Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19 kembali digelar pada 30 November hingga 7 Desember 2024 dengan tema ‘Metanoia’. Tema ini mencerminkan transformasi berkelanjutan sinema Asia dalam menghadapi tantangan global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alexander Matius, Direktur Program JAFF, menyebut bahwa ‘Metanoia’ merupakan perjalanan untuk terus membentuk ulang cara pandang masyarakat terhadap dunia. "Gimana caranya biar ikhtiar kita enggak berhenti,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 6 November 2024. Gelaran JAFF tahun ini, menurutnya, juga sebagai ajakan merenungkan isu-isu penting dan menyoroti perjalanan sinema Asia yang terus berkembang.
Film Samsara dan 1 Kakak 7 Ponakan Jadi Pembuka dan Penutup Festival
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk penayangan film pembuka dan penutup Jogja-NETPAC Asian Film Festival nantinya, juga merupakan produksi Indonesia. Samsara, karya Garin Nugroho, menjadi pembuka festival pada Sabtu, 30 November 2024. Film bisu hitam-putih ini melibatkan keindahan sinematik khas Garin yang pernah menyabet beragam penghargaan internasional.
Sedangkan, film penutup pada Sabtu, 7 Desember 2024 yakni 1 Kakak 7 Ponakan, garapan Yandy Laurens. Film ini akan ditayangkan perdana dalam skala dunia di JAFF, setelah film sebelumnya, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, mendapat sebelas nominasi di Festival Film Indonesia 2024.
Kompetisi Film dari Berbagai Negara
JAFF tahun ini akan menampilkan 180 film dari 25 negara Asia Pasifik dalam program kompetisi dan non-kompetisi. "Kalau jumlah film 750 yang mendaftar dari 33 negara, itu termasuk panjang dan pendek,” ujar Matius.
Adapun sebanyak 12 film panjang bersaing dalam kompetisi utama untuk Golden dan Silver Hanoman Awards, termasuk Viet and Nam karya Truong Minh Quy dan In the Land of Brothers dari Raha Amirfazli dan Alireza Ghasemi.
Tak hanya itu, sebanyak enam film Indonesia yang tayang tahun ini akan berkompetisi lewat program JAFF Indonesian Screen Awards untuk memperebutkan penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
Kehadiran Tsai Ming Liang dan Program Spesial
JAFF 2024 juga mengundang sutradara Tsai Ming Liang, tokoh sinema kontemporer berpengaruh, terutama dalam gelombang baru sinema Taiwan—untuk berbagi pengalaman melalui program Masterclass. “Challenge paling besar di tahun ini mungkin karena kita kedatangan sutradara internasional pertama kalinya," ujar Matius.
Selain itu, JAFF akan menyuguhkan dua pertunjukan Cinematic Concert, termasuk kolaborasi Sal Priadi dan Kunto Aji serta film Samsara dengan iringan musik live.
Festival ini juga akan menyelenggarakan JAFF Market perdana mereka pada 3-5 Desember 2024 sebagai wadah berjejaring dalam ekosistem perfilman Indonesia. Informasi terkait jadwal dan tiket tersedia di akun media sosial @jaffjogja, situs resmi jaff-filmfest.org.m serta dapat dibeli di TIX.ID, mulai Rabu, 20 November 2024.