Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Fakta Film Kingdom of the Planet of the Apes, Gandeng Animator Indonesia

Animator Indonesia, Sashya Subono Halse terlibat sebagai Facial Motion Animator di film Kingdom of the Planet of the Apes.

17 Mei 2024 | 12.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film Kingdom of the Planet of the Apes menampilkan cerita perjalanan yang penuh aksi dan berbeda dari trilogi sebelumnya. Selain itu, film petualangan penuh aksi ini juga menyimpan banyak kisah unik di balik layar, salah satunya adalah keterlibatan animator Indonesia.

Sutradara Wes Ball memberikan sentuhan baru ke dalam film ini yang berlatarkan beberapa generasi di masa depan setelah pemerintahan Caesar, di mana kera adalah spesies dominan yang hidup secara harmonis dan manusia terpaksa hidup dalam bayang-bayang.

Saat pemimpin kera baru yang kejam membangun kerajaannya, seekor kera muda melakukan perjalanan mengerikan yang akan menyebabkan dia mempertanyakan semua yang telah dia ketahui tentang masa lalu dan membuat pilihan yang akan menentukan masa depan kera dan manusia.

Animator Indonesia di Film Kingdom of the Planet of the Apes

Teknologi yang digunakan untuk menghidupkan karakter kera dan juga suasana film tersebut dicapai melalui teknologi Performance Capture, berkat para ahli di Weta FX. Perusahaan efek visual di Selandia Baru milik pembuat film Peter Jackson telah bekerja pada 3 film sebelumnya dan memainkan peran besar dalam Kingdom of the Planet of the Apes.

Pekerjaan Weta FX juga termasuk mengubah aktor manusia menjadi kera secara digital dan membantu menciptakan dunia yang berlatar beberapa ratus tahun dari film sebelumnya yang penggemar sudah saksikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Animator Indonesia Sashya Subono Halse terlibat dalam pembuatan film Kingdom of the Planet of the Apes. Dok. 20th Century Studios

Animator Indonesia Sashya Subono Halse menjadi salah satu dari tim animator tersebut. Sashya yang sebelumnya merupakan pengajar di bidang animasi di Indonesia, melanjutkan pendidikannya di Selandia Baru hingga menjadi bagian dari Weta FX selama lebih dari 4 tahun. Animator yang berfokus pada Facial Motion Animation ini telah berkontribusi dalam beberapa film ikonik seperti, Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023) dan Avatar: The Way of Water (2022).

Kesulitan Bikin Film Kingdom of the Planet of the Apes

Proses produksi film Kingdom of the Planet of the Apes diungkapkan sangat sulit khususnya dari segi teknis. Hal itu merupakan pembelajaran besar bagi sutradara Wes Ball. "Ketrampilan membuat film ini melebihi segala yang pernah saya jalani," katanya.

Salah satu tantangan terbesar adalah penambahan elemen air dalam cerita tersebut. Ada beberapa adegan yang memerlukan para kera untuk terlihat basah dan juga berada di dalam air. Erik Winquist, selaku Visual Effect Supervisor, menangani bagaimana air mengubah penampilan bulu mereka. Untungnya, Winquist dapat menggabungkan teknologi yang sudah pernah digunakan dalam Avatar: The Way of Water.

“Dari segi teknologi performance capture, Rise of the Planet of the Apes hadir setelah kami bekerja untuk Avatar,” kata Winquist. “Pada film tersebut, kami membawa teknologi itu ke lokasi di bawah sinar matahari, yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selama berlangsungnya tiga film itu, teknologi ini semakin maju, menjadi lebih tangguh, dan kami kemudian dapat membawanya ke hujan atau salju seiring perkembangan film-film tersebut.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kingdom of the Planet of the Apes. Dok. 20th Century Studios

Sinopsis Kingdom of the Planet of the Apes

Berlatar beberapa dekade setelah masa kepemimpinan Caesar, di mana manusia hidup dalam bayang-bayang dan spesies kera harus berhadapan dengan pemimpin tirani yang berupaya untuk membangun kerajaan barunya. Sesosok kera muda bernama Noa yang berasal dari klan Eagle harus mengarungi sebuah petualangan berbahaya yang akan membuatnya mempertanyakan kembali masa lalu yang ia ketahui. Ia membuat keputusan penting yang akan mempengaruhi kehidupan manusia dan kera kedepannya.

"Konsep ini bercerita tentang sesosok kera muda yang naif dan tidak tahu apa-apa tentang dunia luar, di mana Caesar telah menjadi legenda. Jika tiga film terakhir bisa diumpamakan sebagai zaman batu para kera, sekarang mereka telah memasuki zaman perunggu. Kita bisa melihat budaya berkembang di dalam berbagai klan. Kita juga bisa melihat apa yang terjadi pada dunia yang ditinggalkan dan yang tersisa semenjak perginya manusia," kata Wes Ball.

Kingdom of the Planet of the Apes tayang di Indonesia sejak Rabu, 8 Mei 2024 dan masih bisa disaksikan di seluruh bioskop favorit Anda sekarang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus