Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Lahir dari badai maut dari badai

Bangladesh mengalami badai maut kedelapan di abad ke-20 ini. merenggut 125 ribu jiwa dan lebih dari satu juta ton beras lenyap ditelan angin dan ombak. banyak bantuan datang ke bangladesh.

1 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEREKA lahir dari badai, dan badai pula yang memanggil mereka kembali. Dua puluh tahun lalu, ketika Bangladesh masih bagian timur Pakistan, topan merenggut setengah juta jiwa rakyatnya. Dalam kesengsaraan, kecewa atas sikap saudaranya di barat yang kurang tanggap, Bangladesh menuntut pisah. Namun, kemerdekaan tak membawa damai. Yang ada badai dalam berbagai bentuk: 10 juta manusia tergusur akibat perang saudara dengan Pakistan, sementara di dalam negeri kudeta dibalas kudeta. Akibatnya, 110 juta rakyat Bangladesh termasuk yang termiskin di dunia, dengan pendapatan per kepala hanya US$ 160. Mei lalu, 125 ribu jiwa dan lebih dari satu juta ton beras lenyap ditelan angin dan ombak. Ini badai maut kedelapan Bangladesh di abad ke-20. Alam Bangladesh, bak dua tangan yang merangkul Teluk Benggali, memang membuat topan betah mampir. Tapi bagaimana menjelaskan semua itu pada bocah yang kelaparan dan hanya bisa bertanya: mengapa?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus