ATENG SOK TAHU
Cerita, Skenario, Sutradara: Hasmanan
Produksi: PT Rapi Film.
***
ATENG dan Iskak adalah modal utama membikin film ini. Kesan
macam begini terlalu sulit dihindari selepas menyaksikan Ateng
Sok Tahu. Cerita yang khusus dikarang untuk merangkai kesempatan
melawak bagi Ateng dan Iskak plus Bagyo memang bukan tak ada.
Tapi inilah jenis cerita yang telah terulang berkian kali dalam
sejumlah film banyolan buatan Indonesia.
Pokoknya begini itu yang mereka sebut cerita: si pelawak bekerja
pada seorang tuan, lantaran kerjanya tidak beres maka dipecat.
Pindah ke tempat kerja lain, tidak beres lagi, pecat lagi.
Supaya cerita ada akhirnya, tentu suatu kali ada tuan atau
nyonya yang merasa cocok dengan pekerjaan pelawak itu, dan
cerita berakhir di sana.
Maka jenis lawakan akan terus beralih dari satu tempat kerja ke
tempat kerja lainnya. Seharusnya memang demikian. Dan Hasmanan
bukannya tidak tahu soal tersebut. Bisa terlihat pada berbedanya
bentuk lelucon pada bengkel mobil dengan lelucon di rumah S.
Bagyo. Sayangnya, lelucon itu hanya berbeda dalam itu film, tapi
tidak dengan film lain maupun dengan pekerjaan rutin para
pelawak itu di luar film.
Walhasil, maka muncul kembalilah Hasmanan yang dulu membikin
serial Bing Slamet Setan Jalanan dan Bing Slamet Sibuk. Di sana
Hasmanan tidak lebih dari koordinator yang jauh dari kesibukan
sebagai seorang sutradara. Yang punya mau adalah para pelawak,
dan kerja Hasmanan cuma bikin akur dengan kerja kamera. Dalam
Ateng Sok Tahu, jelas pula ketidak-hadiran Hasmanan yang pernah
membikin film Pemberang beberapa tahun silam. Ia terlalu baik
kepada para pelawak dan produser, sehingga Ateng Sok Tahu bukan
saja tidak ketahuan ujung pangkalnya, tapi juga penuh dengan
klise-klise yang sudah dikenal oleh para penonton lewat
panggung, layar tv maupun sejumlah film banyolan buatan dalam
negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini