Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istora Senayan pada Jumat malam, 25 Oktober 2024, seakan kembali ke masa silam. Di tengah siluet remang lampu dan kehadiran ribuan penonton, konser bertajuk ‘AETERNITAS’ digelar sebagai perayaan 36 tahun kiprah KLa Project di industri musik Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 7.000 orang hadir di konser band bergenre progressive pop itu. Pantauan Tempo, sebagian besar area didominasi wajah-wajah paruh baya bersama pasangan mereka. Namun ada pula pemuda-pemudi milenial dan Gen Z ikut menonton, menciptakan lanskap unik lewat musik lintas generasi.
Menyusuri Jejak Lagu Hit 90-an
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tepat pukul 20.33 WIB, band yang digawangi Katon Bagaskara (vokal), Romulo Radjadin atau LiLo (gitar), dan Adi Adrian (piano) membuka malam dengan ‘Gerimis’ — nada melankolis yang rilis pada 1996 lewat album KLakustik 1. Konser lalu dilanjutkan dengan ‘Revolusi Disco’ yang lebih upbeat. Para KLanese, sebutan penggemar pun sebagian besar memilih untuk bernyanyi dan berjoget, ketimbang sibuk mengabadikan lewat ponsel.
Katon lalu menyapa semua yang hadir. Musisi 58 tahun itu menyampaikan bahwa momen ini terbilang langka, karena mereka biasanya hanya menggelar konser tunggal setiap lima tahun. "Tapi hari ini, cuma beda setahun dari konser 35 tahun,” kata dia. Menurutnya konser malam itu adalah momen istimewa untuk merayakan keabadian.
Kritik Pemerintah Lewat Lagu
Konser semakin menarik saat KLa Project menyelipkan kritik sosial melalui lagu ‘Dekadensi’. Di layar panggung menampilkan grafis-grafis tulisan seperti, "Antikorupsi Harus Dimulai dari Pemimpin" dan "Masyarakat Kian Permisif pada Korupsi", kemudian mengundang riuh tepuk tangan penonton.
Lalu, ‘Kidung Mesra’ juga mengalun sebagai bentuk kritik mereka terhadap situasi sosial dan politik Tanah Air saat ini. Seiring lagu ‘Waktu Tersisa’ dinyanyikan, mengalun pula iringan gamelan. Suasana kian magis, membawa penonton pada kesan akan harmoni lintas budaya yang selalu diusung band yang dibentuk sejak 1988 itu.
Kejutan Bintang Tamu
Suasana semakin meriah dengan kehadiran band alternative- pop Lomba Sihir yang membawakan lagu ‘Rentang Asmara’. Udu, sang vokalis, seperti biasa tampil dengan enerjik. Katon secara mengejutkan juga mengajak Once, yang hadir di antara penonton, untuk naik ke panggung. Mereka kemudian membawakan ‘Romansa’ bersama, diiringi biola dan bass.
KLa Project menutup malam dengan ‘Jogja’, lagu yang ikut membesarkan nama mereka, dan lagu baru ‘Tak Usah Mengejar Cinta’. Dengan total 24 lagu, termasuk hit legendaris mereka seperti ‘Tak Bisa Ke Lain Hati’ dan ‘Belahan Jiwa’, KLa Project membuktikan bahwa karya mereka tetap hidup dalam hati penggemar.
Selama 36 tahun, KLa Project telah menghasilkan delapan album dan dua album kompilasi terbaik. Beberapa penghargaan juga mereka raih, termasuk BASF Award 1991 untuk kategori lagu terbaik lewat ‘Yogyakarta’.