Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Film dokumenter You and I karya Fanny Chotimah memenangkan kompetisi kategori Asia dan mendapatkan Asian Perspective Award dalam ajang DMZ International Documentary Film Festival di Korea Selatan. Asian Perspective Award adalah penghargaan tertinggi dalam kategori Asia atau merupakan film terbaik di DMZ International Film Festival.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dewan juri menyatakan pembuat film menjaga jarak yang tepat antara observasi dan penelitian, antara rasa hormat dan keingintahuan. Film dokumenter ini dengan perlahan menemukan makna yang lebih dalam mengenai hubungan dua perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Programer DMZ, Kim Young Woo mengatakan film dokumenter You and I begitu menyentuh dan mendalam, tanpa memaksakan diri pada subjek. "Menunjukkan kekuatan humanis yang luar biasa di genre dokumenter. Sensitif, sepenuh hati dan jujur," katanya pada Kamis, 24 September 2020.
Dia menyatakan You and I merupakan salah satu film dokumenter Asia Terbaik tahun ini. "Memilukan hati dan dengan cermat mengabadikan momen-momen terakhir kehidupan Kaminah dan Kusdalini yang dipelintir oleh sejarah," ujarn Kim Young Woo
Ketika menerima penghargaan secara daring, Fanny mengatakan tim mendedikasikan penghargaan ini untuk Kaminah dan Kusdalini, serta bagi semua orang yang berjuang melawan stigma dalam hidup. "Film ini mengajak banyak orang untuk merangkul kemanusiaan seperti Anda dan saya," ujar Fanny.
Film dokumenter You and I mengisahkan perjalanan hidup dua perempuan sepuh, Kaminah dan Kusdalini. Mereka bertemu di penjara 50 tahun lalu. Setelah bebas, mereka menjalani masa tuanya di Solo, Jawa Tengah. Film yang dibuat pada 2016 ini menyoroti kehidupan sehari-hari kedua lansia yang bersahaja, sederhana, dan penuh kehangatan. Padahal masa lalu mereka penuh dengan memori perjuangan yang terabaikan.
Kisah ini diangkat dari buku foto Pemenang Kehidupan Karya Adrian Mulya dan Lilik HS pada 2015. "Mbah Kam dan Mbah Kus adalah dua tokoh yang ada di buku tersebut," ujar Yulia Evina Bhara, produser film dari KawanKawan Media ini kepada Tempo, Sabtu, 19 September 2020.
Yulia bersama Amerta Kusuma memproduseri buku tersebut ketika membuat Museum Rekoleksi Memori pada 2015. KawanKawan Media saat ini memproduksi tiga film dokumenter, yakni Voice of Baceprot oleh Yosep Anggi Noen, Ballad of Clove Village oleh DS Nugraheni, dan Treasure of Sumatera oleh Dennis Angga. Untuk film panjang fiksi, Yulia sedang mengerjakan Autobiography yang disutradarai oleh Makbul Mubarak, Jilah oleh Yosep Anggi Noen, dan The Songsmith oleh Bayu Prihantoro Filemon.
Di kawasan Asia Tenggara, Yulia juga menjadi co-produser untuk film Tiger Stripes oleh Amanda Nell Eu dari Malaysia dan Whether The Weather Is Fine oleh Carlo Francisco Manatad dari Filipina. Film-film yang disebutkan ini telah dipresentasikan dan memenangkan berbagai hadiah dari forum dan laboratori film internasioanl seperti Locarno Open Doors, Torino Film Lab, Busan APM, CineMart, Pitching Du Reel, dan L’Atelier Cannes.