Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Pada Cinta dan Tali Sepatu

Beredar di saluran sinema berbayar Netflix, Marriage Story mendapat banyak pujian. Drama perceraian yang jauh dari klise.

21 Desember 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CERITA ini dimulai dari bagian akhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sepenggal jalan di Los Angeles, keduanya berpisah. Matahari nyaris tergelincir di pengujung musim yang memendekkan siang. Charlie Barber, sang ayah, menggendong Henry, 8 tahun, yang hampir tertidur di pundaknya. “Malam ini dia boleh bersamamu,“ kata Nicole, sang istri. Sesuai dengan aturan pengadilan, malam itu Henry seharusnya tidur bersama ibunya. Tapi Nicole berbaik hati. “Besok pagi dia akan kuantar ke rumahmu,” ujar Charlie, berterima kasih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sang lelaki berlalu, tapi perempuan itu memanggil.

“Tunggu,” kata Nicole. Ia mendekat, menunduk, mengikatkan tali sepatu Charlie yang lepas. Sang lelaki tersenyum kecut. Yang perempuan berusaha untuk tak sedih. Lalu kamera meninggi. Meninggalkan sebuah keluarga yang terserak oleh perceraian dan senja yang redup oleh sisa matahari.

Dalam Marriage Story, senja tak sekadar menjadi idiom perpisahan. Buat sutradara Noah Baumbach, senja adalah sebuah peralihan yang tak mudah--seperti juga perceraian, tema sentral film ini. Bagi Baumbach, perceraian bukanlah garis batas antara cinta dan benci, hidup bersama atau berpisah. Baumbach menempakan perceraian dalam psikologi in between, keinginan untuk melepas dan mempertahankan--keterikatan pada kenangan dan dorongan untuk melupakan semuanya. “Aku tak bisa berhenti mencintai Charlie,” ujar Nicole, “betapapun sekarang sudah tidak masuk akal lagi.”

Scarlett Johannson dan Adam Driver dalam Marriage Story produksi Netflix. Netflix/Wilson Webb

Sesungguhnya Charlie dan Nicole adalah pasangan yang serasi. Nicole adalah aktris dalam grup teater yang dipimpin Charlie. Mereka memiliki kesamaan minat. Tinggal di New York, Amerika Serikat, hidup mereka tak buruk. Charlie baru mendapat uang dari sebuah lembaga pemberi penghargaan, dana yang bisa menghidupi keluarga dan kelompok teaternya. Henry, anak mereka satu-satunya, adalah lentera bagi keluarga kecil itu.

Karena itu, jangan pernah mencari tahu alasan mengapa Charlie dan Nicole bercerai. Egoisme? Orang ketiga? Tak pernah ada jawaban yang pasti. Nicole memang menuduh suaminya sering tak mendengarkan pendapatnya. Tapi, pada kesempatan lain, ia membantah tuduhannya sendiri. Perselingkuhan singkat Charlie dengan seorang kru teater tak pernah digambarkan sebagai hubungan gawat yang bisa dipakai sebagai alasan perpisahan.

Pertengkaran keras di antara pasangan itu--adegan yang membuktikan kematangan akting Adam Driver sebagai Charlie dan Scarlett Johansson sebagai Nicole--berakhir dengan peluk penuh isak tangis dua orang yang tak pernah benar-benar bisa membenci. Baumbach tampaknya tak ingin memberi kepastian--justru karena itulah Marriage Story jadi istimewa.

Juga ketika para pengacara masuk ke kehidupan mereka. Laura Dern dan Ray Liotta dengan gemilang memainkan Nora Fanshaw dan Jay Marotta--pengacara Nicole dan Charlie. Dalam tiap persidangan, keduanya menusukkan belati lewat ucapan dan senyum sinis. Tapi strategi menghancurkan lawan untuk mendapatkan gono-gini serta hak asuh tak bisa sungguh-sungguh menumbuhkan kebencian antara Charlie dan Nicole.

Marriage Story mungkin mengingatkan kita pada Kramer vs. Kramer, film tentang tema serupa yang beredar pada 1979. Tapi saya membayangkan Baumbach justru terpengaruh oleh Falling in Love (1984). Berkebalikan dengan Marriage, film yang dibintangi Meryl Streep dan Robert De Niro ini berkisah tentang kasih tak sampai di antara dua orang--suasana in between yang tak pernah tuntas dan terdefinisikan. Bertemu dalam sebuah keriuhan toko menjelang Natal, keduanya berkenalan, lalu menjalani perasaan yang seperti senja--perbatasan antara terang dan temaram.

Azhy Robertson bermain baik sebagai Henry. Kehadirannya bukan semata pelengkap kepedihan, tapi juga simpul dalam hubungan yang ganjil antara Charlie dan Nicole.

Di pengujung film, tak sengaja Henry membaca surat kesaksian Nicole tentang perkawinannya dengan Charlie. Sang ayah membimbing anaknya yang belum lancar membaca itu.

Aku menyukai Charlie karena dia bisa menambal baju yang koyak. Charlie mendengarkanku. Ia menerima semua suasana hatiku. Dia mudah menangis, juga ketika menonton film di bioskop. Aku jatuh cinta kepadanya pada dua detik pertama kami berjumpa….

Di sisi tempat tidur, kaca-kaca air mengembang di mata Charlie.

ARIF ZULKIFLI


 

Netflix/Wilson Webb

 

Marriage Story

Produser/penulis naskah/sutradara: Noah Baumbach
Pemain: Adam Driver, Scarlett Johansson, Laura Dern, Alan Alda, Ray Liotta, Azhy Robertson
Penata musik: Randy Newman
Sinematografi: Robbie Ryan
Distribusi: Netflix

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Arif Zulkifli

Arif Zulkifli

Peraih penghargaan O'Neil Journalism Award dari Pemerintah Australia pada tahun 2010. Mengawali kariernya sebagai reporter di Pusat Data dan Analisa Tempo pada 1994. Pemimpin Redaksi Tempo 2013-2020. Kini menjadi Direktur Utama PT Tempo Inti Media Tbk.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus