Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Geser Jadwal Konser 30 Tahun, Grup Samba Sunda Gaet Penari Lena Guslina

Pada konsernya nanti grup musik Samba Sunda menyematkan tajuk Konde Rogan yang berasal dari judul karya tembang mereka.

6 Agustus 2023 | 22.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
30_cakram_sambasunda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Grup musik Samba Sunda mengubah jadwal konser 30 tahun menjadi 15 Agustus 2023. Sebelumnya mereka mengabarkan akan menggelar acaranya pada 8 Agustus. “Gedungnya dipakai dulu, ada tiba-tiba mendadak pengukuhan guru besar,” kata Ismet Ruchimat, pendiri dan pimpinan Samba Sunda, Sabtu, 5 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Samba Sunda kini tengah menyiapkan perayaan 30 tahun berkarya dengan menghelat konser musik. Durasinya diperkirakan selama dua hingga tiga jam di Gedung Kesenian Sunan Ambu Institut Seni Budaya Indonesia atau ISBI Bandung. “Kami akan membawakan lagu lama sampai yang terbaru,” ujar Ismet.

Grup Samba Sunda Ajak Lena Guslina

Selain itu dia juga mengajak penari Lena Guslina untuk ikut tampil menari pada satu atau dua lagu karya Samba Sunda. Pada konsernya nanti Samba Sunda menyematkan tajuk Konde Rogan yang berasal dari judul karya tembang mereka. Menurut Ismet, Konde Rogan semacam layar yang telah lapuk namun masih kuat sebagai analogi bagi Samba Sunda yang dibentuk sejak 16 Februari 1993. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Regenerasi kelompok dibentuk lewat Samba Sunda Junior yang berjumlah sepuluh orang, sementara grup seniornya total sebanyak 31 orang dengan biduan yaitu Rita Tila, Mayang Krismayanti, dan Ade Astrid. Sejauh ini menurut Ismet, Samba Sunda masih aktif tampil di beberapa panggung dalam dan luar negeri. 

Namun setelah pandemi Covid-19, aktivitas mereka belum senormal seperti sebelumnya. Selain itu kelompok musik etnik tersebut masih terus membuat karya aransemen baru. Samba Sunda telah mengoleksi belasan album dalam bentuk kaset dan cakram padat sejak 1998.

Samba Sunda Kawinkan Instrumen Tradisional dengan Modern 

Sejak awal berdiri Samba Sunda mengembangkan musik yang memadukan instrumen tradisional Sunda dengan modern. Selain itu menurut Ismet, komposisi karya mereka juga berbaur dengan beragam genre musik yang ada.  

Samba Sunda yang dulu bernama Prawa pada 1992, kemudian CBMW pada 1997, berbasis pada musik tradisi karawitan. Kelompok yang awalnya dibentuk oleh tujuh orang mahasiswa Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung tersebut menggarap kreasi musik berinstrumen seperti gendang, gamelan, kecapi. Awalnya mereka menggubah lagu-lagu pop barat Top 40 dengan musik degung, kemudian menjajal karya sendiri dengan karawitan.

Ismet mengatakan, konsep musik Samba Sunda bebas memakai beragam instrumen, baik tradisional maupun modern. Dia mengibaratkan musik kelompoknya seperti tarling di Cirebon. “Instrumen yang dipakai bisa apa saja, tapi rasa daerah asalnya tetap terasa,” kata dia. Bercorak musik kontemporer berbasis alat musik karawitan, karya Samba Sunda juga berwarna jazz maupun world music. Kekaryaannya juga memakai gamelan Bali, instrumen modern, serta string seperti kecapi, suling, dan gendang.

 

 

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus