UNFAITHFUL
Sutradara : Adrian Lyne
Skenario : William Broyles Jr.
Pemain : Richard Gere, Diane Lane
Ketika angin New York menggedor-gedor tubuh semampai Conny Sumner (Diane Lane), malapetaka itu dimulai. Sebuah sosok tampan bernama Paul Martel tak sengaja menumbuknya di tengah raungan angin siang yang ganas itu. Belanjaan Conny berserakan; buku-buku Martel bertebaran. Mereka bersentuhan. Dan selebihnya… erotika dan bencana.
Sutradara Adrian Lyne, yang selalu mencoba menjelajahi seksualitas dalam film 9 1/2 Weeks, Fatal Attraction, dan Indecent Proposal, memiliki satu hal yang diyakini sebagian feminis, di antaranya Susan Faludi: perempuan di dunia ini terbagi menjadi dua. Yang jahat: perempuan jalang atau pelacur. Yang baik bagai malaikat: sang istri dan ibu yang bercahaya bak bidadari. Para lelaki di dunia hanyalah korban. Kira-kira itulah gambaran Lynch dalam film kontroversialnya, Fatal Attraction (Glen Close dan Michael Douglas) dan Indecent Proposal (Demi Moore dan Robert Redford). Para lelaki, meski akhirnya "terpaksa" membunuh lawannya, selalu digambarkan sebagai makhluk yang baik, yang terpaksa berbuat kriminal karena situasi.
Film ini memiliki plot yang sederhana. Conny adalah istri bahagia Edward Sumner (Richard Gere) dan ibu yang baik dari Charlie, putra mereka yang lucu dan bandel. Hidup di daerah suburban, pinggir New York, dengan kemapanan dan ketenteraman, film ini toh dibuka dengan musik yang segera memberikan sugesti bahwa akan ada peristiwa yang menegangkan. Ternyata ketegangan ala Lyne, seperti biasa, adalah adegan-adegan seksual yang agak "kreatif": di toilet restoran, di bioskop…, tetapi efek apa yang timbul kemudian? Tidak ada.
Gere dan Lane menampilkan akting rata-rata. Ketampanan Olivier Martinez memang satu-satunya yang membuat posisi aktor Richard Gere jadi tampak domestik dan "sudah lewat". Tetapi, setelah bermain dalam film The Horseman on the Roof, tempat Martinez juga tampil sebagai ksatria berkuda yang berhubungan dengan istri orang (Juliette Binoche), ada baiknya Martinez mulai menghindar dari typecast alias peran-peran yang menjebloskannya dalam satu stereotip.
Memang Lyne memiliki keahlian menyunting. Visualisasinya pun, meski tidak orisinal, tetap memiliki daya kejut. Tapi plotnya yang mudah ditebak dan serba menghakimi sosok perempuan akhirnya melelahkan. Lyne seperti seorang sutradara nyinyir yang memiliki obsesi menghajar para wanita yang kuat dan memiliki independensi. Bahkan itu diakui dalam sebuah wawancara, saat filmmenyulut kehebohan, bahwa dia hanya menghormati perempuan yang bekerja di rumah dan mengurus anak-anaknya. Well Mr. Lyne, welcome to 21st century….
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini