Pendiri EKI Dance Company, Rusdy Rukmarata Meninggal, Gigih Berkarya dalam Perawatan Stroke

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri EKI Dance Company, Rusdy Rukmarata meninggal pada Rabu, 19 April 2023 pukul 11.30 WIB dalam usia 61 tahun di Manggarai, Jakarta Selatan. Kabar duka yang bermula dari pesan Whatsapp ini dibenarkan Manager Strategic Partner/Badan Pengawas EKI Foundation Danang Soerjono kepada Tempo, dua jam lalu.

“Benar, Direktur Artistik dan founder EKI Dance Company meninggal setelah sempat kami bawa ke sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan,” kata Danang menuturkan. Rusdy meninggalkan seorang istri yang juga koreografer dan anggota Dewan Kesenian Jakarta, Aiko Senosoenoto dan empat anak, yakni Miki, Nala, Ara, dan Raka.

Sejak Februari, Rusdy Rukmarata Terkena Serangan Stroke

Danang menuturkan, sudah sejak Februari lalu, Rusdy mengalami serangan stroke. Tapi serangan ini tidak melumpuhkan semangatnya untuk terus berkreasi. Ia bahkan menyutradarai pertunjukan Ken Dedes Musikal pada 19 Maret 2023 di Ciputra Artpreuner, Jakarta.

Demi kesuksesan pertunjukan, Rusdy memutuskan menjalani pengobatan rawat jalan. “Beliau ingin konsentrasi di pertunjukan karya musikal,” kata Danang. Tapi rupanya,stroke yang dideritanya ini berkomplikasi ke organ dalam lainnya. “Sampai tadi pagi rupanya sampai ke jantung.” 

Danang menuturkan, hingga akhir hayatnya, Pandita Utama di Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia ini masih gigih berkarya. “Bahkan, saat kami meminta beliau konsentrasi perawatan, beliau masih ingin mengkoreografi, menyutradarai Ken Dedes Musikal sampai Maret kemarin," kata dia.

Gigih Berkarya meski Dalam Perawatan

Bahkan, selama menjalani perawatan seusai pertunjukan, Rusdy masih memiliki gagasan besar. “Beliau sebenarnya punya gagasan untuk membuat pertunjukan ulang Ken Dedes Musikal pada September tahun ini, jadi masih ngajakin rapat terus. Beliau juga berencana menggelar Festival Musikal Indonesia bersama Kemendikbud pada Oktober mendatang.”

Rusdy Rukmarata, kelahiran 6 Agustus 1962 mendirikan Eksotika Karmawibhangga Indonesia Dance Company sejak 1996 bersama istrinya, Aiko Senosoenoto. “Pertama masih sanggar di sebuah rumah makan, lalu merancang musical company bersama Aiko, istrinya,” kata Danang. Pendirian perusahaan musik ini dilakukan setelah merampungkan studinya di London Contemporer Dance School.

Saweran Online di Masa Pandemi untuk Safety Net Pelaku Tari

Kegigihan Rusdy dalam mengkreografi tarian ini dibenarkan Yola Yulfianto, Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta. “Pada masa pandemi, ketika koreografer dan penari sulit karena tidak ada pekerjaan,mas Rusdy menginisiasi program Indonesia Dance Network yang salah satu programnya adalah saweran online. Ini menjadi program safety net pelaku tari,” kata Yola kepada Tempo.