Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Nyoman Nuarta Gubah Mobil Kenangan Pacaran Jadi Patung

Sebagian mobil asli milik mertua Nyoman Nuarta menyatu dalam patung seberat 1,5 ton yang berbahan tembaga.

16 September 2019 | 14.53 WIB

Patung berjudul Loco karya Nyoman Nuarta dipamerkan Sabtu 14 September 2019 di Nuart Sculpture Park Bandung. (ANWAR SISWADI)
Perbesar
Patung berjudul Loco karya Nyoman Nuarta dipamerkan Sabtu 14 September 2019 di Nuart Sculpture Park Bandung. (ANWAR SISWADI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Kenangan masa lalu menjadi sebagian tema kekaryaan baru pematung Nyoman Nuarta. Seniman kondang berusia 67 tahun itu menggubah sedan Mercedes Benz lawas menjadi karya seni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kenang-kenangan saya waktu pacaran pakai mobil itu,” katanya di Nuart Sculpture Park Bandung miliknya Sabtu malam, 14 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usai pembukaan pameran dua karya terbarunya yang akan dibawa keliling ke Cina 2020, Nuarta berkisah. Menurutnya mobil itu dulu milik orangtua pacar yang kini jadi istrinya, Cynthia Laksmi. “Mobil Mercy, happy-happy tapi pakai mobil mertua,” ujarnya. Sebagian mobil aslinya menyatu dalam patung seberat 1,5 ton yang berbahan tembaga.

Nuarta sebelumnya pernah bercerita, saat masih kuliah Seni Patung di Institut Teknologi Bandung ia didesak calon mertuanya segera menikahi putrinya. Dia sempat berdalih tak punya biaya untuk berkeluarga namun tak digubris.

Akhirnya pada 1976 seniman kelahiran Tabanan, Bali 14 November 1951 itu menikah dengan Cynthia Laksmi yang dua tahun lebih muda. Pernikahan mereka menghasilkan dua orang putri, Tania dan Tasya.

Mulai mematung sejak 1975, Nuarta mengaku kekaryaannya beraliran realisme. Karyanya tersebar di berbagai tempat dan daerah, sebagai benda seni kolektor maupun patung di ruang publik. Karya fenomenalnya yang baru rampung yakni Garuda Wisnu Kencana (GWK), di Bali. Proyek yang berjalan selama 20 tahun itu sempat mangkrak dan dirundung berbagai masalah.

Mulai 2020 ia akan pameran keliling di Cina dengan karya terbarunya. Keinginannya untuk membuat karya berukuran besar terhambat kondisi tempat ruang pameran dan pengapalan. Tinggi kontainer misalnya hanya 2,5 meter. “Kalau patung itu perlu kesabaran dan hitungan akurat dari ukuran dimensi,” ujarnya.

Bongkar pasang patung jadi pilihan untuk menyiasati kendala pengangkutan dan akses ruang pamer. Rencananya karya patung mobil dan lainnya yang berukuran besar ingin ditempatkan di dalam ruangan. Tata lampu diperlukan untuk menghadirkan kesan makin ciamik. “Kalau outdoor perlu pertimbangan lain karena patungnya bisa rusak.”

ANWAR SISWADI

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus