Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19 tahun ini memperkenalkan JAFF Market, inisiatif baru yang akan berlangsung pada 3-5 Desember 2024 di Yogyakarta. Acara ini hadir sebagai medium berjejaring bagi ekosistem perfilman Indonesia.
Medium Baru untuk Sinema Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Linda Gozali, Direktur JAFF Market, mengungkapkan bahwa JAFF Market merupakan momentum khusus bagi dunia film di Tanah Air. “Kami ingin ada banyak interaksi. Jadi kesempatan untuk berkoneksi satu sama lain sangat luas dan terbuka,” ujarnya kepada Tempo, pada Rabu, 6 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menambahkan, tantangan besar datang dari ekspektasi yang tinggi. Berbeda dengan pasar film di luar negeri seperti Hong Kong, Busan, dan Taiwan yang kerap dikunjungi pelaku industri Indonesia, kali ini Indonesia yang menjadi tuan rumah. “Mereka perlu mengenal dan melihat beragamnya para filmmaker yang ada di Indonesia dengan segala hal yang terjadi,” ungkap Linda.
Linda menekankan, fokus JAFF Market bukan hanya pada sineas atau rumah produksi, tetapi juga pada kekhasan dan identitas sineas lokal. Untuk itu, komunitas film dari Yogyakarta juga mendapat ruang untuk tampil. “Komunitas di Jogja itu sendiri kan ada sekitar 70-80. Nah itu juga akan ada showcase,” kata dia.
Menampilkan Generasi Baru Perfilman
JAFF Market berupaya merangkul semua elemen dalam industri film. Salah satunya dengan mengadakan Talent Day yang disponsori oleh Netflix. Program ini dirancang untuk menampilkan bakat baru di berbagai bidang, termasuk special effects, desain suara, hingga manajemen pasca-produksi.
"Ada mereka-mereka yang sudah kita kurasi, sudah pernah ada di industri, tapi belum terlalu dikenal. Jadi kita memperkenalkan rising star yang akan datang, mudah-mudahan," katanya.
Gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF ke-19, yang mengusung tema ‘Metanoia’, digelar pada 30 November hingga 7 Desember 2024. Tema ini mencerminkan transformasi berkelanjutan sinema Asia dalam menghadapi tantangan global. Tahun ini, JAFF menghadirkan 180 film dari 25 negara Asia Pasifik dalam program kompetisi dan non-kompetisi.
Ada 12 film panjang yang bersaing dalam Main Competition untuk memperebutkan Golden dan Silver Hanoman Awards, termasuk Viet and Nam karya sutradara Truong Minh Quy dari Vietnam dan In the Land of Brothers karya Raha Amirfazli dan Alireza Ghasemi.
Selain itu, dalam kategori Light of Asia, 18 film pendek bersaing untuk Blencong Awards. Kompetisi lainnya, JAFF Indonesian Screen Awards. Tak hanya itu, 6 film Indonesia juga akan berlomba dalam program JAFF Indonesian Screen Awards untuk memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
Pilihan Editor: Serba-serbi JAFF ke-19, Suguhkan 180 Film dari 25 Negara