Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Selasar Pavilion Bandung selama sebulan sejak 19 Oktober 2022, menggelar pameran karya Charles-Edouard Jeanneret alias Le Corbusier berupa 70-an maket arsitektur. Peminat desain dan arsitektur seperti mahasiswa, dosen, dan arsitek berdatangan dari sekitar Bandung dan luar kota. “Mereka datang sambil ingin belajar,” kata Sunaryo, perupa yang ikut mewujudkan pameran itu di lokasi, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Mengenal Le Corbusier
Le Corbusier yang lahir pada 6 Oktober 1887 di La Chaux-de-Fonds, Swiss, hingga wafat 27 Agustus 1965, dikenal sebagai arsitek, pelukis, perencana kota, penulis, dan termasuk pelopor gerakan arsitektur modern abad ke-20. Karya perancangannya tersebar di Eropa, Afrika, Amerika, Jepang, dan India. Le Corbusier menurut Sunaryo merupakan sosok yang unik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Awalnya dia mengembangkan rancangan arsitek dari bentuk seperti kubus, piramid, kemudian ada pengaruh seni karena dia juga pelukis, ini yang membuat saya tertarik,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pameran berjudul Pro Forma Le Corbusier itu, puluhan karyanya diatur menjadi beberapa periode. Periodesasi karya untuk menandakan perubahan bentuk, kondisi sosial, dan faktor lain yang mempengaruhi bentuk rancangannya. Maketnya yang semua berwarna putih, berukuran skala seperti 1:100, 200, dan 250.
Pameran maket-maket karya Le Corbusier dengan tema Pro Forma Le Corbusier di Selasar Paviion, sebuah ruang temporer baru di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Jawa Barat, 21 Oktober 2022. Le Corbusier (1887-1965) adalah arsitek pencipta banyak karya dan pemikiran yang jadi arketipe modernisme dan fondasi bagi perkembangan arsitektur setelahnya. TEMPO/Prima mulia
Kebanyakan maket itu berupa miniatur bangunan yang dirancang untuk hunian pribadi, gedung pemerintahan, juga proyek perumahan massal. Namun begitu ada juga karya lain seperti rancangan monumen dan konsep mobil gagasan Le Corbusier.
Menurut Sunaryo, pameran karya Le Corbusier merupakan program keliling berbagai negara. Setelah berlangsung di Singapura dan Malaysia, kelompok Nenun Ruang berinisiatif membawanya ke Indonesia, dan Selasar Sunaryo menjadi tuan rumah pameran. Adapun pembuatan maketnya di Singapura.
Inisiatif untuk menelaah bentukan karya Le Corbusier melalui rekonstruksi maket, berasal dari Rene Tan, seorang arsitek sekaligus pengajar di Universitas Singapura. Di biro dan studio kampusnya, pembuatan maket dari rancangan Le Corbusier dan mempelajarinya, telah menjadi aktivitas rutin. Koleksi maket itu yang kini dipamerkan keliling berbagai negara.
ANWAR SISWADI
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Arsitek Soejoedi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.