Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Hari ini, 10 Tahun Lalu, Kepergian Selamanya Franky Sahilatua

Dunia musik Indonesia berduka pada 20 April 2011, setelah kehilangan selamanya legenda musik balada Franky Sahilatua.

20 April 2021 | 13.48 WIB

Franky Sahilatua. TEMPO/ Usman Iskandar
Perbesar
Franky Sahilatua. TEMPO/ Usman Iskandar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dunia musik Indonesia berduka pada 20 April 2011 setelah kehilangan legenda musik seperti Franky Sahilatua. Lagu-lagu baladanya yang banyak mengisahkan permasalahan sosial hingga alam, mampu membuat terekam di pikiran banyak orang.

Musisi ini lahir dengan nama Franky Hubert Sahilatua di Surabaya, Jawa Timur pada 16 Agustus 1953. Kedua orang tua Franky berasal dari Ambon dan menetap di Surabaya. Tidak hanya Franky, kedua saudaranya Johnny dan Jane juga bernyanyi, bahkan Jane duet bersama Franky dan membuat album.

Franky memulai dunia tarik suara pada 1970-an dengan membawakan lagu-lagu Folk, ia juga tergabung dalam dedengkot band folk Indonesia yaitu Lemon Tree. Selain Franky legenda musik Folk seperti Gombloh dan Leo Kristi juga pernah berada dalam grup tersebut.

Pada era 1972 Franky pernah berduet dengan Gita dan hanya bertahan hingga 1973. Pada 1974 akhirnya masyarakat mengenal duet Franky dan saudarinya, Jane. Hal ini bermula ketika Franky diminta menjadi penyanyi pembuka konser Bimbo. Akhirnya duet ini dikenal dengan Franky & Jane.

Setelah konser itu, membuat kakak adik ini hijrah ke Jakarta untuk menapaki jejak karir sebagai musisi lebih tinggi. Selain itu, banyaknya musisi-musisi Surabaya yang hijrah ke ibukota menjadi salah satu alsannya. Alhasil ia banyak mendapatkan sambutan dari dua musisi hebat Indonesia seperti, Wempi Tanasale dan Nomo Koeswoyo, yang pernah menjadi penabuh drum untuk band Koes Ploes.

Selain itu 2 album pertama Franky & Jane juga diproduseri oleh Nomo. Namun, kedua labum itu tidak langsung membuat duo ini sukses di belantika musik nasional.

Sudah banyak menerima bantuan dari sesama musisi, kesuksesan Franky & Jane datang setelah ia ditawarkan untuk mengisi soundtrack film. Tawaran ini hadir dari penulis novel, Teguh Esha, yang juga menulis cerita dari Ali Topan Anak Jalanan.

Duet Franky & Jane melahirkan beberapa album diantaranya Langit Hitam (1988), Lelaki dan Rembulan (1991), dan Biarkan Hujan (1991). Dari album tersebut melahirkan lagu yang terkenal seperi Perjalanan dan juga lagu Kepada Angin. Setelah membuat berbagai album akhirnya Franky & Jane vakum. Jane sibuk mengurus keluarga sementara Franky mulai bersolo karir.

Ketika bersolo karir Franky membuat album seperti, Aku, Laut dan Kamu (1989) dan Perahu Retak (1993). Pada era ini jugalah terciptanya lagu Kemesraan yang sukses dibawakan oleh Iwan Fals. Lagu ini gubahan dari Franky dan Johnny. Lagu tersebut juga dibawakan Betharia Sonata, Chrisye, Rafika Duri, dan lainnya.

Tepat hari ini, 10 tahun yang lalu, Franky Sahilatua meninggal di usia 57 tahun. Sebelumnya ia menderita kanker sumsum tulang dan sudah dirawat hingga berpindah-pindah rumah sakit.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Franky Sahilatua Dimakamkan Jumat di Tanah Kusir


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus