Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

London Berkisah Tentang Mereka

Film yang brutal dalam kata-kata. Natalie Portman dinominasikan Academy Award yang akan diumumkan hari ini.

28 Februari 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CLOSER Sutradara: Mike Nichols Skenario: Patrick Marber Pemain: Julia Roberts, Jude Law, Natalie Portman, Clive Owen Produksi: Columbia Pictures

Warna kelabu dan suram kota London menegaskan satu hal: pada akhirnya, cinta lebih sering menjauhkan dan membunuh daripada mendekatkan dan menyatukan. Kisah dimulai dengan Dan (Jude Law), seorang penulis obituari sebuah harian di London, bertemu dengan Alice (Natalie Portman), seorang migran Amerika yang bekerja sebagai seorang penari telanjang di London. Dan, seperti sebagian wartawan umumnya, bercita-cita menulis sebuah novel. Dari pertemuan sesaat, tanpa sentuhan; seluruh wajah Alice seolah mengusap seluruh tubuh Dan hanya dengan pandangannya. Dan itulah seks di depan lensa sutradara Mike Nichols.

Kisah meloncat ke sebuah masa depan. Dan dan Alice sudah tinggal bersama. Dan telah menyelesaikan novelnya dan membutuhkan sebuah foto dirinya untuk sampul bukunya. Maka tokoh Anna muncul. Diperankan dengan penampilan yang cemerlang oleh Julia Roberts, Anna adalah seorang fotografer sosok wajah London. Cantik, dewasa, anggun, dan memiliki ketetapan di dalam ucapan dan tindakannya. Kemudian Mike Nichols melakukannya kembali. Antara sepasang mata Anna di balik lensa kamera dan wajah Dan terjadi sebuah "persetubuhan" dalam bayang-bayang. Sekilas kecupan yang kemudian berakhir pada hubungan gelap yang berlangsung untuk waktu yang lama. Selanjutnya kita diperkenalkan pada tokoh Larry (Clive Owen), seorang dokter kulit yang secara tak sengaja berkenalan dengan Anna dan kemudian menikahinya. Keempat tokoh ini kemudian bertemu pada pembukaan pameran foto karya Anna yang menggambarkan seluruh carut-marut penduduk kota London; termasuk wajah Alice yang basah oleh airmata setelah mengetahui hubungan Dan dan Anna.

Film tentang cinta, seks, dan pengkhianatan ini adalah film yang sama sekali tidak melibatkan satu pun adegan seks atau bahkan tak ada sehelai benang pun yang jatuh dari tubuh para wanita (meski melibatkan seorang penari telanjang). Artikulasi Mike Nichols adalah melalui bahasa tubuh, warna langit London, dan kata-kata, kata-kata dan kata-kata. Dan itu semua kemudian bisa menjadi senjata yang jauh lebih tajam dan mematikan daripada sebuah visualisasi yang terang dan menjelas-jelaskan.

Ketika Larry "mengumumkan" satu malam bersama seorang pelacur, Anna mengumumkan hubungan gelapnya Dan. Pertengkaran antara sepasang suami-istri itu bukan lagi persoalan "keterbukaan" dan "kejujuran", melainkan sebuah pertandingan untuk saling menyakitkan.

"Di mana kalian bercinta?" tanya Larry menginterogasi Anna.

"Di sofa."

"Berapa kali? Apa kamu mencapai klimaks?"

"Dua kali."

"Apa dia lebih hebat daripada saya?"

"Dia lebih lembut."

Tanya-jawab interogatif ini jauh lebih brutal daripada adegan kekerasan mana pun. Pengkhianatan dan cinta sudah saling berbaur dan semakin mengaburkan tujuan perkawinan. Pengkhianatan selalu menjadi tema penting dalam film layar lebar, tetapi Mike Nichols adalah satu dari sedikit sutradara yang menyajikannya dengan menggunakan kekuatan kata-kata yang brutal.

Semua pemain pun kali ini memerankan tokoh-tokoh yang jauh dari karakter yang lazim mereka perankan. Julia Roberts yang lebih dikenal sebagai aktris termahal dalam film komedi romantik dengan tawa yang lebar kini ditekankan menjadi seorang fotografer sukses yang anggun, dewasa. Nichols tampak terlalu berusaha membuat Julia Roberts tampak jauh lebih "tua" dan "dewasa" agar terlihat kontras dengan sosok Alice, gadis cantik yang tampak kekanak-kanakan dan girlie. Jude Law yang lazim tampil sebagai lelaki kaya yang manja dan menjengkelkan (The Talented Mr. Ripley) kini muncul sebagai lelaki yang jatuh cinta pada istri lelaki lain dan bingung oleh perasaannya sendiri yang penuh kecamuk dan kekalahan. Kedua lelaki dalam film ini seolah saling bertukar pasangan tanpa sengaja.

Mungkin kegilaan dalam film ini hampir tak terbayangkan dalam hidup nyata. Ketika Anna menyodorkan surat perceraian kepada suaminya untuk ditandatangani, sang suami memberikan syarat untuk tak menyulitkan perceraian asal "kau bercinta denganku sekali lagi, seperti seorang pelacur".

Hubungan, percintaan, dan seks dalam film ini adalah sesuatu yang gelap dan desktruktif. Nichols sama seperti udara London; dia sumber yang menyemburkan kesuraman dan dia menyemburkannya ke layar lebar dengan sempurna.

Leila S.Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus