Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Sinema Perang Negeri Ginseng

Beragam film Korea Selatan tentang perang kemerdekaan Korea atas penjajahan Jepang.

18 Januari 2025 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Adegan dalam film Harbin. IMDB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Film Harbin karya sutradara Woo Min-ho sudah ditonton lebih dari 4 juta orang.

  • Selain Harbin, ada sejumlah film tentang perjuangan masyarakat Korea Selatan.

  • Salah satu film perang adalah Assassination yang ditonton lebih dari 12 juta orang di Korea Selatan.

FILM drama sejarah Korea berjudul Harbin sudah ditonton lebih dari 4 juta orang sejak pertama kali tayang pada 24 Desember 2024. Harbin berhasil berada di puncak box office Negeri Ginseng itu selama tiga pekan berturut-turut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar teranyar, distributor Harbin, EJ ENM, menyebutkan film karya sutradara Woo Min-ho itu sudah terjual ke 117 negara. Benar saja, Harbin sudah tayang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan Singapura, termasuk Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harbin bercerita tentang sekelompok pejuang kemerdekaan Korea pada 1909. Kelompok yang dipimpin pahlawan Korea Ahn Jung-geun itu punya misi membunuh Perdana Menteri Jepang pertama, Ito Hirobumi. Secara garis besar, film ini menceritakan bagaimana pergerakan pejuang Korea untuk bisa lepas dari belenggu penjajahan Jepang. 

Namun Harbin bukan satu-satunya film sejarah perang kemerdekaan Korea atas Jepang yang lahir dari industri perfilman Korea Selatan. Sebelumnya, terdapat beberapa judul film, seperti Assassination (2015) dan The Age of Shadows (2016), yang sukses di bioskop. 

Film Assassination, misalnya, sukses ditonton lebih dari 12 juta orang di Korea Selatan. Sementara itu, The Age of Shadows laku ditonton lebih dari 7,5 juta orang. Selain kedua film tersebut, masih ada beberapa film perang kemerdekaan Korea atas penjajahan Jepang yang terkenal di bioskop Korea Selatan. Berikut ini daftar filmnya. 

Beragam film Korea Selatan tentang perang kemerdekaan Korea atas penjajahan Jepang.

Assassination (2015)

Film ini menceritakan masa penjajahan Jepang di Korea pada 1933. Sekelompok pejuang kemerdekaan Korea berkomplot untuk menghabisi seorang kolaborator Jepang yang jahat. Film ini berkisah bagaimana kelompok pejuang ini terbentuk dari berbagai orang dengan latar belakang pekerjaan beragam. 


The Age of Shadows (2016)

Film ini bercerita tentang seorang pria Korea yang bekerja sebagai polisi pemerintah kolonial Jepang pada 1920-an. Polisi tersebut ditugasi menyelisik sekaligus menumpas gerakan pejuang kemerdekaan Korea. Polisi ini pun menghadapi dilema antara pekerjaannya dan keyakinannya pada perjuangan kemerdekaan Korea.


The Battleship Island (2017)

Film ini bercerita tentang perjuangan warga Korea di Pulau Hashima di bawah kekuasaan Jepang. Pulau itu disebut juga sebagai pulau kapal perang lantaran bentuknya mirip kapal perang. Dari para warga Korea yang dijadikan pekerja paksa, mereka bekerja sama demi bisa kabur dari pulau penyiksaan tersebut. 


Man of Will (2017)

Film ini bercerita tentang kehidupan pada masa transisi Dinasti Joseon ke kolonialisme Jepang. Pada masa itu, terdapat seorang lelaki yang didakwa membunuh seorang warga Jepang. Ia pun dipenjara. Dari balik jeruji besi, ia melihat penindasan dan kesengsaraan para narapidana. Dari situlah pria tersebut membantu para narapidana lain untuk bertahan sekaligus mempertahankan semangat hidup. 


A Resistance (2019)

Film ini berkisah tentang seorang komandan perempuan Korea yang melakukan aksi protes terhadap kolonialisme Jepang lewat Gerakan 1 Maret 1919. Komandan perempuan itu berjuang lewat suaranya. Ia mempengaruhi masyarakat Korea untuk bangkit melawan Jepang.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus