Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Fakta Menarik Drama When Life Gives You Tangerines, Ada Aksi Terjun Cinta

When Life Gives You Tangerines mencuri perhatian sejak perilisannya pada 7 Maret lalu. Berikut ini fakta menarik drama When Life Gives You Tangerines.

14 Maret 2025 | 05.05 WIB

Park Bo Gum dan IU dalam drama Korea When Life Gives You Tangerines. Dok. Netflix
material-symbols:fullscreenPerbesar
Park Bo Gum dan IU dalam drama Korea When Life Gives You Tangerines. Dok. Netflix

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Drama Korea When Life Gives You Tangerines telah mencuri perhatian sejak perilisannya, membawa nuansa hangat dan emosional dengan latar Pulau Jeju pada era 1950-an. Dibintangi oleh IU dan Park Bo Gum, drama ini menghadirkan kisah cinta, perjuangan, dan impian yang mengharukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ae Sun adalah seorang perempuan yang kompetitif dan memiliki mimpi menjadi seorang penyair. Tinggal di Pulau Jeju membuatnya tidak bisa bebas meraih mimpinya karena terhalang budaya patriarki. Di balik kehidupannya yang penuh perjuangan, ada Gwan Shik yang selalu mendukung dan melindunginya.

Cerita ini menggambarkan bagaimana mereka menghadapi tantangan seperti konflik keluarga dan kemiskinan, sambil tetap berusaha meraih impian dan mempertahankan cinta mereka. Berikut ini beberapa fakta menarik drama ini.

Fakta Menarik Drama When Life Gives You Tangerines

1. Budaya Patriarki

When Life Gives You Tangerines berlatar di Pulau Jeju pada 1950-an. Pada tahun tersebut, budaya patriarki masih sangat kuat di masyarakat Korea. 

Drama ini menggambarkan bagaimana perempuan di Pulau Jeju memiliki akses yang sangat terbatas untuk mengenyam pendidikan. Dari kecil, mereka harus berlatih menyelam untuk menjadi haenyeo. 

Ae Sun tumbuh menjadi perempuan yang berani menyuarakan pendapatnya. Namun, sayangnya hal ini menjadi masalah karena sikap Ae Sun dianggap bertentangan dengan norma-norma yang ada. Di masa itu, seorang perempuan diharuskan bersikap pendiam dan patuh. 

2. Kehidupan Tiga Generasi

Drama ini mengangkat kehidupan tiga generasi wanita yang lahir di Pulau Jeju, mulai dari Ibu Ae Sun, Gwang Rye, Ae Sun, dan putri Ae Sun, Geum Myeong. Dari tiga generasi ini, banyak pengembangan karakter menarik dimulai dari Gwang Rye yang menginginkan kehidupan baik untuk anak-anaknya dan tidak berakhir sebagai haenyeo, Ae Sun yang bercita-cita menjadi penyair, hingga Geum Myeong yang bekerja keras agar bisa keluar dari kemiskinan.

3. Duduki Peringkat 1 di Netflix

Mengutip dari The Korea Times, drama ini berhasil menduduki peringkat No. 1 Netflix di 10 negara, termasuk Korea Selatan, Hong Kong, Indonesia, hingga Singapura. 

Di media sosial, banyak penonton yang memberikan ulasan positif karena alur cerita unik drama ini. Bahkan, di laman My Drama List, drama When Life Gives You Tangerines mendapatkan rating 8,7 untuk empat episode pertamanya. 

4. Bercerita tentang Kehidupan Sehari-hari

When Life Gives You Tangerines menarik perhatian karena mengangkat cerita tentang kehidupan sehari-hari. Mengutip dari The Korea Times, Kim Heon Sik, seorang profesor ilmu sosial di Universitas Jungwon mengatakan bahwa drama ini cukup menonjol karena ceritanya berpusat pada kehidupan orang-orang biasa, tidak mengangkat tema pascaperang. Alur cerita pun bisa diterima oleh semua generasi.

5. Ada Aksi Terjun Cinta

Banyak adegan menarik di drama ini, salah satunya adalah aksi terjun cinta yang dilakukan oleh Gwan Shik. Dalam sebuah adegan, Gwan Shik terjun dari kapal dan berenang ke daratan untuk membuktikan cintanya pada Ae Sun. Adegan dramatis ini menjadi perbincangan dan jadi bahan candaan penonton. 

6. Kutipan yang Menyentuh dan Relate

Banyak kutipan yang menyentuh dan relate dari dialog di drama ini. Dalam satu adegan setelah pertengkaran Ae Sun dengan putrinya, Geum Myeong, terdapat narasi yang berbunyi, “Bagi orang tua, hanya penyesalan yang tersisa. Bagi anak-anak, hanya kebencian yang tersisa”.

Kutipan menarik lainnya muncul saat Ae Sun menyerah pada impiannya di akhir masa remaja, bunyinya, “Musim semi bagi mereka bukanlah musim untuk bermimpi, tetapi musim untuk menyerah pada impian. Dan mereka melakukannya dengan sukarela”.

THE KOREA TIMES | MYESHA FATINA, berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus