Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Palestina adalah salah satu dari bagian tim insinyur yang merancang helikopter drone Ingenuity yang terbang dalam ekspedisi Perseverance NASA ke Mars.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Loay Elbasyouni, pria Palestina kelahiran kota Beit Hanoun di Gaza, mengetahui kampung halamannya di Jalur Gaza merayakan pencapaiannya dalam berkontribusi dalam ekspedisi Mars.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ketika Anda berurusan dengan elektron dan teknologi, Anda dapat menghitung banyak hal dan mengetahui jalurnya," kata Loay Elbasyouni dari rumahnya di Los Angeles, dikutip dari Arab News, 4 Mei 2021.
"Saat Anda berurusan dengan orang dan politik, Anda tidak tahu ke mana arahnya," katanya.
Dia meninggalkan Gaza pada tahun 1998 untuk belajar di AS dan hanya kembali sekali, untuk kunjungan singkat pada tahun 2000 sebelum intifada Palestina kedua akhir tahun itu. Sekitar 6.000 warga Palestina dan 1.000 orang Israel tewas dalam pertempuran, serangan, dan operasi militer Israel sebelum kekerasan mereda pada tahun 2005. Saat Gaza melewati krisis demi krisis, Elbasyouni melanjutkan studinya di AS.
Elbasyouni mengatakan dia belajar di Universitas Louisville AS pada 1998 dan bekerja paruh waktu mengantarkan makanan cepat saji setelah kelas kuliah.
Dia berjuang untuk membayar biaya kuliah di University of Kentucky, terutama setelah pertanian keluarganya diratakan Israel, Arab News melaporkan.
Ia mengatakan pernah bekerja lebih dari 90 jam seminggu di toko sandwich Subway untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dia akhirnya dipindahkan ke Universitas Louisville, di mana dia memperoleh gelar sarjana dan master di bidang teknik elektro.
Bayangan helikopter Mars NASA Ingenuity yang melakukan penerbangan kedua di planet Mars itu pada 22April 2021. NASA/JPL-Caltech/ASU/Handout via REUTERS
Pada 2012, dia dipekerjakan oleh perusahaan teknologi yang mengembangkan pesawat listrik. Dua tahun kemudian, perusahaan tersebut dikontrak oleh NASA untuk proyek helikopter Mars, dan Elbasyouni dipromosikan untuk memimpin insinyur elektronik.
Dikutip dari Jerusalem Post, Elbasyouni menceritakan bahwa dia terpilih menjadi anggota tim NASA saat berspesialisasi dan mengerjakan kendaraan udara tak berawak super ringan dan bertenaga listrik. Ia dan rekan-rekan timnya membuat miniatur pesawat kecil seperti "mainan".
"Mereka benar-benar membawa helikopter itu mengujinya di ruang di Laboratorium Propulsi Jet NASA dan ternyata kinerjanya tidak begitu baik," kata Elbasyouni.
Ia mengatakan timnya mulai mempelajari matematika dan perhitungan untuk mengembangkan model yang benar-benar akan terbang.
"Itu sangat rumit, maksud saya kami harus merancang motor yang benar-benar beroperasi pada suhu yang sangat dingin," cerita insinyur berusia 42 tahun itu.
Proyek ini dimulai pada 2014 dengan tim yang berbeda di bidang yang berbeda, kata Elbasyouni, mengatakan dia bekerja dengan insinyur NASA lainnya sebagai kepala insinyur di tim desain dan konstruksi Ingenuity selama lebih dari empat tahun.
Ia menghabiskan enam tahun bekerja bersama ilmuwan NASA lainnya untuk mengembangkan sistem propulsi helikopter, pengontrolnya, dan komponen utama lainnya.
Helikopter robotik yang dia kembangkan menumpang pada kendaraan jelajah Perseverance ke Mars, yang diluncurkan ke luar angkasa dengan roket pada bulan Juli.