Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Profil Vincent van Gogh, Pelukis Masyhur yang Lukisannya Sedang Dipamerkan secara Multisensori di Jakarta

Pameran multisensori lukisan karya Vincent van Gogh banyak diminati masyarakat. Siapa itu Vincent van Gogh?

10 Juli 2023 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung menyaksikan pameran multisensori karya seni Vincent Van Gogh yang bertajuk Van Gogh Alive di Mall Taman Anggrek, Jakarta, Kamis, 6 Juli 2023. Pameran karya pelukis legendaris asal Belanda Vincent Van Gogh yang ditampilkan dalam bentuk proyeksi digital itu dibuka untuk umum pada 7 Juli hingga 9 Oktober 2023 dengan target 300 ribu pengunjung. Tiket pameran dijual dengan berbagai kategori mulai dari Rp152.000 hingga Rp243.200. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pameran multisensori karya seni Vincent van Gogh bertajuk Van Gogh Alive di Mall Taman Anggrek, Jakarta dibuka pada Kamis 7 Juli 2023 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Animo masyarakat terhadap pameran tersebut sangat tinggi, bahkan menimbulkan beberapa keluhan di media sosial, karena jumlah pengunjung membludak sehingga banyak pengunjung lain yang merasa tidak dapat menikmati karya van Gogh dengan khidmat.

Lantas, siapa itu van Gogh?

Dilansir dari Britannica.com, pelukis berambut pirang ini lahir pada 30 Maret 1853 di Belanda. Banyak yang menganggap bahwa van Gogh merupakan pelukis Belanda tersohor setelah Rembrandt van Rijn dan salah satu pelukis pasca-impresionis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lahir di keluarga yang sulit secara ekonomi, membuat van Gogh kecil harus bekerja. Pada Juni 1873, dirinya bekerja di Galeri Groupil di London. Di sana, dirinya jatuh cinta dengan budaya Inggris, sekaligus seorang perempuan bernama Eugenie Loyer.

Ketika Eugenie Loyer menolak lamaran van Gogh, van Gogh putus asa. Ia kemudian dipecat dan kembali ke Belanda untuk menjadi Pendeta. Namun, keika ia disuruh untuk mengikuti ujian bahasa Latin untuk kepentingan menjadi pendeta, dia justru menolak. Hal tersebut membuat van Gogh ditolak oleh berbagai komite evangelis untuk menjadi pendeta.

Dilansir dari biography.com, pada musim gugur 1880, van Gogh memutuskan untuk pindah ke Brussel, Belgia dan menjadi seorang seniman. Secara finansial, van Gogh didukung oleh saudaranya Theo van Gogh.

Vincent van Gogh kemudian memulai kariernya sebagai pelukis dengan melukis lukisan perdana berjudul “Potato Eaters.” Setelah itu, dirinya tercatat telah melukis 2.100 karya, terdiri dari 860 lukisan cat minyak dan lebih dari 1.300 cair air, gambar dan sketsa.

Beberapa lukisan van Gogh bahkan menjadi yang termahal di dunia, yakni lukisan berjudul “Irises” dan “Potrait of Dr. Gachet”.

Kendati demikian, akhir dari kehidupan van Gogh memilukan. Pada 27 Juli 1980, Vincent van Gogh melukis di pagi hari dengan membawa pistol dan menembak dirinya di dada. Tetapi peluru itu tidak merenggut nyawanya. Pendarahan yang dialami dari tembakan tersebut, membuat tubuh pelukis tersebut terkapar berdarah di kamarnya.

Bunuh diri ini buntut dari depresi yang ia alami. Sebelumnya, ia pernah memakan cat dan mengiris salah satu telingnya, untuk ditawarkan ke salah seorang pelacur bernama Rachel.

Kendati memiliki kisah miris, namanya kini dikenal sebagai pelukis yang berpengaruh di dunia. Meskipun van Gogh sendiri tidak pernah merasakan jerih kesuksesan dirinya sebagai pelukis, sampai peluru menembus kulitnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus