Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Patung Pancoran: Sejarah, Fakta, dan Maknanya sebagai Tekad Bung Karno

Ketahui fakta menarik Patung Pancoran yang dibangun menggunakan harta Bung Karno dengan cara menjual mobil pribadinya

9 Januari 2025 | 19.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto Patung Pancoran karya Rudy Sunandar, yang menjadi bahan perbincangan netizen. (twitter.com/@Gmontadaro)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal sebagai Patung Pancoran terletak di Jalan Gatot Subroto, Menteng Dalam, Kecamatan Pancoran, Kota Jakarta Selatan. Salah satu ikon dari Jakarta tersebut tercatat beberapa kali dibersihkan, seperti pada September 2014 dan Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai salah satu monumen bersejarah bagi bangsa Indonesia, Patung Pancoran menyimpan banyak nilai dan makna. Lantas, bagaimana asal-usul Patung Pancoran? 

Sejarah Patung Pancoran

Melansir portal resmi Ensiklopedia Sejarah Indonesia (ESI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Patung Pancoran didirikan atas prakarsa Presiden ke-1 RI Sukarno pada 1965. Monumen tersebut dibangun sebagai wujud penghormatan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), Garuda Indonesia, penerbang, dan penggiat dunia kedirgantaraan Indonesia yang turut berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Patung Pancoran berbentuk seorang “manusia angkasa” yang berdiri di atas beton melengkung setinggi 27 meter. Patung setinggi 11 meter tersebut dirancang oleh maestro pematung ternama Indonesia, yaitu Edhi Sunarso. 

Monumen Patung Dirgantara dibuat dari perunggu dan mempunyai bobot 11 ton. Adapun proses pembangunannya dipimpin oleh pimpinan tim dari PT Hutama Karya (Persero), Ir. Sutami. Patung tersebut didesain agar dapat menyambut para pengunjung yang baru tiba di Jakarta, karena letaknya strategis, yaitu dekat Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang kala itu masih menjadi bandar udara (bandara) utama. 

Seperti halnya proyek-proyek infrastruktur lain yang dilaksanakan di era Demokrasi Terpimpin, pembangunan Patung Pancoran sempat tertunda karena Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia (G30S PKI). Pada akhirnya, monumen tersebut berhasil diselesaikan pembangunannya pada akhir 1966. 

Makna Patung Pancoran

Mengacu pada kc.umn.ac.id, biaya pembangunan Patung Pancoran dipikul sendiri oleh Bung Karno dengan rela menjual mobil pribadinya. Total biayanya pada 1964 adalah Rp12 juta, atau bila dikonversi pada 2015 sekitar Rp114 miliar. 

Rencananya, pendirian Monumen Patung Dirgantara hanya satu tahun, tapi meletusnya G30S PKI menghambatnya. Hingga pada akhirnya muncul spekulasi bahwa patung tersebut adalah sebuah alat pencukil mata orang-orang PKI. Bung Karno pun menepis kabar yang beredar dan mengatakan bahwa patung tersebut adalah peringatan tonggak sejarah penerbangan Indonesia, yang dimulai sejak zaman kolonial Belanda. 

Untuk diketahui, bangsa Indonesia sudah mulai mengendalikan pesawat sejak revolusi fisik pada 1945 dan terus berkembang berkat ilmu pengetahuan. Selain pilot, Indonesia juga sudah bisa memproduksi pesawat sendiri, tidak hanya pesawat komersial tetapi untuk kebutuhan militer pula. Atas dasar itulah, Bung Karno ingin mengabadikan capaian tersebut dalam bentuk monumen. 

Fakta-Fakta Patung Pancoran

Berikut beberapa fakta menarik tentang Patung Pancoran:

-   Bung Karno mengawasi pembangunannya, sehingga merepotkan dalam hal pengawalan.

-   Konon monumen tersebut tidak hanya melambangkan keperkasaan kedirgantaraan, tetapi juga sebagai salah satu petunjuk di mana Bung Karno meletakkan hartanya yang diyakini dapat melunasi utang negara.

-   Lokasi yang dipercaya sebagai tempat penyimpanan harta Bung Karno adalah Taman Monumen Pahlawan Proklamasi Kemerdekaan Soekarno-Hatta, kawasan Monumen Nasional (Monas), Istana Negara, Lapangan Banteng, Graha Angkasa Pura, Masjid Istiqlal, hingga ada yang menyebut ditenggelamkan di sebelah utara Pantai Ancol.

-   Bung Karno mencontohkan sendiri dengan tubuhnya bagaimana Patung Pancoran seharusnya dibuat.

-   Sebelum maket patung dibuat Edhi Sunarso, Bung Karno berkali-kali memperagakannya.

-   Diperlukan sekitar 25-30 kilogram jeruk nipis untuk membersihkan Patung Pancoran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus