Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Hari-hari terakhir lenin

Bulan-bulan terakhir lenin dihabiskan di gorki, setelah ia terserang stroke, dikelilingi oleh 40 dokter, perawat dan pembantu.

7 November 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Rusia, atau republik lain bekas Uni Soviet, mungkin Revolusi Oktober yang jatuh pada 7 November dan Lenin tak lagi diperingati. Bagaimanapun, dialah seorang yang berhasil mewujudkan cita-citanya, dengan segala kebaikan dan keburukannya. Bulan-bulan terakhir Lenin dihabiskan di Gorki, setelah ia terserang stroke, dikelilingi oleh 40 dokter, perawat, dan pembantu. Belum lama lalu beberapa foto Lenin di saat-saat terakhir, yang lama tersimpan dalam arsip Soviet, dipublikasikan oleh Sunday Times Magazine. Tapi bagaimana saat-saat Lenin terakhir itu? Alan Brien, penulis di majalah tersebut, mengadakan riset, kemudian menulis sebuah novel, berbentuk catatan harian, seolah-olah Leninlah yang menulisnya. Novel tersebut terbit pertama kali tahun 1987. Berikut cuplikan novel itu, oleh Farida Sendjaja, Bunga Suriawijaya, dan Liston P. Siregar. Petersburg, 10 November 1917 Demikianlah. Revolusi kami akan tertulis dalam sejarah sebagai revolusi yang paling damai. Segala sesuatu yang kurang spektakular akan sulit diingat. Saya harus mengakui, dengan cara yang jenaka, itu membuat saya hampir merasa sebagai orang bodoh. Hitungan saya benar di hampir semua bidang. Benarlah bila saya yakin bahwa kami harus meningkatkan pemberontakan bersenjata, dan itu harus sekarang karena terlambat berarti fatal. Juga bahwa kami harus bertindak sendiri tanpa mencari sekutu sayap kiri atau kanan, dan bahwa slogan kita harus "tanah", "roti" dan lebih dari itu: perdamaian. Namun saya keliru waktu berpikir kami tak akan berhasil jika tak punya rencana detail dalam menggunakan kekuatan berpengaruh, atau tepatnya bekerja sama dengan pemerintah. Dengan kata lain, saya harus mengatakan secara politis saya benar, tapi dari segi militer saya kebingungan. Bayangkan pemberontakan komunis berhasil menguasai ibu kota sebuah kerajaan luas, di tengah perang dalam bulan ke-25. Dan esok paginya sadar, di bulan ke 26, koran sayap kanan, dan sebenarnya mereka semua, muncul di meja-meja makan pagi di kota tanpa satu alinea pun menggambarkan peristiwa itu! Tak mengherankan bila musuh-musuh kami (khususnya faksi kiri), yang menganggap dirinya ekstra-ortodoks Marxis, menempatkan revolusi kami dalam tanda kutip. Itu, kata mereka, kudeta di dalam, usaha dari segelintir orang saja. Petersburg, 30 November 1917 Seorang kolonel Amerika bernama Robbins menuju Smolny (markas kegiatan Bolsyewik) pagi itu. Seperti penjelajah kulit putih yang hendak menjumpai penduduk asli di hutan yang dianggapnya sebagai musuh, ia berkata dengan bahasa Rusia pasaran kepada pengawal kami di pintu, "Bawa saya ke pemimpinmu." Ini tidak adil, meski tidak sepenuhnya begitu. Saya mengetahui lebih banyak tentang dia daripada dia mengenal saya. Ia orang yang mendua, liberal sekaligus radikal, pengusaha yang dermawan, mata-mata, dan petugas palang merah. Ia dididik dalam politik borjuis oleh pemimpinnya, Theodore Roosevelt. Saya tak membiarkan yang samar menjadi benderang. Saya sadar ia tidak menginginkan jawaban-jawaban yang tidak masuk akal bagi pertanyaan cetek yang disengaja. Jawaban yang tidak membuat bosnya di Amerika khawatir pada pemimpin-pemimpin baru di Rusia. "Apakah ini sebuah rezim demokratis? " tanyanya. Saya menjawab dalam bahasa Inggris -- bahasa Amerika saya kurang bagus: "Politisi lama akan mengatakan kepada Anda bahwa saya seorang diktator. Dan begitulah saya saat ini. Saya bisa begitu karena saya mewakili keinginan massa buruh dan pekerja. Namun, dalam tahap berikutnya, bila saya menghentikan kehendak-kehendak mereka, mereka akan menarik dukungannya. Dan saya akan 'dimatikan' seperti tombol lampu, tak berdaya sebagaimana Tsar." Tapi bukankah saya dipilih untuk itu? "Saya ragu apakah dalam sejarah ada diktator yang begitu diinginkan, dan menolaknya. Saya tak akan menjalankan kebijaksanaan yang belum disahkan oleh kamer..., sejawat saya. Di belakang saya harus ada dukungan mayoritas dari Komite Sentral partai kami, Komite Eksekutif Pusat dari Seluruh Soviet Rusia, Dewan Komisaris Rakyat, Komite Sentral dari partai-partai di kebanyakan kota, dan hampir semua kota Soviet. Karena kewenangan saya, secara moral dan fisik, datang dari rakyat, maka jika mereka menentang saya di jalan, mogok kerja untuk menentang saya, habislah saya. Sosialisme tidak dapat didikte dari atas." Apakah negara kami sebuah negara sosialis? "Biarkan saya menjelaskan begini. Kami akan menghadapi dunia dengan menjadi sebuah republik 'produsen'. Di sini tidak akan ada seorang pun dalam Soviet kami yang punya saham pribadi, yang menanamkan uang di perusahaan mana pun. Kami yang akan memilih produsen. Kolam batu bara The Donet akan dibuat oleh produsen batu bara jalan kereta dibuat oleh pengelola kereta api sistem kantor pos diciptakan oleh mereka yang mendapat nafkah dengan mengadakan komunikasi." Moskow, 17 Juli 1918 Saya menerima laporan telegraf dari Ekaterinburg bahwa penduduk lokal Soviet telah membantai Nicholas Romanov, bekas Tsar, istrinya, putra dan empat putrinya. Saya tidak memberikan order untuk itu, terserah rakyat setempat. Bagaimanapun, saya setuju. Saya dapat melakukan hal yang sama tanpa ragu-ragu. Moskow, 7 September 1918 Saya telah membuat beberapa pidato yang keras dan bersemangat malam itu. Sebelum Revolusi saya memandang rendah retorika. Saya lebih suka fakta, argumentasi, logika, kenyataan. Kini saya takut pendekatan itu tidak manjur lagi. Kami dalam situasi ketakutam -- perbatasan kami menyusut seperti Rusia Kuno abad ke-17 di mana-mana ada gerombolan, orang-orang SR (Sosialis Revolusioner), pengikut Tsar, agen intelijen asing, birokrat borjuis, di mana-mana ada penyerbu, jenderal-jenderal seperti Kolchak dan Denikin, dengan uang dan senjata Prancis, Inggris, Jepang, dan Jerman produksi untuk dua belas bulan mendatang paling baik cuma seperempat produksi tahun 1913. Saya pantang mundur. Tapi saya tak bisa mengatakan ini kepada buruh-buruh pabrik. Apa yang mereka saksikan sendiri sudah cukup menakutkan. Yang bisa saya lakukan adalah mengumumkan kekalahan yang telah diderita dan dipublikasikan, menyusun kata-kata menghibur seperti "itu tidak terjadi di sini". Moskow, 15 Januari 1921 Dalam pengasingan di Siberia, Sverdlov dan Stalin tinggal dalam satu rumah. Sverdlov berkata bahwa orang Georgia punya banyak muka dibandingkan dengan semua orang yang kami curigai. Contohnya, waktu itu Stalin sangat suka permainan kata-kata dan dia orang yang pintar. Ada permainan "khotbah", tempat si pemain diberi satu objek, katakanlah tusuk gigi atau tali sepatu, dan ia dimintai mengembangkan benda yang sederhana itu sehingga bisa menunjukkan karunia Tuhan. Stalin, yang berpendidikan di seminari gereja, bisa sangat lucu dalam permainan ini. Kemudian ada permainan "peribahasa" yang mana kita harus bisa menyebut peribahasa-peribahasa petani. Stalin juga baik dalam permainan ini. Yakov selalu ingat yang dikatakan oleh Joseph Vissarionovich, yaitu "Ada orang yang menggunakan sarung tangan tapi tidak punya jari." Saya tak tahu apakah Stalin masih tetap suka permainan itu. Kemarin kami mewawancarai seorang profesor. Dia telah menulis buku yang memuji sosialisme, dan sosialisme di masa depan, tapi tidak suka kekerasan dan kesewenangan dalam pelaksanaan praktisnya. Stalin maju ke depan dan mengatakan di hadapannya, "Kalau kau tidak suka bau, jangan gunakan rumah kami." Moskow 15 Februari 1921 Trotsky dan aku selalu pasang mata pada pers kapitalis. Itu bukan tugas yang menyenangkan. Kami berusaha menemukan apa yang terjadi di negara-negara yang pernah kami kenal itu. Masalahnya, sejauh mana kami bisa mempercayai apa yang kami baca. Apakah orang upahan punya satu standar untuk berita tentang negara mereka dan negara yang mereka sukai, dan punya standar yang lain untuk negara kami? Tentu saja banyak laporan mengenai yang terjadi dalam wilayah kami hanyalah fantasi. Moskow, 28 Februari 1921 Malam ini aku memberi sambutan pada pertemuan aktivis yang diselenggarakan Komite Partai Moskow. Aku berbicara kepada mereka terus terang dan seadanya, dengan memberi gambaran-gambaran yang tidak diharapkan, berdasarkan pengamatanku pada malam Tahun Baru. Aku jelaskan bahwa pemerintah, seperti yang mereka ketahui, telah melakukan banyak kesalahan besar. Kami telah salah menghitung produksi gandum, dan berjanji akan meningkatkannya tahun depan. Kenyataannya kami akan mengurangi ransum roti, dan bahkan mungkin tidak bisa menjamin ransum lagi. Pemberontakan Kullak di Siberia telah menutup pembagian sampai ke tingkat paling rendah, dan kami tidak punya persediaan. Pemberontakan di Armenia tampaknya perlu bantuan, tapi tidak dalam perngertian kompensasi. Ini berita jelek. Kita tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali menghadapinya. Ada satu senjata yang mungkin bisa digunakan bersama: Kebijaksanaan Ekonomi Yang Baru. Aku jelaskan garis besarnya kepada mereka, dan terdengarlah dengungan keras sekali sampai rasanya aku bisa melihatnya, seperti angin tornado yang berputar ke seluruh ruangan. Aku minta mereka untuk menjaga diskusi antarmereka saja, sampai aku bisa mempresentasikan perubahan arah itu secara detail pada pembukaan Kongres Partai ke-10 pada tanggal 8 Maret 1992. Moskow, 2 Maret 1921 Satu-satunya hal yang hari ini bisa kuingat adalah pintu Kremlin ditutup sepanjang hari. Teleponku diputus, diam tak berbunyi. Bahkan jalur bahaya, yang nomornya hanya diketahui beberapa teman dekat, maupun teman politik, tetap hening. Aku telah membuang rencana pengunduran pertama rezim kami. Oh ya, tentu saja sifatnya taktis, sementara, terbatas, tertib, pragmatis. Aku selalu senang dengan satu kualitas yang aku miliki: realisme. Itu merupakan satu karunia yang jarang diberikan kepada orang yang baru lahir, lagi pula orang yang sial. Kaum realis tidak pernah punya kehidupan bahagia. Dia dibenci orang jika ia salah dan lebih dibenci jika ia benar. Kalau mau populer, lebih baik jadi tukang mimpi, penipu, romantis, salesman yang menjual kaviar lezat, atau jadi saksi Kristus. Pandangan ini mungkin agak aneh karena datang dariku. Aku suka demokrasi yang terbuka di Soviet, di partai, di pabrik-pabrik, dan di daerah pertanian. Aku mendorong timbulnya argumen, perselisihan tanpa rasa takut atau rasa suka, pencarian kebenaran di antara mereka yang masih jadi kawan-kawan. Waktu itu kukatakan bahwa semua itu rasionalistis, sebagai realisasi kesimpulan dari kemungkinan-kemungkinan. Sampai hari ini aku masih berpendapat bahwa aku melakukan perbaikan penilaian atas dasar fakta-fakta yang muncul waktu itu. Tidak ada yang bisa mengetahui dengan pasti bahwa semua yang dipilih oleh sejarah akan menjadi sesuatu yang jelek bagi kita. Aku tidak pernah percaya "sosialisme dalam satu negara". Baiklah, Swiss mungkin, tapi tidak bagi Rusia yang raksasa, terbelakang, kalah, dan diperas ini. Tetapi aku juga tidak pernah mengharapkan bahwa kami segera akan sendirian, ditinggalkan oleh sekutu, dan diserang oleh musuh yang tidak diduga. Moskow, 8 Maret 1992 Kongres Partai ke-10 mulai tadi siang, 990 delegasi berbicara atas nama 732.521 pemegang kartu Partai. Tiga perempat dari jutaan aktivis ini penghasut, pembentuk pendapat, penegak hukum, pengambil risiko, brigade komunis, bisa menggagalkan Kebijaksanaan Ekonomi Baru dari Politbiro. Aku selalu sadar bahwa bila kawan-kawan makin ketakutan, mereka makin kurang menghargai perubahan arah. Yang terbaik, aku berharap, mereka ini tidak terlalu jahat. Aku percaya bahwa para delegasi tidak mau menerima Kebijaksanaan Ekonom Baru dengan antusias.... Moskow, 3 Maret 1922 Kelelahan yang menakutkan, udara yang basi, kematian, bau kuburan mengelilingiku. Aku merasa sakit, lebih jelek lagi, merasa bodoh. Rasanya seperti naik kereta yang berhenti di sebuah stasiun kereta api karena alasan yang bukannya tidak biasa di Rusia, yaitu tidak ada lagi rel! Aku ingin berbaring di bangku dan tidur sampai tahun depan tiba. Tapi perjalanan belum berhenti. Penumpang tidak boleh beristirahat. Mereka harus keluar dan menggali jalan, mempersiapkan jalur mereka sendiri. Ketika aku menulis ini, aku merasakan itu semua sangat hidup seperti benar-benar pernah terjadi. Ini pasti sebuah mimpi karena hanya dalam mimpi aku bisa merasakan aku bukan saja penumpang yang berbaring di bangku, bukan saja masinis, atau pemimpin para buruh yang membuat rel, tapi juga lokomotif itu sendiri! (Aku sudah bilang aku menjadi bodoh). Jadi aku batalkan memimpin delegasi untuk konperensi internasional di Genoa. Pers borjuis, berdasarkan petunjuk dari orang-orangku sendiri, mengatakan bahwa aku tidak memimpin delegasi karena aku takut dibunuh di luar perbatasan Soviet. Kalau saja mereka tahu! Rasanya otakku hari ini seperti katak yang terbenam dalam lumpur, dan aku bisa saja terbunuh besok, tak mungkin meleset, bahkan olehku sendiri. Moskow, 26 Maret 1922 Kongres Partai ke-11 mulai besok. Ada waktu-waktu ketika aku ingin tahu apakah aku akan bisa bertahan atau tidak. Aku sadar bahwa aku telah mengekploatasi sekitar setengah sampai tiga perempat kekuatan otakku sejak musim panas tahun lalu. Betapa mudahnya untuk tak usah mengamati apa yang kita lakukan, semacam sensor terhadap gejala-gejala yang tidak diharapkan. Maka orang lain, khususnya seseorang di kantor sekretariat, mulai mengatakan, "Kau tadi berdiri dengan kepala tegak selama lima menit... kau memegang meja erat-erat seperti orang mabuk, Ilyich ...." Baru kusadari bahwa aku orang yang sudah rusak.... Berita bahwa aku sakit telah menyebar, dan telegram mengalir dari seluruh pelosok negara, mengharap jangan sampai aku menjadi tidak sanggup, tidak mampu, atau mati dalam tangan mereka, seolah-olah hidup matiku bisa dijelaskan dengan formulir isian "ya atau tidak". Surat itu bahkan sering ditanda-tangani oleh ratusan orang, seluruh orang di pabrik, dan penghuni rumah negara. Siapa yang merencanakan semua ini? Apakah mereka memang spontan? Aku cenderung berpendapat bahwa mereka tidak ada apa-apanya, tapi seseorang sedang melakukan agitasi propaganda. Jika mereka memang jujur, aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka yang menyelenggarakannya dan yang mendukungnya. Moskow, 2 April 1922 Sistem kami tetap berjalan sesuai dengan bentuk Dua Kekuatan. Dua tangan kami berbeda, tapi mirip. Satu adalah sisi pemerintah -- yang menjalankan berbagai komisariat dengan ribuan pegawai negara yang diwakili oleh Soviet -- dan apa yang di Inggris atau Perancis disebut kabinet. Aku ketua kabinet, dengan dua wakil dan delapan komisaris. Sisi non-pemerintah adalah Partai Komunis Rusia yang memilih Komite Pusat (27 anggota) dan kemudian akan memilih Politbiro (kali ini jadi tujuh anggota). Aku juga ketuanya, Stalin adalah sekretaris jenderal, dan yang lainnya adalah Trotsky, Zinoviev, Kamenev, Tomsky, dan Rykov. Siapa yang di puncak dalam tiap periode tergantung keadaan. Pada saat ini aku bisa katakan Politbiro, walaupun mereka tidak melakukan banyak pekerjaan, bisa menentukan keadaaan negara. Satu kelebihan partai adalah caranya membersihkan dirinya sendiri (hampir bisa diartikan secara harfiah). Saya bisa mengatakan partai telah menjadi suntikan urus-urus yang mengeluarkan semua kotoran dari perut. Kali ini kami punya 522 delegasi yang berbicara atas lebih dari setengah juta anggota partai. Dalam enam bulan terakhir, partai telah merampingkan 169.748 anggota, hampir seperempat dari mereka tercatat melakukan pelanggaran pada Kongres ke-10, apakah itu karena kebutaan politik, kemalasan, mabuk, korupsi, kepribadian yang tidak menyenangkan (bersikap kasar terhadap pasangan hidup, anak-anak, tetangga, maupun teman kerja, dan yang lainnya yang seperti itu). Bravo! Aku tidak dalam kondisi kesehatan yang baik pada saat itu sehingga aku tidak hadir pada diskusi Politbiro. Ketika aku dengar tentang diskusi itu, seperti yang kukatakan kepada Kongres, aku menulis surat kepada Komite Pusat mengatakan bahwa, menurutku, semua birokrat yang jadi anggota Partai di Moskow harus dikunci dalam ruangan yang paling tidak menyenangkan di penjara Moskow selama enam jam, dan semua pejabat di Komisariat Perdagangan Luar Negeri, baik yang anggota Partai atau tidak, harus dikurung pada akhir minggu (Kongres bersorak dan mengejek). Aku bayangkan ini merupakan akhir dari ketololan. Semua manajer pemasaran kapitalis harus menandatangani surat itu, atau mereka menolaknya, dalam beberapa jam. Inilah kami di Soviet Rusia, negara yang akan berkembang di dunia karena contoh-contoh kami mengenai gagasan murni manusia, komunisme -- dan sembilan puluh sembilan persen anggota partai tidak dapat melakukan transaksi bisnis sederhana sekalipun. Secara menyeluruh Kebijaksanaan Ekonomi Baru adalah belajar dari para pemilik toko, para wanita di pasar, pemberi dana, makelar -- yah, pada tukang ambil untung dan penjudi. Kita harus menemukan kembali uang. Kita harus belajar tentang nilai emas. Aku selalu berkata bahwa pada suatu waktu aku ingin memberi Moskow sebuah sistem pembuangan kotoran yang baru, membangun pipa-pipa baru dan melapisi WC umum dengan emas. Waktunya tidak sekarang. Kita dikelilingi monster yang lapar dan kita harus memberi mereka makan dengan makanan favorit mereka: keuntungan.... Moskow, 7 April 1922 Kekuasaan mesti mengalir dari pemerintah ke Partai. Kalau tidak, kenapa Profesor Klemperer diterbangkan oleh Politbiro dari Berlin bersama Dr Foerster, seorang ahli syaraf, untuk melakukan pemeriksaan kesehatanku? Mulanya aku menolak. Itu menunjukkan harus lebih banyak glasnost yang dikonsultasikan dulu padaku. Aku bukan hanya sekeping milik nasional yang dikelilingkan dan kemudian dipaksa mau diperiksa oleh ahli asing. Tapi aku merupakan investasi yang penting dan aku harus menaati displin sosialis. Aku setuju, sepanjang itu dilaksanakan di kantorku. Setelah pemeriksaan itu Klemperer mengatakan bahwa aku mendapat kategori A2 untuk semua bagian.... Kunjungan itu pada tanggal 3 April. Sampai sekarang aku telah melihat Stalin dua kali, sekretaris jenderal kami yang baru "yang tak pernah tak sibuk", yang mengintip dari antara koridor ruang dudukku dan Trotsky. Aku juga menanyakan kepada stafku apakah sudah menyiapkan kopi New York Times tanggal 6 April. Maaf kalau aku katakan cerita itu tidak menjadi berita halaman depan. Itu merupakan wawancara dengan Profesor Klemperer (ia mengatakan lebih banyak pada pers kapitalis daripada yang ia katakan padaku) yang ringkasannya seperti ini: "Lenin adalah orang yang secara fisik kuat dan punya energi kerja yang tinggi untuk bekerja empat belas sampai enam belas jam sehari. Baru-baru ini kemampuan bekerjanya menurun, dan dia dengan temannya memutuskan untuk mengetahui apa apa yeng terjadi terhadap dia. "Kami memeriksa Lenin dan hanya menemukan neurasthenia, kelelahan yang menyebabkan orang sulit berkonsentrasi dan mengingat akibat dari bekerja berlebihan. Sedangkan keluhan yang lebih serius, seperti infeksi sistem syaraf atau organ-organ dalam tubuh, tidak ditemui. Selain dari beberapa resep umum dan anjuran untuk berolah raga serta diet, tidak ada anjuran kesehatan lain yang perlu. Kami merekomendasikan, Lenin harus memperhatikan diri untuk sementara waktu dan berlibur." Aku terjemahkan sendiri wawancara itu (Stalin tahu beberapa kata Inggris saja) dan mengirimkan kopinya padanya, disertai salamku. Aku tidak melihat bahwa itu membuat kami senang, musuh-musuhku, atau aku sendiri. Aku bosan dipaksa berlibur, khususnya yang jauh, yang sangat jauh, khususnya di Kaukasus, khususnya dipaksa oleh mereka yang lahir di Kaukasus, tapi memilih tinggal di Moskow. Mereka yang memaksa itu, pertama, Stalin sendiri kemudian teman dekatnya, Ordzonikidze kemudian, bos Stalin, yang bandit, si juling Kamo. Aku tidak mau ke mana pun yang kalau nanti "kembali ke Moskow" akan menimbulkan masalah besar. Baku, Tiflis, Sochi, dan yang lainnya baru bisa dicapai selama tiga hari dengan menggunakan kereta tercepat. Jadi aku menulis surat yang sama kepada mereka semua: "hal terakhir yang aku butuhkan untuk pemulihan syarafku adalah kelelahan, kejenuhan, kesibukan, keburu-buruan, pertengkaran." Dan hanya untuk membuat mereka sibuk, aku jelaskan bahwa aku harus tahu dengan pasti tinggi permukaan semua bangunan dari permukaan laut, di kota yang direkomendasikan, dengan alasan jantung Nadya yang lemah, dan rasa takutnya pada tempat yang tinggi. Kompromi pun tercapai, "liburan" di Gorki, "Bukit Kecil", yang hanya dua puluh lima mil dari Kremlin. Moskow, 22 April 1922 Sampai saat ini aku sudah diberi hadiah enam minggu liburan (Januari-Februari) dan tiga minggu liburan tambahan (6 Maret -25 Maret). Semuanya bertujuan untuk membuang penyakit lumpuh yang mengerikan ini. Aku merasa sedikit bersalah mencoba mengatakan kepada teman-temanku bahwa obat yang mereka berikan cukup berhasil. Aku tidak membodoh-bodohi mereka. Siapa saja pasti bisa melihat bahwa aku merasa tidak begitu sakit kalau aku bekerja ketimbang disuruh beristirahat. Jika aku membaca dan menulis dan berbicara sampai jauh malam, itu bisa dikategorikan sebagai bekerja berlebihan -- tidak tidur untuk satu tujuan. Jika aku tidur dan tetap melek, mengikuti satu pemikiran berulang-ulang, maka itu pasti disebut insomnia -- tidak tidur tanpa tujuan. Pilihan yang tidak sulit. Gorki, 20 Mei 1922 Hampir semua anggota Politbiro atau Sovnarkom terlalu sibuk untuk sekadar melongok ke luar jendela dan melihat apa yang sebenarnya berlangsung di dunia nyata. Saya tak punya kerjaan lain selain melihat ke luar jendela. Saya mungkin sudah kelewat lama tidak di luar. Tapi teleskop saya tetap kuat. Telepon saya menjalar ke mana-mana. Gorki, 26 Mei 1922 Dulu kami biasa berdebat, bahwa kapitalisme berarti orang-orang serakah yang mencari makan dan bertujuan untuk menyenangkan mereka yang lebih kaya saja. Semua ini sekarang sudah dihapuskan. Lalu mengapa pagi ini saya mendengar dari si brengsek Lunacharsky soal proyek, yang dibiayai fungsionaris Komisariat Pendidikan, yang tampaknya dilakukan dengan diam-diam? Kalau begitu, apa makna masyarakat sosialis kami? Mereka menyortir semua tulisan dan ucapan saya sejak tahun 1895 sambil menekankan frekuensi kata-kata yang paling penting. Apa Lunacharsky mengetahui sesuatu hal yang tidak saya ketahui tentang diri saya? Bayangkan, saya mempunyai 37.000 kosa kata, belum termasuk 4.000 kata yang saya temukan -- kebanyakan istilah-istilah Barat yang dirusiakan ("oportunis", "idealisme", "basis komersial".) Untuk kata-kata asli yang sudah ada, "birokratisasi" yang paling tinggi, di atas "disiplin", empat puluh enam kali "glasnost". Beberapa penciptaan kata baru dari kehidupan Soviet -- "Nepman" dan Chekist" untuk lintah darat dan agen polisi rahasia. Satu kutipan yang cukup mencorong: penggunaan "perestroika" untuk rekonstruksi, untuk mengartikan kekhawatiran tentang metode dan bentuk baru organisasi. Saya menggunakan istilah itu untuk mengartikan "penerapan dan uji coba praktis gagasan apa pun dalam kehidupan nyata." Jika para sejawat saya, kini saya khawatir sudah dianggap sebagai penerus saya, menerimanya sampai ke tulang-belulang mereka, praktek akademis ini tak akan sia-sia. Gorki, 29 Mei 1922 Ini lonceng peringatan saya yang pertama. Cara bicara saya kurang baik. Tulis itu. Tulis semuanya. Kau dapat mengerti apa yang saya diktekan jika kau melakukan tugasmu seperti biasanya dan mendengarkan saya. Jangan hiraukan muka atau mulut saya yang mencong. Pura-pura saja seakan saya baru pulang dari dokter gigi. Lupakan bahwa sebagian dari diri saya ada yang terlepas, melesak, seperti... seperti apa, ya? Seperti pohon yang dipangkas cuma sebelah. Saya berjanji akan sembuh kembali. Saya akan marah jika kau tak menulis apa yang saya katakan. Lonceng pertama saya. Kamu mengerti itu? Itu kereta api di stasiun. Itu peringatan yang biasa kita abaikan. Cuma lonceng pertama. Pada lonceng yang kedua, kamu harus siap-siap. Lalu bel ketiga. Itu sudah terlambat jika kau mendengarnya dan kau tak ada di dalam kereta. Lonceng ketiga itu kematian. Saya masih punya satu lonceng lagi. Saya banyak tahu tentang kereta api. Saya mulai mengandalkan buku harian ini, meski tak sama dengan menulisnya melalui tangan sendiri. Menulis itu penting buat saya, tulisan saya berubah seiring dengan pikiran saya. Menjadi lebih bagus, lebih tegas saat saya berminat, tertarik, bergairah. Kini saya cuma punya sebelah pikiran. Tapi saya masih ingin menuliskannya. Berapa hari sih, dua? Tiga? 26 Mei, nah, kau lihat saya mulai sembuh saat bicara! Seperti si bego dari dusun, seperti pemabuk, seperti orang mual mau muntah. Muntah. Itu bermula dari muntah. Manyasha, perawat suka rela, menduga karena ikan busuk. Teleponlah Rhzanov di Kremlin. Mereka datang dengan dua mobil gede: Dr Roz, si gaek Semashko, adik saya Dr Mitya, dan sejumlah lainnya. Siapa saja yang ada di sini? Setelah muntah, ada Dr Levin. Ia mengatakan "Paresis". Saya tahu kata itu. Dokter tak mengetahui segalanya. Biasanya cuma kata-kata. Saya lumpuh sebelah, sampai kini masih: kaki kanan, lengan kanan. Mulut seperti baru pulang dari dokter gigi. "OK" seperti kata para Yankee. Rozanov mengatakan, "sedikit kemunduran, sementara, dan tak begitu penting." Ambillah cuti Rozanov. Ini lonceng pertama. Gorki, 5 Juni 1922 Kamu bukan melindungi Lenin, melainkan sang Oktober. Fotieva sayangku, tanpa kau saya hanya keranjang sampah, gulungan karpet tua. Kadangkala di pagar. Sesekali di kursi roda. Cuma barang tua yang tak punya suara. Kau bakal hidup lebih lama daripada saya (bukan tugas sulit). Tapi akankah namamu tertera dalam indeks sejarah, biografi? Jaga catatan-catatan kamu. Perhatikan buku harianmu. Sembunyikan memoarmu di bawah ubin. Suatu hari nanti para penerus saya bakal meminta kamu menceritakan kepada mereka tentang lima tahun pertama Revolusi Rusia ini -- apa yang sebenarnya terjadi, siapa-oleh siapa, di mana-kapan, mengapa Lenin melakukan apa yang dilakukannya, mengapa mengatakan apa yang dikatakannya. Gorki, 26 Juni 1922 Felix Klemperer sudah jadi teman baik. Sang profesor tak pernah mengerti bahwa Marxisme itu seilmiah ilmu kedokteran. Waktu saya mengatakan kepada Klemperer -- setelah saya mengatakan kepada Lydia Alexandrovna, yang lalu mengatakan kepadanya -- bahwa teknologi intelektual sosialis kami dibentuk dari falsafah Jerman, ekonomi Inggris, dan politik Perancis, ia menjadi agak antusias. Saya kira dia sangat gembira mendengar rumusan semacam itu, suatu Trinitas Sakral, satu harga untuk tiga, yang murah. Bagaimanapun, Klempener, yang bersama saya hingga kemarin, memuaskan sebagai penasihat kesehatan. Dengan bantuannya, saya sudah menyervis tubuh saya sendiri. Dari titik di belakang mata saya, saya sudah mengirimkan pesan-pesan elektris ke tiap otot, memperingatkan otot-otot itu untuk berkejang sesekali. Saya tak boleh terlalu banyak menulis alias mendikte. Saya dapat bergerak. Saya dapat berbicara. Karena itu saya tak membenci diri sendiri. Saya tetap mendapat sokongan intelektual seperti kebanyakan para borjuis. Di Majelis Rendah atau Reichstag, saya bisa lolos menjadi perdana menteri. Tapi inilah Profesor Felix Klempener, ahli bedah tersohor di dunia yang pernah menyangka saya sakit kepala karena keracunan, yang kemarin berbicara di muka pers dunia di Berlin (kami membacanya dari The New York Times): "Malam sebelum saya meninggalkan Moskow, saya berjalan-jalan di dalam taman di Gorki bersama Lenin. Ia mengatakan merasa relatif baik. Ia tak mampu melakukan pekerjaan yang memeras otak untuk waktu yang lama. Ia juga tak dapat membaca terlalu lama. Kalau ia membaca buku, koran, atau majalah, ia menjadi sakit kepala. Ketidakenakan badan Lenin sekarang ini (!) sama sekali tak ada hubungannya dengan luka-lukanya di masa lalu. Selama 30 tahun terakhir hidupnya, ia bekerja lebih dari enam belas jam setiap hari. Tak seorang manusia pun yang tubuhnya tidak protes jika menanggung beban seberat itu.... Saya membantah pendapat bahwa Lenin menderita kelumpuhan yang terus memburuk.... Ia akan sembuh, bukan tambah buruk." Menyenangkan untuk mampu percaya pada semua kata-kata itu. Sayangnya, saya tak bisa melupakan bahwa saya sendiri mengusulkan beberapa ungkapan dari kata-kata itu. Bakal jadi penipuan diri sendiri yang menyenangkan, sepanjang kau tak mengetahui kaulah yang melakukannya. Gorki, 12 Juli 1922 Lydia Alexandrovna! Ini bakal mengejutkanmu. Kau bisa mengucapkan selamat kepada saya atas kesembuhan ini. Bukti? Tulisan tangan ini. Saya sudah mencobanya beberapa kali, tapi tak seorang pun di antara kalian bisa membacanya. Kini saya merasa mulai tampak sebagai manusia lagi. Gorki, 13 Juli 1922 Kesembuhan saya rupanya diperhatikan dari luar Gorki. Stalin dan Kamenev hari ini berkunjung. Ada dua pendapat tentang Stalin di antara lusinan kamerad kami. Kebanyakan menganggapnya efisien, berbakat, pekerja keras, "orang nomor dua" paling sempurna bagi mereka. Trotsky melihat Stalin sebagai reinkarnasi birokratis dan karenanya menjadi ancaman sesungguhnya untuk demokrasi Soviet. Ini teorinya Trotsky. Ketika harus berada seruangan dengan Stalin, L.D. sulit percaya bahwa orang Gunung yang kasar dari Selatan, yang suka berkelahi tapi anehnya suka berdamai jika dipukul balik, mampu mengumpulkan pendukung. Radek menganggap Stalin sebagai monster lucu dari Gogol, satu gambar yang dirobek dari teater mainan, dengan kekuasaan untuk menakut-nakuti siapa saja yang menganggapnya nyata. Bukharin menanggapi Stalin dengan sungguh-sungguh, baik sebagai sekutu maupun sebagai lawan. Tapi cuma untuk tugas praktis karena dia memang awam teori. Hanya Pytakov -- hampir kembaran Bukharin, walau condong ke Kiri liar -- yang yakin bahwa Stalin bakal menjadi "penggali kubur Revolusi". Seorang Napoleon baru. Saya sendiri berpendapat bahwa Stalin itu lebih beragam, lebih kuat, lebih mampu bergerak -- seperti ratu dalam permainan catur -- ke arah yang tak dapat dibayangkan orang lain. Bahwa ia mampu membangkitkan begitu banyak penilaian yang berbeda sudah menunjukkan bahwa ia merupakan seorang yang tidak biasa. Stalin sedikit mengerut di kursi keras, yang biasa diberikan Lydia Alexandrovna kepada tamu agar cuma sebentar berkunjung. Kini saya mulai berpikir tentang kualitas kepemimpinannya yang ada di masa depan tanpa keberadaan saya. Saya mengamati setiap orang lebih dekat. Saya mengintip sejenak ke dalam benaknya dan melihatnya berpikir: bagaimana orang tua ini butuh waktu banyak untuk bisa dipuaskan dengan ungkapan-ungkapan. Ia tampak sedikit terluka. "Ilyich, apa maksudmu? Bangsa ini penakluk Revolusi, yang merekrut sosialisme. Tak ada argumentasi. Siapa yang memberi pemerintahan sendiri kepada Republik Bashkir di tahun 1918? Pada bangsa Tartar pada tahun 1920? Orang Kirghiz pada musim gugur lalu? Siapa menerapkan bahasa Tartar bahasa resmi sejajar dengan bahasa Rusia? "Memang benar tak ada kemerdekaan yang absolut. Dalam teori, mereka bisa saja meninggalkan federasi kita esok hari. Tapi kita telah mengaduk hubungan sedemikian rupa, sehingga perlu waktu bertahun-tahun. Dan realistis saja, Starik. Kita masih dikungkung dikitari musuh. Kau tentunya tak rela jika satu bagian negara ini mendadak memisahkan diri bilamana mereka merasa ingin melakukannya. Pikir tentang apa yang telah kita berikan kepada mereka. Peradaban. Irigasi. Listrik tenaga air. Kebebasan wanita. Seperti halnya ayah Anda, komisariat saya sudah membuka ribuan sekolah. Kita membawa mereka ke abad XX." Kata saya, "Itu argumentasi yang digunakan Inggris di India." Tapi hati saya berpendapat lain. Ia cukup baik. Ia mungkin benar, sebagian. Begitu pula saya. Itulah yang saya sebut bincang-bincang politik di antara kamerad tua. Cukup untuk hari ini. Saya memencet bel yang disembunyikan di bawah penutup kaki saya dan pura-pura merasa terkejut, berlagak sedikit kecewa, ketika Fotieva datang. Gorki, 15 Juli 1922 Nama Kamenev tak disebut-sebut di Pravda. Mungkin Stalin ingin tampak seperti ia satu-satunya yang memperhatikan Lenin. Sudah sampai sejauh inikah? Ini seperti strategi dan trik-trik dalam harem seorang Sultan. Jika Stalin menggunakan cara-cara semacam itu mungkin dia memang benar orang dalam limusin putih yang kita lihat dalam mimpi buruk kita. Gorki, 5 Agustus 1922 Kunjungan Stalin yang lain. Nadya tak pernah menyukainya. Saya perhatikan, kebanyakan perempuan menganggap kehadirannya menggelisahkan, agak mengancam, saat Stalin bersikap sopan sekalipun. Ada sesuatu dalam orang ini, dari cara dia duduk atau mengisap pipa: bapak petani yang keras, kepala rumah tangga proletariat yang kenyal. Kaum hawa mengendus bahwa ia bisa berbuat semaunya, prospek yang seharusnya menyenangkan ketimbang menakutkan. Saat ia melangkah masuk, Nadya berkata, "Kembali begitu cepat, Joseph Vissarionovich? Kau akan senang melihat Ilyich hampir pulih, bukan begitu?" Dan Nadya meninggalkan ruangan. Saya melihat mata kuning Stalin menyala. Nyala itu menandakan di dalam ada tekanan yang berbahaya. Tapi kemudian nyala itu meredup. Ia berhasil menghindari ancaman meledak. Untuk menit-menit ini saja. Stalin tak akan berhasil menyetir saya. Saya hargai bakat-bakat besarnya, tenaga besarnya, kapasitas kerjanya, tapi saya tahu hal ini bercampur dengan kekerasan dan kekasarannya, tekadnya yang kuat untuk memaksakan jalannya sendiri. Ini mengurangi nilainya sebagai anggota tim. Ia berhasil meyakinkan pemimpin partai yang lain bahwa ia lebih bodoh, lebih lambat ketimbang mereka. Bahwa ia akan melakukan tugas yang paling membosankan, ia akan mengambil jalan tengah. Tentu saja itu gambaran yang salah, tapi jadi cocok untuk Stalin ketimbang untuk mereka (para pemimpin partai yang lain). Lagi pula saya tak pernah memaafkan Stalin, yang menyebabkan kami kehilangan Polandia. Aneh, saya menulis ini begitu ia pergi. Dan perasaan tentang Polandia itu -- saya tak sadar punya perasaan seperti itu -- menclok di benak saya selagi saya mengamati Stalin yang ngepul seperti dewa yang mengagumi diri sendiri, seorang diktator yang berpose untuk patung perunggu. Apakah itu "pikiran bawah sadar" yang mulai saya percayai dan yang mengirimkan pesan ke pertahanan bawah sadar saya? Sebesar apa pun kekuatannya, Stalin tak mungkin berharap menyingkirkan operator seperti Zinoviev, Bukharin, Radek, dan terutama Lev Davidovich? Setelah duduk sejenak, Stalin berbicara dengan nada meledek," Saya harap, cangklong saya tak mengganggu." "Sama sekali tidak," jawab saya sambil melotot. "Saya sudah terbiasa atas segala macam kesenangan sejak sebelum terkena stroke. Sejak sebelum saya dioperasi. Seandainya kamu mabuk, melahap seekor babi dan menari Gopak sekalipun, saya menikmati melihat seseorang hidup senang seperti itu." Dahinya berkerut. Ia tak mengerti apakah ia sedang diejek, atau sedang diajak bercanda antara sesama teman. Sebagai jalan keluar, diletakkannya pipanya. "Kalau begitu," kata saya sambil memberinya sodokan saat ia masih limbung, "apakah kau bawa sesuatu untuk saya? Saya kan pesan buku-buku." "Dengan hormat, Ilyich. Anda sudah punya segunung koran, majalah, dan buku dari perpustakaan di sekeliling ranjangmu. Apakah kau benar-benar ingin lebih banyak buku?" Mata saya terpejam saat ia masuk tadi, tapi saya tetap mengawasinya. Saya sebagai orang yang sudah lima kali mau dibunuh pasti agak khawatir orang mana yang masuk kamar dan mendekat. Saya melihat Stalin membawa tas kain hijau, dengan pembuka di atas, yang berisi barang-barang yang tentunya buku-buku. Kalau bukan buku, apa? Ada sesuatu tentang "buku-buku" yang membuatnya tak nyaman. "Yah, setidaknya biarkan saya melihat buku yang kau bawa di sana," kata saya sembari menunjuk dengan lengan kiri. Tapi lengan kanan saya tetap di bawah bantal, tampat pistol Browning saya terletak. Dengan enggan Stalin mengayunkan kakinya lambat-lambat ke tas di dekat pintu. Ketika kembali dengan buku-buku, ia tampak senang. Gorki, 20 September 1922 Saya hampir pulih sepenuhnya. Ini mengherankan semua orang, bahkan dokter-dokter. Rasanya belum lama saya tak mampu mengatakan apa-apa kepada orang lain. Kini jari saya menyentuh apa saja di mana saja. Dan saya harus mencatatnya, saya merasa secara umum sepaham dengan sekjen kami, Stalin, ketimbang anggota politbiro lainnya. Gorki 10 Desember 1922 Saya bolak-balik ke Kremlin, ke kantor saya yang lama, mencoba menjalankan tugas saya yang lama, mulai awal Oktober sampai beberapa hari yang lalu. Seperti menginjak air di pusaran air, saya tetap mengambang. Tapi saya tak yakin sampai sejauh mana saya sampai. Semua orang mengatakan bahwa saya sudah pulih sama sekali. Mudah memang percaya apa yang ingin kau percayai. Yang pasti, saya tak mau membohongi diri sendiri. Dalam 70 hari saya sudah mendiktekan 224 surat atau memoranda, menerima 171 kunjungan resmi, dan memimpin 33 rapat politbiro dan Sovnarkom, berpidato politik 3 kali, serta berbicara dalam 4 kongres. Tak buruk, bahkan untuk standar saya. Khususnya mengingat saya tak mau menjadi sekadar pemimpin boneka. Tapi masih banyak hal yang tak bisa saya jangkau. Saya tak bisa mengurus masalah kebangsaan. Saya tak akan pernah membiarkan negara diambil alih dan diperintah oleh penindas, menindas yang lain karena mereka minoritas. Moskow 12 Desember 1922 Kembali di Kremlin. Felix Edmundovich muncul pukul 6.45. Ia secara terus terang mengaku bakal menjadi penentang saya dan mendukung sistem sentralisasi. Yang tak dikatakannya kepada saya adalah bahwa itu berarti ia mendukung Joseph Stalin. Pukulan besar, saya merasa seperti kehilangan lengan kanan. Pada saat ini saya tak mampu menggerakkan jari. Moskow, 13 Desember 1922 Sekitar pukul 3 subuh saya berbaring di ranjang dengan pikiran penuh soal pembakangan Felix. Saya merasa seperti ditembak lagi dengan pelor Fanny Kaplan. Itulah rasa sakit yang menggantikan rasa nyeri, meninggalkan kehampaan nan beku. Saya ditembak di kepala, tapi dari dalam kepala itu sendiri. Lalu saya merasa mual, seperti penumpang kapal di laut bergolak, mabuk laut. Saya muntah di baskom. Moskow, 17 Desember 1922 Saya tak bisa tidur. Saya tak pernah bekerja sekeras ini. Saya sudah mengungkapkan pandangan-pandangan saya atas berbagai macam masalah kepada Stalin. Jika ia muncul sebagai calon Bonaparte, yang tentunya bakal mengajukan singkatan "Leninisme" (kata-kata barunya), ia tak bakal mampu mengutip saya untuk mendukung kebijaksanaan-kebijaksanaannya kini. Pada dasarnya strategi saya menambah kekuasaan pada Rabkrin dan inspektorat independen lainnya. Komite Sentral, dengan 27 anggota, terlalu kecil dan terlalu mudah didominasi. Terlalu penuh dengan penggores pena dan pemegang senjata (birokrat dan politikus), harus diperluas mencakup lima puluh atau seratus buruh sebenarnya. Tak ada lagi penindasan perasaan atas suatu bangsa, Ukraina, Caucasus, negara-negara Baltik, misalnya. Saya juga sudah meminta yang sama kepada Trotsky, memohon dukungannya untuk mereka dalam perjuangan atas penerapan kebijaksanaan di masa depan. Saya juga sudah menulis kepada kamerad lainnya, menekankan pentingnya cara baru untuk mengurus masalah baru. Saya ingin menunjukkan bahwa saya tak berada di pengasingan, bukan suara dari jauh, bukan pensiunan penyakitan yang menggelandang di hutan dengan anjingnya dan keranjang jamurnya. Selama saya hidup, saya dapat menggerakkan jari, bahkan mengedipkan mata, saya akan tetap mengawasi Kremlin. Tapi itulah masalahnya. Sehidup apa saya ini? Tadi malam saya diserang lagi oleh musuh dari dalam tubuh saya. Sekali lagi, saya merasakan perasaan hampa, seperti kesemutan di bagian kiri otak saya. Hal itu berlangsung 35 menit. Setelah itu berakhir saya muntah seperti lontaran senapan mesin. Saya sadar, bagian kanan tubuh saya sepenuhnya lumpuh. Moskow 26 Desember 1922 Tiga hari lalu saya mulai mendiktekan surat ke Kongres, semacam wasiat dan testamen politik terakhir. Isinya antara lain: "Stabilitas kepemimpinan akan tergantung kerja sama antara Stalin dan Trotsky, tokoh revolusioner paling berpengalaman yang ada. Kamerad Stalin, yang menjabat sekjen, sudah mengonsentrasikan kekuasaan besar yang tak terbatas di tangannya. Stalin terlalu kasar dan mendominasi, dan kesalahan ini sementara ditoleransi di antara veteran Komunis, tak bisa didukung untuk pos sekjen. Karena itu saya usulkan kepada para kamerad untuk mencari jalan guna menggusur Stalin dari pos itu dan menunjuk orang lain yang berbeda dari Stalin -- yakni yang lebih sabar, lebih loyal, lebih sopan, dan lebih bisa diterima oleh kamerad yang lain. Di pihak lain, kamerad Trotsky tersohor bukan cuma karena kemampuannya yang luar biasa -- secara pribadi ia orang paling mampu di Komite Sentral -- tapi juga karena rasa percaya dirinya yang besar. Untuk yang lain, Bukharin merupakan favorit semua anggota. Dan semua orang tahu tentang bakat besar dan jasa Zinoviev dan Kamenev. " Moskow, 4 Januari 1923 Saya memberikan tambahan untuk testamen saya. Saya mengusulkan Stalin disingkirkan. Tapi bukan sekarang. Perubahan bakal mengejutkan sistem. Tapi kapan waktunya? Cuma ada satu jawaban, yakni saat kematian saya. Moskow, 4 Maret 1923 Dulu saya mengancam mengundurkan diri dari kepemimpinan, cuma untuk menakut-nakuti mereka. Kini ancaman untuk tak menaati perintah dokter -- kemarin saya membuang semua obat ke dalam kolam. Bagian testamen saya diterbitkan di Pravda. Trotsky menelepon untuk memberi ucapan selamat dan mengucapkan terima kasih secara pribadi. Kami lebih dekat sekarang ketimbang dulu. Mungkin lebih dekat ketimbang dengan orang lain. (Secara politik, karena dialah satu-satunya harapan saya yang bakal melanjutkan kebijaksanaan-kebijaksanaan saya. Secara pribadi, ia tetap mebuat saya khawatir. Di penampilan luar, ia tampak terlalu ambisius, lapar kekuasaan. Tapi sesungguhnya di dalam ia tak sebengis, sekasar, dan seegois Stalin.) Trotsky bercanda -- saya berharap ia bercanda -- bahwa artikel saya menohok keras politbiro. Moskow, 6 Maret 1923 Semua orang tahu bahwa saya sudah mengambil langkah-langkah untuk pensiun selamanya. Saya dapat melihat bahwa para kamerad pemimpin tak mungkin memimpin di kapal jika sang mantan kapten, yang seharusnya berada di kursi roda, tetap muncul di kapal dan mengoreksi navigasi. Saya sudah melakukan yang terbaik, meski beberapa hari ini saya merasa sengsara. Saya menulis kritik pedas atas Stalin, soal sikap kasarnya kepada Nadya dan mengatakan kepadanya ia harus enyah. Saya sudah menulis ke Trotsky, memastikan kesepakatan kami, dan memintanya berbicara atas nama kami berdua dalam masalah Georgia dan masalah lainnya. Saya menulis ke Mdivani dan orang Georgian lainnya, menekankan bahwa Trotsky dan saya berada dalam satu kubu melawan Stalin. Saya sudah meminta Nadya untuk datang ke Kamenev bahwa saya mengharapkan dia dan Trotsky dan kolega-kolega saya lainnya untuk menggunakan kewenangan saya dalam perjuangan menekan Stalin. Seandainya ia (Stalin) masih bisa lolos, setelah serangan-serangan ini, kalau begitu ia Rasputin yang lain. Moskow, 10 Agustus 1923 Belum, saya belum mati. Meski sebagian besar dari saya mungkin sudah. Kepemimpinan kolektif tampaknya berjalan mulus di Kremlin, dengan tak seorang pun ingin kekuasaan tunggal. Apa kesalahan sejarah saya? Saya tak punya jawaban absolut, begitu banyak hasilnya masih menggantung di masa depan. Tahun 1918 saya membuat kesalahan dengan beranggapan kami harus terikat pada peraturan ketat sosialisme. Saya tak sadar bahwa "kapitalisme" cuma kata seperti yang lainnya. Kebijakan Ekonomi Baru membuat para musuh membuat kami kaya dalam upaya memperkaya diri mereka sendiri. Saya merasa kekuatan Soviet terlalu lemah, dan terlalu tak teratur, untuk menghadapi ledakan perusahaan-perusahaan bebas. Saya rasa saya salah. Sosialisme akan bertahan. Besok, kebebasan harus diperluas, bukan dikurangi. Tapi para kamerad-lah yang akan berjalan mendaki bukit dan masuk negara penuh cahaya, tanpa saya. (Lenin hidup terus, mampu mendengar dan mengerti, tapi tak bisa bicara atau menulis, sampai kesehatannya mendadak memburuk pada 21 Januari 1924. Ia meninggal pukul 6.50. Stalin menggilas seluruh musuh dan saingannya, dan menjadi diktator Uni Soviet.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus