Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Dua seniman Indonesia Eko Prawoto (Yogyakarta) dan Faisal Habibi (Bandung) memamerkan karya mereka di Brussel dan Antwerp, Belgia dalam helatan Europalia Art Festival. Karya Eko Prawoto berjudul Bale Kambang dipamerkan mulai 31 Oktober 2017- 21 Januari 2018, setelah sebelumnya mundur dari jadwal semula 28 Oktober 2017. Karya Eko pun telah berubah dari rancangan awal karena beberapa faktor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti dari siaran pers yang diterima Tempo, karya berjudul Bale Kambang ini merupakan karya yang disusun dari material Bambu. Bale Kambang merupakan karya di ruang terbuka, semacam tempat peristirahatan dalam tradisi kerajaan di masa lalu. Bagi masyarakat Asia, bambu merupakan material alam serba guna yang dipakai untuk kehidupan sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Karya Bale Kambang ini dirakit di daratan sejak 19 Oktober 2017.Dirakit sedemikian rupa sehingga menyerupai jembatan bambu yang disertai atap rakitan bambu. Karya tersebut terlihat seperti mengambang di atas air, namun sejatinya di bawahnya tersusun konstruksi yang kokoh, sehingga pengunjung dapat mengakses langsung dan berpijak di atas rakitan bambu.
Usai perakitan, bagian demi bagian mulai disatukan oleh tim display dari Indonesia. Pengerjaan ini dikerjakan di atas air Bonarparte Dock dan Museum Aan De Stroom, Antwerp. Namun pihak berwenang pelabuhan Antwerp menghentikan proses pengerjaan penyatuan karya ini dengan alasan terlalu berisiko. “Pengerjaan display dihentikan satu hari dan Galeri Nasional Indonesia berupaya menegosiasikan hal itu dan disepakati dilanjutkan keesokan harinya,” ujar Tubagus Andre Sukmana, Kepala Galeri Nasional Indonesia.
Pengerjaan pun dilanjutkan dengan pengerjaan dilakukan dari atas perahu,dan dibantu crane untuk mengangkat material bambu.Dengan penundaan tersebut, pengerjaan menjadi molor dari rencana pembukaan, sehingga karya tersebut berubah dari rancangan awalnya. Pihak berwenang juga melarang pengunjung untuk mengakses bambu-bambu tersebut dengan alasan keamanan.
Akhirnya karya tersebut hanya menjadi karya untuk kepentingan artistic semata. Namun menurut Andre, karya tersebut tetap memukau warga Antwerp dan Eropa. Dia mengatakan material bambu memang belum banyak dikenal dan dieksplorasi di Eropa. Karena itu Bale Kambang menjadi objek visual yang memiliki daya tarik sendiri dan menjadi suguhan segar bagi masyarakat Eropa.
Sementara karya Faisal Habibi berjudul Gunungan dipamerkan mulai 17 September 2017- 21 Januari 2018 di Festival Centre Gedung Dynasty, Brussels. Karya Eko dan Faisal Habibi ini merupakan pameran seni rupa kontemporer Indonesia yang diusung Galeri Nasional Indonesia dalam tema Lalu, Kini (Budaya Bendawi) atau Past Present (Materi Culture).