidak memiliki ruang pribadi untuk beristirahat.

Review Film Home Sweet Loan: Generasi Sandwich dan Impian yang Dikorbankan

Film ini juga menyoroti isu generasi sandwich yang sering kali harus mengorbankan impian pribadinya demi kebutuhan keluarga. Kaluna, meskipun ambisius dalam perencanaan keuangan untuk membeli rumah, harus terus mengalah demi orang tuanya. Beban finansial yang ditanggungnya semakin berat ketika keluarganya membutuhkan bantuan, dan mimpi untuk memiliki rumah sendiri pun semakin jauh dari jangkauan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Home Sweet Loan juga menyentuh masalah relevan yang dihadapi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya terkait program Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang diangkat melalui siaran televisi dalam film ini. Program tersebut tampak seperti secercah harapan bagi Kaluna dan generasi muda yang ingin memiliki rumah. Namun kenyataannya, harga rumah di perkotaan yang semakin tinggi dan gaji yang pas-pasan membuat impian tersebut nyaris mustahil dicapai.

Jalan Cerita yang Ringan dan Dekat dengan Masyarakat

Plot film tidak hanya berfokus pada masalah finansial, tetapi juga memperlihatkan konflik personal yang dialami Kaluna dalam hubungannya dengan kekasihnya, yang berasal dari kalangan ekonomi kelas atas. Film ini dengan halus menyisipkan masalah yang sering dihadapi pasangan di Indonesia, terutama isu tinggal bersama mertua dan ketimpangan ekonomi.

Secara garis besar, film ini sangat ringan, namun memiliki makna yang dalam. Kesederhanaan yang hanya menggambarkan realitas sehari-hari seperti gayung berbentuk hati, bunyi token listrik yang mengingatkan pada pengeluaran harian, serta rumah yang selalu berantakan. Semuanya dikemas dan membuat penonton merasa dekat dengan cerita.

Yunita Siregar sebagai Kaluna berhasil membawa karakter yang ia perankan menjadi sangat emosional. Totalitasnya dalam berperan membuat penonton benar-benar merasakan dilema yang dihadapi Kaluna. Pemain lain seperti Derby Romero, Risty Tagor, dan Fita Anggriani juga memberikan performa yang solid, dan menambah narasi cerita dari persahabatan dan keluarga besar yang kompleks. Home Sweet Loan dijadwalkan tayang di bioskop Tanah Air mulai 26 September 2024.

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus