Kursi sebagai benda seni, karya arsitek Amerika, Kwendenche, tampil di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Inilah kria macam baru: artcraft. SEJUMLAH kursi dipajang di Galeri Lama Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pekan lalu. Ini bukan peragaan desain, melainkan "Pameran Kursi Sebagai Benda Seni". Semuanya karya Kwendenche, arsitek Amerika, salah seorang perancang Plaza Indonesia. Pada waktu-waktu luang, Kwen bekerja secara tetap di studionya di kawasan Tulodong. Kursi sebagai benda seni karya Kwendenche itu sekilas mirip patung yang dibuat dengan keinginan main-main. Fungsi kursi sebagai perangkat duduk masih terlihat dengan jelas: senantiasa ada kaki dan landasan duduk. Namun, aspek fungsi ini tidak lagi penting. Kwen memang tidak sesungguhnya ingin membuat kursi. Ia cenderung menjadikan kursi-kursi ciptaannya sebagai media ekspresi. Karena itu, ia menjuluki karya-karyanya: "kursi sebagai benda seni" disingkat "kursbeni". Pada pameran pekan lalu, Kwen menampilkan 35 karya yang dibuatnya selama 35 bulan. Sebagian pernah dipamerkan di rumahnya di kawasan Tulodong, Jakarta (TEMPO, 26 Agustus 1989). Kesan paling menonjol pada karya kursi Kwen: mudah akrab. Kursi memang obyek yang segera bisa dikenali. Di samping itu, hampir semua karyanya hasil rakitan berbagai benda sehari-hari yang mudah dikenali, seperti sepatu, sadel, peralatan dapur, ban, besi tua. Mengapa kursi? Secara kebetulan, Kwen menemukan daya kursi menampilkan ekspresinya. Kursi ditemukannya memiliki struktur unik: berkaki, stabil, dan mempunyai bagian vertikal, yang biasanya berfungsi sebagai sandaran. Prinsip kursi ini adalah salah satu acuan Kwen dalam berkarya. Gagasan awal dalam proses berkaryanya sering muncul di sekitar kaki kursi. "Semacam membangun basis karya," katanya. Dari sini, gagasannya merambat ke landasan kursi dan sandaran. Acuannya yang lain adalah penggunaan benda sehari-hari. Dari benda-benda ini, Kwen mengaku bisa mengekspresikan kesan yang didapatnya sehari-hari. Misalnya, kehidupan di Jakarta. Dilihat dari proses berkarya, merakit benda-benda (assemblage), "Lebih menantang daripada membuat karya dengan suatu material khusus," katanya. Bagi publik Indonesia, hal paling menarik dari pameran Kwen adalah pernyataannya. "Sejak kecil, saya mengenal kerajinan di lingkungan keluarga petani di mana saya dibesarkan," katanya. Kria di tangan Kwen punya kekhususan. Di masa kini telah diperkenalkan sebuah lingkaran kria baru: artcraft. Inilah jenis karya-karya Kwen. Produk kria ini tidak sama dengan kria yang kita kenal. Artcraft, yang umumnya dibuat dalam jumlah terbatas, dihargai sebagai karya seni. Seperti karya seni pada umumnya, artcraft mengandung ekspresi individual senimannya. Bedanya dengan karya seni prinsip-prinsip estetik artcraft lebih bisa diterima umum. Dengan kata lain, mengikuti kaidah-kaidah keindahan yang umum. Karena itu akrab dengan publik. Penciptaan karya seni dalam pengertian umum sedikit banyak meneruskan tradisi eksplorasi. Karena itu, salah satu cirinya adalah terikat pada sejarah perkembangan seni rupa. Akibatnya, semakin lama, karya seni semakin rumit dan sulit dipahami. Artcraft, yang sedikit banyak mempunyai sentuhan dengan perkembangan desain, umumnya menampilkan pula citra desain. Beberapa karya Kwen menampakkan pula kecenderungan ini. Karya-karyanya, Kursi 15, Kursi 28, Kursi 22 adalah beberapa contoh. Aspek rancangan sangat nyata pada karya-karya ini. Perhitungan desain, ekspresi individual yang komunikatif adalah ciri yang membuat artcraft menjadi sangat menarik. Di lingkaran internasional, kria macam baru ini mulai meluas. Pameran internasional, misalnya Bazel Art Fair, kedudukannya sudah sejajar dengah bienalle internasional yang menampilkan karya seni. Pameran Kwendenche mestinya merangsang kita mencari perbandingan. Siapa tahu, seni rupa kita sebenarnya lebih dekat pada kecenderungan artcraft ini. Tradisi kerajinan kita, kecenderungan membuat karya dekoratif dalam seni rupa kita adalah beberapa tanda. Pada prinsip-prinsip seni rupa kontemporer, artcraft tidak harus lebih rendah dari karya seni. Jim Supangkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini