Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari jauh, karya berupa 22 lembar kaca yang disusun berderet membentuk sebuah kubus setinggi orang itu mengesankan sebuah gambar kepala manusia yang rusak, retak di sana-sini. Gambar itu punya efek tiga dimensi, sehingga dari sudut mana pun, kita bisa melihat sebuah bentuk kepala yang utuh—kecuali dari belakang, yang ditutupi papan yang menjadi semacam latar dan sumber pencahayaan. Tapi, bila didekati, kita akan menemukan bahwa efek tiga dimensi itu dibangun dari sketsa-sketsa kecil pada kaca-kaca tipis tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo